"Aku sangat mencintai dan menyayangi mu seumur hidupku, jangan pernah tinggalkan aku Delena,,"
Reno proyoga Mahesa menikahi Delena Ayudia Sanjaya karena perjodohan dua klurga, awal pernikahan yang di benci Reno, kini telah merubah seorang Reno Mahesa mencintai dan menyayangi istrinya, cinta yang begitu besar dan takut kehilangan Delena telah membuat Reno frustasi, Delena sedang mengalami koma dan terjatuh dari tangga, saat hamil tua.
Lalu bagaimana kah Nasib Delena dan Anak dalam kandungan nya?!
Yuk ikuti tiap episode nya hkusus minggu libur
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan keluar
Reno benar benar sudah tidak bisa konsentrasi, ia terus memaki tiga Dokter di depannya,
"Kenapa kalian tidak becus mengurus satu orang pasien, apa gunanya kalian di rumah sakit ini bila tidak bisa menyembuhkan istriku! teriak Reno frustasi.
"Delena,,! ya Tuhan apa yang terjadi pada istriku! Reno menangis sesenggukan "Biarkan aku masuk!
"Tuan,, jangan masuk,, biarkan para Dokter bekerja, kami semua akan terus berusaha" ucap salah seorang Dokter, merangkul pundak Reno dan memberikan Reno kursi untuk duduk.
Dokter Iskandar keluar dari ruangan, dengan cepat Reno mnghampirinya.
"Apa yang sudah terjadi dengan istriku,,?
"Tuan muda tenangkan dirimu, aku akan jelaskan semuanya, tapi klau tuan tidak bisa tenang aku tidak akan cerita keadaan Nona Delena"
"Cepat katakan Dokter"
"Aku akan telpon Tuan besar dulu, lebih baik tuan muda istrahat sejenak sampai Tuan Ramon dan Nyonya ada disini, mereka juga perlu tau kondisi Nona Delena"
"Kenapa tidak kau katakan sekarang saja Dok?
"karena aku tidak ingin Tuan Muda syok mendengar keadaan Nona Delena dan aku sudah berjanji pada Tuan besar untuk memberitahu keadaan Nona"
Dr Iskandar mengambl ponsel dari saku celananya dan mulai menghubungi Ramon, ia menepuk pundak Reno supaya tenang, Reno begitu gelisah, wajahnya pias, guratan wajah kesedihan terus terpancar dari raut wajahnya yang tampan, seakan tidak ada gairah lagi untuk hidup, ia terlihat begitu rapuh, terduduk lemas dengan wajah tertunduk.
"Malam Tuan Ramon"
"Ada apa Dok,, ini sudah jam satu, apa baik menelpon jam segini"
"Maaf Tuan besar bila saya mengganggu, ada hal penting yang harus aku sampaikan"
"Ada apa,,? bicaralah,,,
"Ini mengenai Nona Delena,,"
"Ada apa dengan Delena,,"
"Lebih kita bicara di rumah sakit Tuan"
"Bagaimana dengan Reno,,?!
"Tuan muda,,," Dr Iskandar menoleh pada Reno, yang sedang duduk terpaku dikursi "Sedang tidak baik, tapi aku akan menjaganya"
"Kalau begitu aku segera kesana, Iskandar bantu Reno, jangan biarkan Reno terpuruk"
"Pasti Tuan,,"
"Pah! Ada apa dengan Delena?! tanya Andini panik.
"kau panggil ibunya Delena, kita harus pergi sekarang juga ke rumah sakit!
"Apa yang sudah terjadi dengan Delena pah?! suara Andini sudah bergetar menahan tangis
"Papa juga tidak tahu mah! Iskandar tidak menjelaskan secara detail, yang penting sekarang kita harus secepatnya kesana"
"Baiklah pah, aku akan suruh pelayan untuk memanggil Helena, dia sedang tidur di kamar Reno"
"Ayo mah kita bersiap sekarang.."
Andini sudah menyuruh pelayan untuk memberitahu Helena untuk berangkat ke rumah sakit malam ini juga.
"Ada apa dengan Delena,,,?! tanya Helena cemas yang sudah berada di ruang tamu.
"Ny Helena, kau tidak usah terlalu khawatir ya, nanti saja kita minta penjelasan dari Dokter Iskandar, sekarang kita bersiap untuk berangkat ke rumah sakit"
Helena mengangguk setuju dan mereka bertiga masuk ke dalam mobil menuju rumah Sakit.
*Hospital*
terdengar suara langkah sepatu pantofel dan heels di dalam lorong rumah sakit saling berjalan beriringan, terdengar langkah cepat dan terburu buru.
"Ceklek!
"Reno,,!
Andini setengah berteriak memanggil nama Reno dan terus masuk ke dalam ruangan dimana Reno sedang duduk bersama Dokter Iskandar yang menemaninya di depan ruangan khusus kamar Delena.
"Mah,, pah,, ibu,, "
"Apa yang sudah terjadi dengan Delena,,?" tanya Andini khawatir.
"Reno,, Delena tidak apa-apa kan,,? tanya helena cemas.
Reno tersenyum getir, terlihat jelas guratan kesedihan yang sangat mendalam.
"Mari kita bicara di ruangan tamu" ajak Dr Iskandar, yang diikuti Reno, Ramon, andini dan helena, mereka semua duduk disebuah sofa dan Dr Iskandar mulai menerangkan.
"kondisi Nona Delena semakin memprihatin kan, selang untuk makanan dan minumnya tidak bisa masuk ke dalam tubuh Nona"
"Lalu bagaimana dengan keadaan mantuku? apa tidak ada cara lain agar selang infus makan dan minumnya bisa masuk kedalam tubuhnya?!
"Kondisi orang dalam keadaan koma, kemungkinan hidup hanya 40% karena tubuh nya tidak dapat merespon apapun"
"Ya Tuhan,,,?! helena membekap mulutnya, airmata sudah mengucur bebas begitu saja "Tidak Dok,, aku yakin anak ku masih bisa bertahan, aku dulu pun mengalami koma dan sekarang aku masih diksih kesempatn Tuhan untuk hidup"
"Rezeki, jodoh dan maut itu urusan Tuhan bu,, kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, masalah umur seseorang aku tidak bisa bertaruh bu, aku juga hanya manusia"
"Jangan pernah bilang istriku tidak akan bisa hidup bilang Dokter! Reno terlihat sudah tidak bisa menahan emosinya lagi, tatapan matanya tajam, tubuhnya bergetar hebat.
Ramon merangkul tubuh Reno yang terlihat tegang dan kaku "Reno tenang dulu,, kau harus sabar menghadapi semua ini, biarkan Dokter Iskandar menjelaskannya"
Dr Iskandar membetulkan kacamata minusnya, ia sedikit grogi karena melihat tatapan Reno yang mengintimidasinya "kami tiem Dokter sudah berusaha untuk bisa memulihkan kondisi Nona Delena, hampir tiga bulan kami merawat Nona Delena tapi tidak ada perkembangan sama sekali, aku bukan mengecilkan rumah sakit ini, cuma saran ku dan jalan satu-satunya membawa Nona berobat kluar Negri,,"
"Apa tidak Ada cara lain selain membawanya ke rumah sakit luar Negeri,,?!
"Itu hanyalah saran dariku saja tuan besar, Seandainya semua alat-alat tubuh Nona Delena diangkat, maaf sekali ia sudah tidak bisa bertahan lama lagi, Nona masih bisa bertahan karena adanya Alat alat bantu"
"Tidak,,, Delena,,,," hiks,, hiks,, hiks,, helena sudah tidak bisa menahan kesedihannya, "Jangan pernah tinggalkan ibu Nak,,, kasihan Anak dan suamimu,,,"
Andini merangkul pundak helena "Bu helena,, sabar bu,, kita harus kuat, kita harus yakin kalau Delena akan kembali, akupun sedih melihat kondisi si kembar dan aku selalu berdoa agar Delena secepatnya pulih" keduanya saling berpelukan dan menangis bersama.
"Kalau memang jalan keluarnya Delena harus dipindahkan kerumh sakit luar Negeri, akupun ikut saran mu Iskandar, yang terpenting mantu ku bisa kembali pulih" kata Ramon bijak
Reno beranjak dari duduknya "Aku tidak akan membawa istriku ke rumah sakit manapun!"
"Apa maksud mu Reno!
"Aku sendiri yang akan mengurus istriku pah! aku akan membawa pulang istriku ke Mansion kami, tempat dimana jadi impian Delena sejak kecil, disana lah aku, Delena dan anak anak kami berkumpul"
Helena dan Andini saling bersitatap, mereka bingung mendengar keputusan Reno yang tidak mau membawa Delena keluar Negri.
"Reno,, berpikir lah yang jernih, tidak mungkin kau menjaga Delena 24 jam, belum lagi Dokter yang akan memeriksa kondisi Delena, bila kau bawa ke Mansion keterbatasan alat pun akan jadi kendalanya"
"Papa tidak usah khawatir, aku sendiri yang akan mengurus Istriku, kalau untuk alat alat canggih akan aku minta kirimkan dari Inggris, bahkan membawa Dokter dan perawat khusus dari sana, mereka akan tinggal di Mansion ku selama istriku pulih kembali!
Hah! kluar helaan nafas kasar dari bibir Ramon, ia tau Reno keras kepala dan egois, tapi ia juga tau kualitas Reno dalam hal apapun, kadang filingnya tepat dan tidak pernah salah, Ramon hanya menerima pasrah keputusan anaknya.
"Baiklah Reno, bila itu keputusan mu, Papa tidak bisa berbuat banyak selain mendoakan yang terbaik untuk mu, Delena dan si kembar"
"Terima kasih pah!
"Iskandar,, tolong secepatnya kau urus untuk membawa mantuku ke Mansion barunya, dan kau pesan semua alat canggih untuk dipasang di kamar Delena"
"Reno,, ibu akan membantu mu mengurus Delena"
Reno menatap nanar wajah helena, ia berjalan kearah Helena dan Andini duduk, Reno merendahkan tubuhnya diantara mereka wanita yang sangat ia sayangi, Reno bersimpah sambil menangis di pangkuan helena "Maafkan aku ibu,, aku belum bisa menjadi suami yang baik untuk Delena, aku belum bisa membahagiakan nya,,,"
"Tidak Reno,, kau jangan berkata begitu,,,? helena mengelus lembut kepala Reno, Andini mengelus punggung anaknya "kau bukan saja suami yang terbaik untuk Delena, tapi kau adalah pangeran impiannya, bersyukur Delena memiliki suami yang baik dan luar biasa seperti mu Reno, kau bukan saja sangat menyayangi dan mencintai Delena, tapi kau sangat mnghormati ibu,, Terima kasih Reno"
"Ibu juga adalah ibuku, sama dengan mama yang sudah melahirkan dan membesarkan aku, terima kasih ibu sudah melahirkan Delena untukku, tanpa ada ibu, tidak mungkin aku memiliki istri Soleha dan sebaik Delena"
Ketiganya saling merangkul, Andini, helena dan Reno, mereka menangis bersama, helena sangat bersyukur ternyata Reno begitu tulus mencintai Delena.
"Terima kasih Tuhan,,, kau berikan anak ku seorang suami yang baik dan penyayang, aku yakin Delena akan bahagia bersama Reno" bathin helena tersenyum bahagia.
🌳🌳🌳🌳🌳🌳
*
*
@BERSAMBUNG
*
*
@Author buat l300 kata,, agak sedikit panjng dari biasanya, tolong yang ingin Delena kembali dari koma untuk bersabar ya, semua akan di bahas satu-satu, klau ada yg komen cerita kaya sinetron dan berbelit-belit, terserah saja, bnyak ko yg sampai 500 episode belum juga selesai, yang penting Author menulis hanya untuk hiburan semata. Mksih 🙏