Terpaksa Menikahi CEO Bisu

"ternyata di tengah-tengah kota yang begitu besar ini, masih ada anak-anak yang begitu baik dan memiliki jiwa kepedulian yang tinggi, terutama Kayla, dia sangat ramah, ceria dan sopan, andai saja Leon bisa berkenalan dengan nya, ah apa yang aku pikirkan sebenarnya," ucap Bu Maria sambil memegang kepalanya. Pusing dengan pikiran nya sendiri.

Tak lama sebuah mobil berhenti di hadapan nya, Leon keluar dari mobil tersebut dan segera menghampiri sang mama.

"Ada apa? Apa yang terjadi, apakah ibu baik-baik saja?" tanya Leon sambil memeriksa kondisi ibunya.

"Ibu baik-baik saja, hanya sedikit insiden, ibu melupakan dompet ibu, untungnya ada gadis cantik dan sangat baik, dia membantu ibu membayar tagihan belanjaan ibu, bahkan dia memarahi kasir yang menghina ibu," ucap Bu Maria sambil tersenyum.

"Ibu, bagaimana bisa lupa seperti ini, lalu di mana gadis itu, aku akan membayarnya kembali," ucap Leon sambil melihat ke sekeliling.

"Tidak perlu, dia sudah pergi, tetapi ibu mendapatkan nomer telpon nya, nanti kapan-kapan kau harus ikut ibu untuk menemui nya, ibu beralasan meminta nomor ini untuk mengembalikan uang nya, meskipun dia menolak tetapi akhirnya ibu tetap mendapatkan nomer telpon ini," kata Bu Maria sambil memperlihatkan nomer yang ada di ponsel nya.

"Astaga, ibu yasudah, ayo masuk dan kita pulang sekarang," ucap Leon yang kemudian kembali ke mobil, membuka pintu mobil dan membawa ibunya pergi dari tempat tersebut.

Malam harinya ...

*"Kayla, mau kemana?"* tanya Xavier sambil memperhatikan Kayla yang saat ini sedang bersiap-siap.

"Hmm, aku akan pergi ke hotel Marriott Vania mengadakan pesta ulang tahun di salah satu ruangan di sana, apakah boleh?" tanya Kayla kepada sang suami.

*"Aku juga ada pertemuan dengan rekan bisnis di sana, kau mau sekalian pergi bersama?"* tawar Xavier lagi.

"Wah, kebetulan sekali ya, baiklah pergi bersama saja," ucap Kayla sambil tersenyum.

Mereka yang kebetulan satu tujuan pun akhirnya memilih untuk berangkat bersama, namun Xavier dan Azka berada di ruangan lain tepat nya di lantai dua, sedangkan Kayla berada di ruangan lantai tiga.

Setelah tiba, mereka pun berpisah di lantai dua dan tiga.

"Ruangan nomer berapa ya? Aku lupa bertanya kepada Vania," ucap Kayla sedikit kebingungan mencari ruangan Vania.

Sementara itu di ruangan Vania.

"Kayla kenapa belum tiba?" ucap Vania.

"Jangan melihat ke arah kami,"

"Ya, kami sama sekali tidak melihat nya,"

"Dia mungkin ijin dengan suaminya dulu,"

Begitulah ucap para teman-teman mereka yang sudah berkumpul di dalam sana.

"Baiklah, kalian pesan makanan dulu, aku akan keluar untuk melihat Kayla," kata Vania kepada teman-teman yang lain.

"Baik," jawab mereka secara bersamaan.

Sementara itu di luar sana ...

"Sepertinya ini ruangan nya," ucap Kayla yang kemudian menerobos masuk ke dalam ruangan tersebut.

Pintu ruangan terbuka, terlihat beberapa orang laki-laki yang ada di dalam sana, sepertinya mereka bukan lah orang sembarangan, terlihat seperti beberapa rekan bisnis yang sedang bercengkrama.

"Astaga, maaf-maaf, maafkan aku, aku salah ruangan," ucap Kayla yang segera menutup kembali pintu tersebut dan keluar.

Sementara beberapa orang di dalam hanya menatap nya dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

"Cantik sekali," kata salah satu di antara mereka.

"Kau ini tidak bisa melihat wanita-wanita cantik ya," jawab yang lainnya.

"Oh ya, Leon, kau baru kembali ke Jakarta, apa rencana mu selanjutnya?" tanya mereka.

Sementara Leon, matanya masih tertuju ke arah pintu, sosok yang baru saja menerobos masuk ke ruangan itu membuat nya tertegun beberapa saat.

Ya, itu adalah ruangan Leon dan beberapa orang teman masa kecilnya, mendengar Leon kembali ke Jakarta, mereka langsung mengatur pertemuan di hotel tersebut seolah-olah reunian setelah puluhan tahun.

"Leon, kau lihat apa lagi? Perempuan itu sudah pergi," kata salah satu temannya.

"Siapa yang melihat perempuan itu, oh ya, apa yang kalian katakan tadi?" tanya Leon mulai sadar dari lamunannya.

Teman-teman nya saling pandang satu sama lain dan tertawa.

Sementara itu ...

"Kayla! Aku di sini," teriak Vania sambil mengangkat tangan.

Dia segera berlari kecil menghampiri Kayla.

"Astaga aku sangat malu," ucap Kayla sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Malu kenapa?" Vania menarik tangan Kayla.

"Andai kau tiba lebih cepat, mana mungkin aku salah masuk ruangan dan isinya laki-laki semua," ucap Kayla dengan wajah sedikit memerah.

"Oh astaga, sudah lah lupakan saja, ayo cepat yang lain sudah menunggu," kata Vania yang kemudian mengandeng tangan Kayla menuju ruangan party nya.

Beberapa jam kemudian ...

"Kayla Terima kasih banyak untuk hadiahnya, aku sangat suka," ucap Vania sambil memegang sebuah kunci mobil sport yang ternyata itulah hadiah dari Kayla.

"Apa yang tidak untuk mu," ucap Kayla sambil tersenyum.

Vania memeluk Kayla untuk mengucapkan betapa bahagianya dia dengan hadiah tersebut.

"Oh ya, hadiah dari Reyhan apa?" tanya Kayla penasaran.

"Sebuah kalung, itu juga sangat cantik," kata Vania lagi.

"Kalian sudah selesai? Mau ku antar pulang sekalian?" tanya Reyhan.

"Sepertinya Vania saja, suamiku ada di lantai bawah, aku menunggu nya saja," ucap Kayla sambil tersenyum.

"Cieeeeee, suaminya," kata Vania mengejek.

"Sudah, sebaiknya jangan ganggu dia, ayo kita pulang," kata Reyhan khawatir akan menganggu Kayla.

"Baiklah, kalau begitu Kayla kami pulang dulu," ucap Vania yang kemudian berlalu pergi setelah melambaikan tangan.

"Eh, Leon, bukan kah dia gadis yang tadi salah ruangan?" tanya sahabat Leon.

Mereka juga keluar dari ruangan untuk pulang.

Kayla menekan lift dan kemudian masuk ke dalamnya, tanpa basa-basi Leon dan sahabat nya juga ikut masuk ke dalam lift tersebut.

Kayla sama sekali tidak menyadari kalau dua orang yang satu lift dengan nya saat ini adalah orang yang ada di dalam ruangan tersebut, dia memilih untuk menghubungi Xavier dengan ponselnya tanpa menatap dua orang itu.

"Dari dekat ternyata jauh lebih cantik," bisik teman Leon yang pecicilan saat melihat perempuan cantik.

Sementara itu Leon hanya memperhatikan Kayla dengan seksama, tak bisa di pungkiri kalau ucapan temanya itu benar, wanita yang ada di hadapannya saat ini memegang sangat cantik.

Sementara itu di sisi lain ...

"Tuan muda, ada pesan di ponselmu," Azka mengingatkan Xavier yang sedang meeting dengan beberapa rekannya, ada pesan dari Kayla.

Xavier yang mendengar itu segera mengambil ponselnya dan menutup laptop yang ada di hadapannya.

Kedua rekannya hanya diam dan saling pandang.

Isi pesan:

"Kak, aku sudah selesai, kau di mana? Masih meeting?"

*"Sudah selesai, tunggu aku di depan,"* tulis Xavier.

Xavier dalam sekejap menyudahi meeting tersebut dan meninggalkan ruangan itu, siapapun boleh menunggu kecuali istrinya.

Next?