NovelToon NovelToon
Skandal Tuan Playboy

Skandal Tuan Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author:

Sebastian Adiwangsa. Nama yang selalu bergaung dengan skandal, pesta malam, dan perempuan yang silih berganti menghiasi ranjangnya. Baginya, cinta hanyalah ilusi murahan. Luka masa lalu membuatnya menyimpan dendam, dendam yang membakar hasratnya untuk melukai setiap perempuan yang berani mendekat.

Namun, takdir memiliki caranya sendiri. Kehadiran Senara Ayunda, gadis sederhana dengan kepolosan yang tak ternodai dunia, perlahan mengguncang tembok dingin dalam dirinya. Senara tidak seperti perempuan lain yang pernah ia kenal. Senyumnya membawa cahaya, tatapannya menghadirkan kehangatan dua hal yang sudah lama terkubur dari hidup Sebastian.

Namun, cara Sebastian menunjukkan cintanya pada Senara bermula dari kesalahan.

Manja di Senja

Wanita hamil lima bulan itu duduk di tepi kolam renang, kakinya bermain-main dengan air yang jernih. Sesekali ia ingin menceburkan diri, menikmati segarnya berenang seperti dulu. Namun kini tubuhnya terasa lebih berat, membawa satu nyawa kecil di dalam perutnya. Karena itu, ia memilih puas hanya bermain air di pinggir kolam.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia mengambilnya, melihat nama yang tertera di layar. Clea.

“Halo, Clea. Ada apa?” suara Sena terdengar pelan.

“Hai, Sena!” sambut Clea ceria di sebrang. “Besok kamu mau jalan-jalan, nggak?”

“Mau ke mana?” tanya Sena heran.

“Temani aku belanja barang-barang untuk apartemen baruku. Bisa, ya?”

Alis Sena langsung berkerut. “Apartemen? Kamu mau pindah ke apartemen?”

“Sudah pindah, hehe. Tapi masih banyak furniture kosong, jadi aku butuh belanja.”

“Kenapa kamu nggak bilang aku kalau pindah?” Nada bicara Sena terdengar agak kesal.

“Kan sekarang lagi bilang,” jawab Clea enteng. “Aku lagi pengen tinggal sendiri aja. Jadi, mau temani aku besok? Tenang, aku nggak bakal bikin kamu kecapekan.”

Sena terdiam sejenak, menimbang. “Hmm, aku tanya Bastian dulu ya. Nanti malam aku kabarin.”

“Ahh iya aku lupa, sahabatku yang satu ini sekarang udah jadi istri, ya,” goda Clea sambil tertawa kecil. “Ya udah, nanti malam kabarin aku kalau suamimu ngasih izin.”

“Oke, Clea. Aku akan bujuk Bastian sampai dia bolehin,” balas Sena sambil ikut tertawa.

“Love you, Sen. Nanti malam aku telepon lagi, ya.”

Panggilan berakhir. Sena menatap layar ponselnya, tersenyum tipis. Malam ini, ia harus mencari cara agar Bastian mengizinkannya pergi. Dengan hati-hati ia bangkit, meninggalkan kolam, lalu melangkah masuk ke penthouse.

...****************...

Di sisi lain, Bastian sedang berada di ruang rapat, memimpin diskusi penting tentang proyek jangka panjang perusahaannya. Ruangan itu penuh oleh para karyawan andalan yang siap mengeksekusi rencana besar tersebut. Di antara mereka, duduk pula sekretaris baru Perusahaan. Nathalie.

Rapat berjalan lancar. Bastian menunjukkan ketegasan dan kepiawaiannya dalam mengambil keputusan, membuat semua orang mengaguminya. Setelah selesai, satu per satu karyawan meninggalkan ruangan, hingga hanya tersisa Bastian dan Nathalie. Seolah memang menunggu momen itu, Nathalie tetap tinggal.

“Pak Bastian,” panggil Nathalie dengan suara lembut.

“Hmm?” Bastian menoleh singkat.

“Siang ini ada acara makan siang dengan kepala bea cukai.”

“Saya sudah tahu,” jawab Bastian dingin.

“Bapak ingin berangkat dengan siapa? Pak Tono atau Pak Wira?” tanyanya, menyebut nama dua sopir perusahaan.

“Siapa saja yang kosong.”

“Baik, Pak. Kalau begitu saya atur.” Nathalie tersenyum tipis sebelum melangkah keluar.

… … …

Tak lama kemudian, Bastian sudah duduk di dalam mobil yang akan membawanya ke tempat pertemuan. Namun tanpa diduga, Nathalie ikut masuk dan duduk tepat di sebelahnya.

Bastian sempat melirik tajam, namun ia tetap diam, memilih tidak mengusirnya.

“Maaf, Pak. Mobil depan penuh, jadi saya ikut di sini,” ucap Nathalie dengan nada lembut, atau mungkin sengaja dilembut-lembutkan.

Bastian hanya mengangguk singkat. Perjalanan terasa sunyi. Tidak ada percakapan, seakan mereka adalah orang asing. Padahal, ada jejak yang jauh lebih intim di antara mereka. Bahkan mereka sudah pernah bertukar saliva dan erangan.

Nathalie tidak suka suasana itu. Ia lalu menggeser posisi duduknya, bersandar lebih ke belakang. Gerakan itu membuat rok span pendeknya naik, menampakkan pahanya yang mulus.

Bastian tak sengaja melirik. Sekilas godaan itu mengusik pikirannya, menyulut sisa nafsu yang berusaha ia kendalikan. Namun dalam hati, ia terus memaksa dirinya memikirkan Sena. Hanya Sena.

“Lain kali, perhatikan pakaianmu,” ucap Bastian akhirnya, nadanya tegas dan dingin. “Kita akan bertemu rekan bisnis, bukan menjual badanmu kepada mereka.”

Ucapan itu membuat Nathalie terdiam.

Satu jam berlalu, acara makan siang berakhir. Setibanya kembali di perusahaan, Bastian segera menghubungi Ravian untuk menjemputnya, agar ia tidak perlu lagi satu mobil dengan Nathalie. Keputusan itu membuat Nathalie kesal.

Rencananya jelas-jelas gagal.

...****************...

Bastian pulang lebih cepat dari biasanya. Jam baru menunjukkan pukul lima sore ketika ia sudah tiba di penthouse.

Sena yang sedang duduk di ruang tamu, asyik menonton tayangan kesukaannya, sempat terkejut melihat sosok suaminya muncul begitu cepat. Namun ekspresi itu segera berganti dengan senyum lebar.

“Bastiannn!” serunya riang, berdiri dan berlari kecil menyambutnya dengan tangan terbuka.

Melihat Sena berlari dengan perut yang mulai membesar, Bastian refleks mempercepat langkahnya. Ia meraih tubuh istrinya sebelum Sena sempat berlari terlalu cepat. Mereka langsung terhanyut dalam pelukan hangat.

“Jangan lari-lari,” tegur Bastian lembut tapi tegas.

Sena hanya mengangguk patuh, lalu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Bastian, menikmati detak jantungnya.

“Mau mandi dulu?” tanyanya setelah puas memeluk.

“Hmm.” Bastian mengangguk singkat.

“Oke. Kalau udah selesai, temani aku di ruang tamu ya. Kita nonton bareng,” pinta Sena sambil tersenyum manis.

Bastian hanya tersenyum tipis lalu melangkah ke kamar. Sementara itu, Sena kembali menatap layar televisi, meski pikirannya lebih banyak tertuju pada suaminya.

… … …

Setelah menyelesaikan ritual bersih-bersihnya, Bastian turun lagi dengan kaus santai dan celana pendek. Rambutnya masih sedikit basah, aroma sabun dan segar tubuhnya langsung menguar memenuhi ruangan. Ia duduk di kursi ruang tamu dengan santai, menyalurkan auranya yang dingin namun selalu memikat.

Sena spontan mendekat, lalu menyandarkan dirinya ke tubuh Bastian. Ia mengendus lehernya, lalu pipinya, seperti anak kecil yang kecanduan wangi suaminya.

“Kamu wangi banget,” gumamnya sambil terus mengendus.

Bastian menoleh, menatapnya dengan dahi berkerut. Rasa curiga jelas terbaca di matanya. Dan benar saja, Sena tiba-tiba mengecup pipinya cepat.

“Kenapa tiba-tiba manis sekali?” tanya Bastian, matanya menyipit penuh selidik.

Sena tersenyum canggung, lalu menggulung jarinya di ujung kaus Bastian. “Bass… aku mau izin.”

Bastian langsung tersenyum miring. Rupanya aksi manja istrinya ada maksud tersembunyi. “Izin apa?” tanyanya, suaranya rendah, penuh godaan.

“Besok aku mau keluar sama Clea. Boleh ya?”

“Mau ke mana?”

“Kayaknya ke mall. Temani Clea beli barang-barang buat apartemen barunya.”

Bastian diam sejenak, jelas mempertimbangkan. Sena langsung menggenggam lengannya, matanya berbinar penuh harap.

“Boleh ya?” bisiknya memohon.

“Kamu lagi hamil. Emangnya kuat jalan-jalan di mall?” tanyanya ragu.

“Kuat kok,” jawab Sena cepat sambil mengangguk mantap. “Hitung-hitung olahraga, kan.” Ia bahkan berkedip genit, membuat wajahnya makin sulit ditolak.

Bastian akhirnya menghela napas panjang. “Ya sudah. Tapi kamu harus sudah pulang ketika aku pulang.”

“Siap, Pak Suami!” Sena langsung memeluk lehernya dengan manja. “Terima kasih, Bastian.”

“Handphone harus aktif terus,” tambah Bastian tegas.

“Okeee, siap, laksanakan!” Sena makin menempel, seperti enggan memberi jarak.

Bastian menatapnya sambil tersenyum geli. “Kamu manja sekali sekarang.”

“Mungkin bawaan bayi,” balas Sena sambil mengelus perutnya.

“Cium aku lagi,” pinta Bastian tiba-tiba.

Sena langsung mengecup pipinya berkali-kali, tanpa pikir panjang.

“Lagi,” ujar Bastian ketika Sena berhenti.

Sena sempat terkekeh, hendak kembali mengecup pipinya. Namun Bastian mendahului, mendorong wajahnya sedikit maju hingga bibir mereka bertemu.

Sena sempat terbelalak kaget, tapi kemudian pasrah dan membalas dengan lembut. Ciuman itu cepat berubah dalam, menyedot seluruh perhatian mereka berdua.

Hingga—

Pintu penthouse tiba-tiba terbuka. Ravian berdiri di ambang pintu, menatap lurus ke arah mereka yang masih saling berciuman mesra.

Sena langsung membuka matanya lebar, panik. Ia mendorong dada Bastian pelan, namun Bastian justru makin menekan ciumannya. Tangannya bahkan sempat menyusup ke balik baju Sena, membuatnya semakin kalut.

“Bastian! Ada kak Ravian!” bisik Sena putus asa, akhirnya berhasil mendorong wajah suaminya menjauh.

Bastian menoleh dengan malas, jelas kesal karena momen panasnya terganggu. Sementara itu, wajah Sena sudah merah padam karena malu.

“Masih sore udah bercumbu aja,” sungut Ravian sambil melangkah masuk.

“Ngapain lo ke sini?” balas Bastian ketus.

“Mau lihat Sena.”

Bastian hanya mendengus, lalu kembali memutar tubuhnya menghadap Sena. Dengan santai, ia kembali mendekatkan wajahnya.

“Ih, mau ngapain lagi?” Sena langsung menahan dahinya dengan telapak tangan.

“Ciuman lagi,” jawab Bastian tanpa rasa bersalah.

Sena semakin panik, mencoba mendorongnya, tapi tenaga Bastian jauh lebih kuat.

Bibir Bastian kembali mendarat di bibir Sena, kali ini tepat di depan Ravian.

Ravian hanya berdecak, lalu berbalik menuju dapur. “Serius, gue nggak mau jadi obat nyamuk di sini,” gumamnya, meninggalkan mereka berdua yang masih terjerat dalam gairah dan keintiman.

...----------------...

^^^Cheers, ^^^

^^^Gadis Rona^^^

1
sya
terlalu banyak masalah sih inimah kapan bahagianya, menderita terus perasaan
Zalirang
.
Rizky Muhammad
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Gadis Rona: Hai terima kasih sudah baca karya pertamaku bikin aku makin semangat nulis🥰
total 1 replies
elayn owo
Penuh empati. 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!