Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.
Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.
Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.
tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 27
PAGI HARI DI AKADEMI
Matahari mulai terbit secara perlahan membuat cahayanya menyebar dan menembus jendela-jendela kamar asrama para murid.
Claris yang tertidur lelap di kasurnya perlahan membuka mata karna cahaya pagi mulai menyinari kamarnya, Dia duduk sambil merenggangkan tubuhnya dan matanya langsung melihat ke arah Kael yang masih tertidur di sebelahnya
Senyum tipis muncul di sudut bibirnya memandangi bekas gigitannya di leher dan dada Kael, dia memegang setiap bekas gigitan itu sambil mengusapnya perlahan dengan suara cekikikan kecil
"Sayang sekali semalam kau membuat ku tertidur dengan sihir mu, coba saja kau hanya diam dan nikmati mungkin kita sudah–" Kata-kata terhenti sambil membayangkan apa yang akan terjadi jika saja Kael tidak membuat dia tertidur dan rona merah mulai menyebar di pipinya
Claris menampar kedua pipinya sendiri "Dasar Claris kau itu mesum atau apa? tapi... siapa juga akan menolak Kael" senyumannya mulai muncul kembali
Claris menikmati waktunya saat menyentuh dan mengelus dada dan perut Kael yang masih tertidur "Aw kamu imut banget kalau sedang tidur begini, kau sangat rentan seolah aku bisa lakukan apa pun pada tubuh mu tanpa kau ketahui"
Claris semakin tersenyum dan mendekat menciumi wajah Kael dengan gemas, Kael perlahan bangun karna merasakan ada kecupan lembut di wajahnya "Apa yang–"
Claris tersenyum cerah saat Kael bangun sambil menciumnya lagi "Pagi~"
Kael langsung duduk dan melihat ke arah Claris dengan satu tangan mengusap wajahnya "Kenapa kau harus mencium ku?"
"Karna kau manis tentu saja" Claris menjawab singkat
Kael menghela nafas "Bisa kau jelaskan apa yang merasuki mu tadi malam?"
Claris mengangkat bahunya berpura-pura polos "Kenapa? Tentu karna aku mau melakukannya apa aku harus kesurupan sesuatu dulu baru akan ku lakukan hal itu kepada mu?"
"Lagi pula kenapa tadi malam kau membuat ku tertidur!!! Kita seharusnya bisa melakukan hal itu, seharusnya kau hanya diam dan biarkan aku bekerja" Claris menggembungkan pipinya dengan kesal
Kael menyilangkan kedua tangannya sambil menatap Claris "Jangan gila deh, kalau hal itu terjadi dan ketahuan oleh ayah mu maka aku pasti akan di buru sampai ujung dunia ini"
"Mungkin kau benar,tapi tetap saja aku bisa membela mu dan menjelaskan situasinya ke ayah ku, jadi ayolah lanjutkan yang semalam ya" Claris merangkak ke arah Kael dan langsung memegang kedua bahunya mencoba menidurkan Kael lagi, dia merengek karna ingin sekali melanjutkannya
Kael mendorong Claris dengan lembut "Kita harus ke kelas, jangan lakukan hal mesum dan mari bersiap lalu kita bisa sarapan"
Claris merengek dan memeluk lengan Kael "Tidak! Aku tidak mau!"
"Claris ayolah jangan seperti anak-anak" Kael mencoba melepaskan pelukan Claris dari lengannya
Claris semakin merengek "Baiklah, kalau aku ingin aku berhenti melakukan ini maka cium aku dulu"
Keterkejutan jelas terlihat dari wajah Kael "Kau gila?"
"CIUM AKU SEKARANG!" Nada pemaksaan Claris jelas terasa
Kael mendekat dan mencium Claris dengan sedikit terpaksa, Claris yang merasakan ciuman itu langsung mendekapnya dan membalas ciuman Kael dengan segenap tenaga yang ia punya, kedua tangannya memegang erat pipi Kael tidak mau dia pergi dulu
Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Claris melepaskan ciumannya dengan nafas yang terengah-engah akibat kepuasan yang dia dapat, Kael juga terengah karna kehabisan nafas akibat paksaan
Mata Calris berbinar nakal "Kita akan lakukan hal ini lebih sering"
"Tidak makasih" Kael berdiri dan berjalan ke cermin melihat dada dan lehernya yang penuh dengan gigitan Claris
Claris hanya tersenyum dan berjalan ke kamar mandi untuk bersiap memulai hari di akademi, sementara Kael hanya frustasi karna tidak tau apa yang akan di katakan oleh orang sekitar jika bekas gigitan ini terlihat
AULA AKADEMI
Kael dan Claris berjalan menyusuri aula yang ramai untuk menuju ruang makan, Kael menarik kerah kemeja miliknya agar bekas gigitan itu tidak terlihat oleh orang-orang sekitar
Claris melirik ke arahnya sambil tersenyum "Kenapa?kau takut akan ada yang melihat? Sudahlah biarkan saja itu"
"Aku tidak takut, aku hanya malu saja lagi pula ini salah mu" Matanya menyipit sedikit kesal
Kael yang masih berjalan dengan sedikit waspada merasakan tepukan keras di punggungnya "Yo Kael, mau sarapan?kalau gitu aku dan Lyla ikut ya" Raphfael tersenyum sambil merangkul bahunya
Kael menghela nafas "Fael kau rupanya"
Lyla memeluk Claris gemas "Clarie kami ikut kalian ya"
Claris terkekeh pelan "Iya kak"
Fael tersenyum tapi segera melirik ke leher Kael yang penuh ruam merah dan bekas gigi, dia sedikit tersenyum "Wahhh bekas apa ini Kael? Bekas gigitan?"
Hening dan Kael langsung membeku di tempat, Lyla menutup mulut dengan kedua tangannya melihat ke arah Claris lalu kembali ke Kael dengan ketidak percayaan "Clarie jangan bilang itu ulah mu"
Claris malu-malu ingin menjawab "I-iya"
Fael tersenyum dan menyikut pelan tulang rusuk Kael "Aku tidak menyangka kalian bisa melakukan itu"
Gelengan cepat dari kepala Kael seolah membantah dan ingin menjelaskan sebenarnya "Bukan seperti yang kalian pikirkan"
Fael dan Lyla sama-sama terkekeh "Tenang saja kami tidak akan beritahu siapa-siapa" Lyla mengedipkan matanya ke Kael
"Lagi pula itu masalah pribadi jadi kami juga tidak berhak untuk menyebar luaskannya" Fael mengiyakan Lyla
Kael menghela nafas lega "Makasih"
"Aku ikut!!! Tunggu" Lilith muncul dari belakang mereka dengan terengah karna berhasil mengejar
"Kenapa kau terengah-engah?" Fael memiringkan kepalanya
Lilith mengusap keringatnya "Bukan apa-apa aku hanya mengejar kalian saja dan omong-omong Kael beri aku darah mu sekarang sesuai kesepakatan kita"
"Iya nanti saja di ruang makan" Kael berjalan lagi
Mereka berempat mengikutinya ke ruang makan sambil berbincang bersama sembari berjalan bersama
RUANG MAKAN
Mereka tiba dan langsung mengambil sarapan masing-masing lalu menaruh nampan berisi makanan itu dan langsung duduk bersamaan mengelilingi meja
Kael menyodorkan tangannya ke Lilith untuk membiarkannya minum darah "Nah ini dia yang ku tunggu"
Lilith langsung mengigit sambil mengisap Darah yang ada di lengan Kael dengan ekspresi menikmati di wajahnya
Claris menyipitkan matanya ke arah Lilith karna ada rasa cemburu membakar dirinya tapi dia mencoba mengendalikan emosinya untuk sekarang
"Oh ya, apa pak Arden sudah memberitahu guru-guru di akademi ini belum ya soal penyerangan di akademi ini?" Fael bertanya dengan penasaran sambil mengunyah makanannya
Kael baru teringat akan Arden "Entahlah, aku juga belum ada ke ruangannya" Kael termenung sejenak "Sejujurnya aku juga lupa menemui pak Arden karna kelelahan akibat pertarungan itu"
"Aku juga harus tetap menyelidiki pak Ricky lebih lanjut" Lilith berbicara dengan suara terpendam masih mengisap darah Kael
Suasana menjadi hening saat mereka memakan makanan mereka masing-masing mencoba menyelesaikan sarapan mereka dan bisa memulai kelas
"Aku memang harus menemui Arden" Gumam Kael
"Kami gabung sama kalian ya" Suara lembut terdengar di belakang Fael sehingga membuat dirinya melihat ke belakang dan melihat Leon dan Lyria
"Silahkan saja, tarik kursi kalian kemari" Fael tersenyum sambil menunjuk ke tempat yang masih kosong
Kursi bergeser ke arah tempat kosong yang di tunjuk Fael, Leon dan Lyria segera duduk di kursi sambil mengangguk sedikit berterimakasih
Lyria dan Claris langsung saling bertatapan tapi kali ini tidak bermusuhan sementara Leon langsung melirik Kael yang sedang makan, matanya mengamati dengan teliti tapi langsung terhenti saat melihat bekas gigitan di lehernya
Pikiran Leon langsung membeku sejenak mencoba berfikir lurus "Kael maaf kalau aku bertanya tapi bekas apa itu di leher mu?" Rasa penasaran tidak dapat ia tahan lagi
"Ini?bukan apa-apa" Jawabnya singkat mencoba tidak tersipu
Lyria menatap leher Kael laku segera menatap Claris sambil sedikit menganga, sorot matanya seolah berbicara "Kau dan dia sudah melakukan–"
Claris menangkap tatapan Lyria sambil tersenyum kecil seolah seperti mengiyakan, Lyria masih sedikit menganga dan berbisik ke arahnya "Akan ku beritahu Paman"
Senyum Claris langsung pudar dan langsung di gantikan rasa panik di wajahnya
"Jangan Lyria kumohon, jangan beritahu ayah ku" Bisiknya
"Dia harus tau betapa mesum putrinya ini"
Claris memegang tangan Lyria mencoba memohon "Jangan, ayolah aku akan memberi mu apa yang kau mau asal jangan beritahu ayah ku ya" wajah Claris langsung memelas
Lyria sedikit tertarik lalu dia menghela nafas "Baiklah, belikan aku gaun baru maka aku tidak akan beritahu ayah mu"
"Yeay, kita akan pergi akhir pekan ini" senyum cerah terbentuk di bibir Claris