Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
Pernikahan Retta dan Vanno hampir memasuki satu bulan. Baik Retta dan Vanno sudah mulai merasakan kehadiran masing-masing.
Hari itu, Sabtu, Retta dan Vanno mengantar mommy ke bandara. Mommy hendak pergi ke Spanyol selama satu minggu untuk urusan pekerjaan. Setelah itu, baru pergi menemui daddynya Vanno di Dubai, baru pulang ke Indonesia bersama-sama untuk liburan keluarga.
Setelah dari bandara, Vanno dan Retta memutuskan mampir ke minimarket dekat dengan rumah mereka. Vanno membeli keperluannya, sementara Retta berbelanja kebutuhan rumah tangga yang sudah habis.
Setelah selesai berbelanja, mereka segera kembali menuju mobil untuk melanjutkan perjalanan pulang.
*****
Sementara itu, di rumah Vanno kedatangan teman-teman sekaligus sahabat Vanno. Mereka memarkirkan kendaraan di garasi belakang yang memang lebih luas daripada garasi yang ada di samping rumah.
Ya, mereka adalah Axcell, Neo, Arya, Mario dan Johan. Mereka sudah menjadi sahabat Vanno sejak Vanno pindah lagi ke Indonesia.
Mereka berjalan masuk rumah melalui pintu belakang. Mereka mendapati bi Mar tengah memasak makan siang di dapur.
"Bi Mar, masak apa?" tanya Neo yang tiba-tiba langsung nyelonong masuk ke dalam dapur.
Seketika bi Mar terkejut dan berbalik. "Ah, aden Neo, bibi mah sudah tua Den, kaget ini," katanya sambil memegangi dada. Sementara Neo hanya nyengir kuda. "Ini bibi lagi buat sup ayam, aden-aden semua sudah makan?" lanjut bi Mar.
"Belum. Kami belum makan, Bi. Kami numpang makan disini ya," kata Arya. Sementara bi Mar tersenyum dan mengangguk.
Neo segera mendekati bi Mar dan bertanya, "Bi Mar yang baik, rumah kok sepi, tanteku yang cantik kemana?"
Bi Mar tersenyum dan menoleh, "Nyonya kan sudah kembali ke Spanyol Den, ini baru berangkat ke bandara diantar den Vanno."
"Hhaaahhhh" kata mereka serempak. Sementara bi Mar hanya geleng-geleng kepala.
"Yaaahh, ndak bisa ketemu tante ini." gerutu Neo. "Gara-gara kamu ini Jo, dari kemarin gagal mulu mau ke sini."
Sementara bi Mar hanya menggelengkan kepala melihat tingkah mereka.
Mendengar ocehan Neo, Johan mendengus kesal. "Enak saja lo nyalahin gue. Itu si Arya yang lelet ngerjain tugas si kumis, jadi molor sampai malam. Belum lagi di cafe lagi ramai, si Vanno juga sulit banget akhir-akhir ini di hubungi," kata Johan. "Lagian, emang lo mau godain nyokapnya Vanno terus, mau lo ditelan bulat-bulat sama Vanno, hah." Lanjutnya.
"Enak saja godain, gue kan cuma ngobrol doang. Lagian ya, nyokap Vanno mah beda. Coba jika dibanding nyokap kita-kita, jauh" kata Neo. "Gue curiga dari dulu, jangan-jangan Vanno itu anak angkat deh. Habisnya mommy sama daddynya masih muda banget."
Mendengar omongan Neo yang ngawur, Axcell langsung menoyor kepalanya. "Kira-kira kalau ngomong Yo, lo bisa dibuat kripik sama Vanno." Kata Axcell. Sementara Neo bergidik ngeri. Dia pernah melihat Vanno mengamuk jika sedang marah.
Sementara itu, Vanno dan Retta tiba di rumah. Vanno segera memarkirkan mobilnya di garasi samping. Dia tidak melihat mobil teman-temannya yang memang terparkir di garasi belakang.
Retta dan Vanno segera menurunkan belanjaan mereka dan membawanya masuk. Mereka masing-masing membawa dua kantong plastik besar belanjaan di kedua tangan mereka.
Begitu Retta dan Vanno masuk ke dalam rumah, mereka disambut oleh lima pasang mata yang menatap tajam.
Berbagai reaksi dari kelima orang yang tengah duduk di ruang makan tersebut sangat beragam. Tapi, semua menampilkan ekspresi wajah yang sama, terkejut.
Melihat ada beberapa orang asing di rumah, Retta segera merapatkan tubuhnya pada Vanno. Bahkan, tanpa sadar dia menempelkan tubuhnya pada lengan kiri Vanno.
Melihat hal itu, kelima sahabat Vanno membulatkan mata.
"Lo, doyan perempuan juga Van?"
\=\=\=\=\=
Adakah yang masih nungguin?