Seorang gadis yang duduk di bangku SMA yang mempunyai kepribadian yang ceria dan selalu tersenyum.
seketika semuanya berubah ketika dia di jodohkan oleh orang tuanya dengan CEO yang sangat kejam dan tak tau belas kasih.
Semua keceriaan nya dan senyum nya berubah menjadi tangisan.
hiks hiks kak jangan pukul aca"
aca terisak CEO yang telah menjadi suaminya , memukul nya tanpa belas kasihan.
apakah aca sanggup menghadapi CEO yang kejam , dingin dan tak berperasaan dan yang telah menjadi suami sah nya itu dengan belah kasihan .
Dan apakah aca bisa mengubah sifat dingin dan kejam suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 .BONEKA BABA
Assalamualaikum semuanya ✨
Sebelum baca jangan lupa like dan komen ya dukungan kalian buat aku semangat nulis cerita 😚😋
Mereka terus berbincang, sesekali saling melempar senyum dan candaan ringan. Untuk pertama kalinya suasana di ruangan kerjanya Aldo terasa hidup tidak lagi sunyi dan hening.
Namun, ketenangan itu terusik ketika terdengar suara ketukan di pintu.
Tok. Tok.
Aldo melirik. "Masuk"
Pintu terbuka Seorang pria jangkung berpenampilan santai namun berwibawa, masuk dengan senyum lebarnya yang khas.
Dimas.
Dia berhenti sejenak saat pandangannya jatuh pada Aca yang sedang duduk di sofa.
Dimas membeku.
Matanya melebar.
"Woi... ini apaan?" ucapnya kaget. "Siapa ini?wah jarang-jarang lo bawak cewek ke ruangan pribadi lo?"
Aldo menghela napas. "Jaga sikap kamu Dim"
Tapi Dimas tidak peduli. Ia melangkah mendekati Aca, lalu berdiri tepat di depannya dengan gaya usil.
Mata Dimas mengamati Aca dari atas ke bawah bukan dengan niat buruk, tapi lebih karena heran. "Lo... kayak anak SMA, Muka imut banget Serius lo istri Aldo?"
Aca membeku Ia melirik ke arah Aldo, sedikit panik.
"Ehm..." gumamnya pelan. "Iya... aku istrinya..."
Dimas melongo "APA?! Jadi beneran? Lo nikah? Gak undang gua?"
Aldo hanya memutar bola matanya dan bersandar ke kursi. "Saya gak undang siapa-siapa, kecuali Tuhan dan keluarga saya dan Aca"
Dimas bersorak kecil sambil menepuk tangan, "Wah masih bisa juga lo ngelawak gila! Aldo! Lo nikah juga akhirnya. Gua pikir lo bakal hidup bareng tumpukan dokumen sampai tua!"
Aca terkikik pelan Ia menatap Dimas yang tampak begitu santai dan kocak.
"Lucu juga istri lo. Gimana bisa tahan sama suami modelan cowok dingin kayak gini?" goda Dimas sambil menunjuk ke arah Aldo.
Aldo melotot. "Dim Mau ngomongin kerjaan atau mau saya usir kamu?"
Dimas cengar-cengir. "Santai dong Gua cuma mau minta tandatangan dokumen merger buat klien itu, Nih"
Aldo mengambil dokumen yang diberikan dan menandatanganinya cepat.
Sebelum keluar, Dimas menyelipkan candaan terakhir, "Eh, tapi jangan pacaran di kantor ya. Ini tempat kerja bukan tempat pacaran "
Aca tertawa pelan sambil menutup wajahnya. Wajahnya memerah, sementara Aldo melempar pandangan datar ke Dimas.
"Pergi sebelum saya nyuruh security angkut lo" sindir Aldo dingin.
Dimas mengangkat tangan dan keluar dengan tawa lebar "nyenye iya deh gue keluar "
Setelah pintu tertutup kembali, Aca dan Aldo saling pandang. Lalu mereka tertawa bersamaan.
"Teman kakak lucu ya" ucap Aca masih tertawa kecil.
"Lucu? Ganggu iya" sahut Aldo sambil geleng-geleng kepala.
Tak terasa hari menjelang sore. Aldo melirik jam tangannya lalu berdiri.
"Kamu masih mau ke mal?"
"Mau banget!" sahut Aca langsung semangat.
"Oke. Tapi dengan syarat jangan borong semua toko" candanya.
Aca nyengir. "Enggak kok paling cuma satu-dua lemari"
Mereka sampai di mal tepat setelah matahari mulai turun. Mereka berjalan di bersebelahan dan Aldo pun kembali menggandeng tangan Aca senyuman kecil terbit di wajah Aca, aca mulai terbiasa dengan sentuhan kecil dari Aldo.
Setelah itu mereka mulai menjelajahi mall mulai dari Aca masuk ke toko make up, memilih beberapa item seperti bedak, masker wajah, lip tint, dan eyeshadow dengan warna lembut.
Aldo hanya mengikuti dari belakang, sabar menunggu, meski kadang harus menghela napas ketika Aca bingung memilih warna shade.
Setelah dari toko make up, mereka melewati deretan butik. Aca sempat masuk ke satu toko baju dan memilih satu dress putih. Saat mencobanya, Aldo sempat terdiam melihat Aca keluar dari ruang ganti.
Saat mencobanya, Aldo sempat terdiam melihat Aca keluar dari ruang ganti
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gambar by: Pinterest
"Kak, bagus nggak?" tanya Aca sambil memutar tubuh.
Aldo hanya menatap sebentar lalu mengalihkan wajahnya, "Cantik"
Aca tersipu Ia pun memutuskan untuk membeli dress itu.
Saat keluar dari butik, matanya terpaku pada satu tokoh boneka yang menampilkan berbagai boneka lucu.
Matanya berbinar.
Ada boneka ruba lucu Aca pun mendekat, menatap boneka itu seperti anak kecil melihat permen.
"Kamu suka?" tanya Aldo sambil berdiri di belakangnya.
Aca mengangguk pelan. "Iya... lucu banget"
Aldo tersenyum tipis lalu melangkah ke kasir. Ia menunjuk boneka itu.
"Saya mau Yang itu Bungkus"
Ucap Aldo kepada karyawan yang berjaga.
"Baik tuan"
Jawab karyawan tersebut dengan ramah.
Aca terkejut. "Kakak, ngapain?"
"Buat kamu Supaya kamu inget saya, kalau kamu rindu saya kamu bisa peluk boneka itu"
Aca menatap Aldo lama. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi kali ini bukan karena ingin menangis tapi lucu nya tingkah Aldo yang membuat Aca bahagia.
Aldo menyerahkan boneka besar itu ke Aca.
"Kamu mau kasih nama apa ke boneka ini"
Aca memeluk boneka itu erat. "Aca mau namain dia baba karna dia kan ruba jadi Aca panggil baba aja"
Aldo tertawa kecil. "Bilang apa ke saya"
Aca menaikkan alis nya seakan bertanya "bilang apa kk"
Ado pun menyentil pelipis Aca "bilang makasih karna saya sudah mau membelikan kamu mainan baru"
"Oo ia Aca lupa makasih kk"
Aca tersenyum dan memeluk Aldo.
Aldo sedikit terkejut melihat tingkah Aca yang menurutnya sangat menggemaskan dan Aldo mengelus rambut halus Aca.
"Ya sudah sebelum pulang kita makan dulu"
"Oke deh aca juga laper soalnya capek belanja " Aca melepaskan pelukannya Aca sambil tersenyum manis.
Sore itu ditutup dengan makan malam mereka berdua yang cafe yang ada di mall.
Namun di sudut cafe itu tanpa mereka sadari, dua mata mengawasi dari kejauhan dengan senyuman licik nya.
Seseorang yang tak akan membiarkan hubungan mereka berjalan damai begitu saja.
Isi dong Kata-kata dari kalian untuk hari ini ges😋
> Please vote, follow, dan komen ya...
Soalnya autor udah mulai ngomong sendiri depan monitor, nanya:
“Apakah mereka suka? Kenapa nggak ada komen?” 😩💔
Ayo selamatkan autor dari overthinking berkepanjangan 😆🧠
Kata-kata buat:
Aca: