NovelToon NovelToon
SUGARBABY

SUGARBABY

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: julies

Tidak ada sugarbaby yang berakhir dengan pernikahan.

Namun, Maira berhasil membuktikan bahwa cinta yang tulus kepada seorang pria matang bernama Barata Yuda akhirnya sampai pada pernikahan yang indah dan sempurna tidak sekedar permainan di atas ranjang.

"Jangan pernah jatuh cinta padaku, sebab bagiku kita hanya partner di atas tempat tidur," kata Bara suatu hari kepada Maira. Tai justru dialah yang lebih dulu tergila-gila pada gadis ranum itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mama Olivia!

Maira membereskan peralatan ke dalam koper. Hari ini ia dan Bara akan kembali ke Jakarta. Peralatan yang ia bawa kemarin memang tidak banyak, hanya beberapa potong baju dirinya dan Bara. Maira sudah rapi, ia sudah memakai baju atasan kemeja polos ketat berwarna mocca dipadu dengan bawahan rok jeans.

Bara sendiri masih belum berpakaian. Ia masih bertelanjang dada dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Bara tampak baru saja selesai mandi, rambutnya masih setengah basah.

Maira mendekati lelaki yang telah resmi menjadi suaminya itu. Ia mengambil handuk lain lalu mulai mengeringkan rambut Bara yang masih basah. Bara tersenyum, menerima perlakuan penuh perhatian itu dari istrinya.

Bara menghentikan gerakan Maira dengan menahan kedua tangannya. Ia mengisyaratkan gadis itu untuk duduk di pangkuannya yang masih memakai handuk.

"Good Morning, Bee." ujarnya lembut seraya mengecup pelipis istrinya.

"Pagi juga sayang." balas Maira dengan tangan yang sudah melingkar di leher suaminya.

"Siap kembali ke Jakarta?"

"Bawa aku kembali secepatnya, Mas." balas Maira sambil mengecup bibir basah Bara.

"Good. Istri yang baik. Kita akan segera kembali ke Jakarta, Sayangku." Bara meraih bibir Maira dengan bibirnya sendiri.

Setelah beberapa menit saling berpagutan, Bara melepaskan ciumannya. Maira turun, membiarkan suaminya berganti pakaian. Mereka akan segera kembali ke Jakarta beberapa saat lagi.

Maira memperhatikan Bara yang sedang merapikan pakaian kasual yang telah ia kenakan. Bara memang seorang pria matang, usianya sudah tiga puluh enam tahun. Namun, ia masih nampak muda.

Tubuhnya atletis, perut berotot seksi yang membuat siapa saja mampu menelan saliva.

Dadanya berbulu, setiap Maira melakukan penyatuan dengan lelaki itu, ia akan merasakan sensasi menggelitik setiap kali dadanya bergesekan dengan dada Bara.

Apalagi aroma tubuhnya, Bara memiliki aroma tubuh maskulin yang membuat siapa saja akan meremang setiap menciumnya, membuat gadis manapun akan mabuk kepayang.

"Ayo berangkat, Bee." Bara mengulurkan jemari, Maira menyambut.

Mereka melangkah keluar kamar hotel menuju Jakarta. Dimana tantangan terberat dalam menjadi istri Barata Yuda akan segera dimulai. Setelah ini, mungkin Maira tidak akan menyadari, akan ada banyak babak-babak penuh airmata yang akan ia jalani.

***

"Mas, hmmmmm mengapa mama Mas Bara tidak hadir dalam pernikahan kita?" tanya Maira memecah keheningan.

Bara menoleh sesaat, lalu kembali melempar pandangannya ke depan. Ia bingung harus menjawab apa. Ia juga tidak mungkin mengatakan pada Maira bahwa Mama tidak tahu tentang pernikahan ini. Ibunya seorang perfeksionis. Ibunya sangat pemilih. Bara sangsi sang ibu mau memaklumi keputusannya menikah dengan Maira.

"Bee, Mama sedang tidak bisa hadir karena masih di Meksiko. Mama harus mengawasi perusahaan kami yang ada di sana, jadi dia tidak bisa datang." ujar Bara setenang mungkin. Bara memang seperti itu, jika itu mengenai Mama, ia akan menjadi orang paling gugup di dunia

"Baiklah Mas, aku mengerti." balas Maira lalu memeluk lengan Bara, menyandarkan kepalanya di bahu bidang suaminya.

Bara tersenyum atas perhatian itu. Mereka masih berada di dalam pesawat jet pribadi milik Bara.

Bara merasa bahagia, ia mencintai Maira. Sama sekali tidak menyangka akan kembali jatuh cinta setelah lama sekali ia menutup diri. Seorang Maira, gadis polos yang dulu datang untuk memberi tubuhnya dengan balasan ia mau membantu membalas dendam pada keluarga yang telah membuangnya.

Sedikit menunduk, Bara memperhatikan gadis yang telah menjadi istrinya itu. Maira masih sangat muda. Saat ini usianya bahkan baru sembilan belas tahun. Namun, tubuhnya ranum, mungkin karena penyatuan yang terlalu sering mereka lakukan jadi membuat ia memiliki bentuk tubuh yang berlekuk menggoda.

Bara sendiri tidak bisa menolak pesona gadis ini. Tak terhitung, sudah berapa gadis yang rela ingin ditiduri seorang Barata Yuda secara cuma-cuma. Namun, semuanya tak ada yang berakhir di ranjang, Bara seolah mati rasa waktu itu.

Namun setelah melihat Maira yang meliuk indah dalam balutan lingeirie saat itu, hasratnya membludak. Meminta segera memasuki dan menguasai Maira saat itu juga.

"Bee, besok sudah kembali kuliah?" tanya Bara lembut pada Maira yang sedang memandang lurus ke depan.

"Iya Mas, sebentar lagi juga libur panjang semester."

"Mas akan sering pulang cepat dari perusahaan untuk menemani dan mengajakmu keluar."

Maira menatap Bara berbinar. Ia memang menginginkan Bara lebih banyak waktu dengannya selama liburan nanti.

"Mas, apa Bibi Sofia sudah berada di rumah?" tanya Maira setelah ia menyadari tak ada Sofia atau Dimas di dalam pesawat pribadi itu.

"Iya Bee, mereka sudah kembali kemarin."

Maira mengangguk perlahan tanda mengerti. Ia kembali merebahkan kepala di bahu suaminya. Satu jemarinya bermain-main di atas dada Bara yang kancing kemejanya terbuka beberapa.

"Mas Bara, mengapa aku gugup sekali ya." gumam Maira lirih. Bara menunduk, menatap Maira yang juga sedang menatapnya.

Sebenarnya, bukan hanya Maira yang gugup, entah mengapa sedari tadi Bara pun merasakan hal yang sama. Ia juga gugup sekali, jantung terasa berdegup lebih kencang dan keras. Seperti ada firasat tidak baik yang akan segera terjadi. Namun, ia mencoba untuk tenang.

"Tenang lah Bee, itu hanya perasaanmu saja. Mungkin karena kita pengantin baru, rasanya lebih berbeda saja." Bara menepuk-nepuk pundak Maira pelan, berusaha menenangkan.

Perjalanan pulang ini mengapa rasanya jadi lebih lama bagi Bara? seolah ia tidak menginginkan untuk kembali hari ini. Rasanya terasa berat, perasaannya juga tak tenang dari kemarin.

Entahlah, semenjak mama meneleponnya beberapa hari yang lalu ada perasaan was-was dalam hatinya sendiri. Sudah enam tahun Bara tidak bertemu Mama. Semenjak kejadian memilukan tujuh tahun yang lalu, Bara seolah menutup diri termasuk dari keluarganya.

Apalagi jika terkenang permintaan Mama beberapa tahun yang lalu. Ia jadi malas sekali terlibat komunikasi.

"Mari turun, Bee." ajak Bara ketika mereka telah sampai.

Dimas ternyata telah menunggu kedatangan keduanya. Ia segera menyambut, mengambil alih koper yang sedang diseret oleh Bara.

"Selamat datang kembali, Nyonya Barata Yuda." sapa Dimas pada Maira yang nampak segar pagi ini. Mendengar itu, tak urung wajah Maira lantas bersemu merah. Terasa aneh meski ia sebenarnya suka.

"Terima kasih, Kak Dimas." sahut Maira sopan.

"Panggil saja dia Dimas, Bee." seletuk Bara sambil merengkuh tubuh istrinya untuk kembali bersandar, saat mereka telah berada di dalam mobil.

"Tidak mau! aku mau memanggilnya begitu." balas Maira, seperti biasa sesuka dirinya memberi sebutan bagi orang yang dikenalnya.

"Jangan cemburu, Tuan." goda Dimas seraya fokus menyetir.

"Diamlah Dimas, atau aku potong gajimu lima puluh persen bulan ini." gertak Bara. Dimas tertawa masam menanggapinya.

"Damai bos." Ia mengacungkan dua jari membentuk huruf V sebagai tanda damai.

"Ayo cepat, aku sudah tidak sabar ingin membawa istriku kembali ke rumah." tandas Bara setengah kesal pada asistennya itu.

Diam-diam dari balik kaca yang tergantung di langit-langi mobil, Dimas memperhatikan Maira. Gadis itu memang cantik, wajahnya ayu namun sensual. Tubuhnya juga berbentuk indah, memakai baju apa saja akan cocok untuknya. Pantas, pantas Tuan Bara tergila-gila dengan gadis ini.

Ia terkenang pada ucapan Bara dahulu, saat lelaki itu mengumpamakan Maira sebagai Wine. Minuman kesukaannya.

"Maira bagi ku tak lebih dari sekedar Wine, Dimas. Aku memang menyukainya, aku menikmatinya tapi tidak akan sampai membuatku mabuk. Sebab, pada wine aku hanya ingin menikmati, bukan untuk mabuk. Hal itu juga berlaku untuk Maira. Ia hanya untuk ku nikmati, tidak untuk membuat aku mabuk atau sampai mencintainya."

ujar Bara dengan serius saat itu.

Dimas tersenyum kecil mengenang kini betapa Bara tidak bisa jauh dari gadis bernama Maira ini. Betapa Bara pernah menjadi orang yang kacau hampir setahun kemarin hanya karena gadis bernama Maira.

Betapa Bara telah menjilat ludahnya sendiri. Hanya karena satu hal: cinta. Ia telah jatuh cinta pada gadis bernama Maira.

"Suatu saat, saya yakin anda akan mencintainya, Tuan. Bahkan sedetik pun tidak akan mampu menjauh dari gadis itu." timpal Dimas berani pada saat itu. Bara lantas tertawa keras, seolah apa yang dikatakan oleh Dimas adalah hal paling lucu yang pernah ia dengar.

"Dimas, kau lupa siapa Bara? Bara tidak mengenal cinta, bahkan selama tujuh tahun menduda, tak ada perempuan yang mampu membasahi ranjangku dengan cairannya." balas Bara sambil tertawa keras.

"Bertaruhlah denganku, Tuan. Aku yakin Nona Maira lah yang akan memenangkan hati anda nantinya." Dimas menimpalinya dengan tenang. Bara tidak membalas lagi, ia hanya geleng-geleng kepala seolah mengatakan bahwa hal itu adalah mustahil. Ia tidak akan jatuh cinta pada Maira.

Namun, kenyataannya sekarang berbeda. Maira kini menjelma bak dewi cinta. Bara pasrah pada perasaannya pada gadis itu. Bara awalnya memang menganggap Maira tak lebih dari partner tidur, namun seiring berjalannya waktu, ia malah terjebak oleh perasaannya sendiri.

Keperawanan Maira yang telah ia renggut waktu itu membuat Maira menempati tempat paling istimewa dalam hati Bara. Tubuh gadis itu yang bagaikan candu untuknya. Bara tak bisa mengelak, ia telah jatuh cinta pada Maira.

Kini gadis itu tengah berada dalam dekapannya. Tenang. Namun saat telah memasuki gerbang utama rumahnya yang tinggi, hati Bara kembali berdetak tak beraturan.

Dan saat menjejakkan kaki, ketika pintu telah dibuka oleh pelayan, ia mendapati seseorang telah menunggunya. Bara, Dimas juga Maira terdiam di depan pintu.

"Mama!" desis Bara. Nyonya Olivia melipat kedua tangannya di depan dada. Dengan setelan jas, wanita itu nampak elegan dan anggun. Tatapannya tajam, siap menusuk siapa saja yang memandang.

Dan keterkejutan mereka tidak berhenti dari sana saja. Seorang gadis kecil nampak berlari dari dalam, gadis blasteran itu menghambur menuju Bara.

"Daddy!" pekiknya girang. Bara tersentak, Maira hampir limbung mendengarnya. Bara menatap anak kecil itu dengan pandangan bertanya.

keterkejutan itu masih berlanjut saat seorang perempuan berusia kisaran dua puluh tujuh tahun melenggang anggun dengan dress kuning yang kontras dengan kulit putihnya. Rambutnya pirang bergelombang. Ia cantik!

Maira menatap Bara meminta penjelasan namun ia memalingkan wajah saat Nyonya Olivia mendekati mereka.

"Bara, siapa Nona muda ini?" tanya nyonya Olivia sambil menunjuk Maira. Maira tertunduk, ia baru kali ini melihat ibu dari lelaki yang kini telah menjadi suaminya itu.

Hening untuk beberapa saat.

"Dia... Istri asistenku, Dimas. Maira, namanya Maira." ujar Bara terbata-bata.

Maira tak sanggup menahan gemuruh di hatinya. Ia mengangkat kepala, menatap Bara penuh kekecewaan. Namun sorot mata Bara berusaha menenangkannya. Maira menggeleng, berharap ini mimpi dan ia ingin cepat bangun. Bahkan Dimas sudah menjatuhkan kopernya sedari tadi.

"Dimas, bawalah Istrimu ke atas. Kalian bisa tinggal di sini mulai hari ini. "

Maira terdiam, ada genangan airmata yang siap tumpah. Namun, Dimas dengan sigap membawanya segera naik ke atas. Dimas tahu, Bara melakukan ini terpaksa, Nyonya Olivia bisa menjadi orang yang sangat berbahaya ketika ia tidak menginginkan sesuatu.

Saat melewati anak tangga yang ketiga samar-sama terdengar Nyonya Olivia dengan sumringah memanggil nama perempuan dan anak kecil itu.

"Estrella, kemarilah sambut Bara." ujar nyonya Olivia riang. Terdengar langkah sepatu tinggi itu mendekati Bara yang masih shock ditempatnya.

"Bara, ini Serafina, anak Kevin dan Estrella, tapi ia hanya tau kau saja dan telah menganggapmu sebagai ayahnya. Ia sering memanggilmu daddy ketika melihat fotomu di rumah kita."

Maira tidak bisa lagi menahan airmatanya. Ia menangis tertahan, di samping pintu kamar, Sofia memandangnya dengan perasaan campur aduk. Dimas hanya terdiam seraya memapah Maira yang sedang terisak pelan.

"Bibi..." gumam Maira lirih. Sofia mendekati istri Tuannya itu dengan pandangan iba.

"Nona, bertahanlah, Tuan Bara pasti akan menyelesaikan ini dengan baik. Beri dia waktu." Sofia menepuk pundak Maira lembut. Ia tahu, Maira kini terguncang hebat.

Maira hanya mampu menangis sesegukan, ketika ia telah sampai di kamar. Dimas duduk di seberang. Tidak menyangka, Nyonya Olivia datang dengan membawa istri Kevin, Kakak Bara yang telah mati itu. Juga gadis kecil yang memanggil Bara dengan sebutan Daddy.

Dimas tahu, Maira telah hancur berkeping-keping saat ini.

1
lyani
Kevin menghancurkan bara melalui Sabrina
untungnya Kevin mati....kl ngga perang Baratayudha beneran
❤️ mamah kanay ❤️
semangat kak ...💪💪🥰🥰
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Natalia Martiningsih
semangat kakak💪💪💪💪💪💪💪, Gusti Allah tidak tidur
lyani
hidup harus ke depan kak Julies.....
Tuhan pasti memberikan kebaikan yg terbaik dibalik kejadian yg menimpa kita.
teruslah berpikir positif atas segala kejadian.
memang tdk mudah...
semangat kak💪
lyani
sepertinya ada hubungannya kematian ortu maira dengan Kel bara
lyani
selamat datang kembali kak Julies.... mdh2n masih betah y
lyani
sdh pernah baca tp ttp baca lagi
lyani
ini pernah release up kak kak juli? trs nggantung? sampai selesai y kak?
july: Yups kak
total 1 replies
Daplun Kiwil
terima kasih up nya thor
Natalia Martiningsih
wohooooo
othor keceh comeback again, apa kabare si Beben kak??????😂😂
masi kah pake pempers?????
july: masih kak🤣
total 1 replies
ren_iren
selalu bagus,
ren_iren
mak diriku menantikan banyolan mu mak, kangen ngakak pas baca ceritamu yg koplak... 🤗
ren_iren: siiiaappp....
july: ada yg aku publish baru kak komedi romantis coba dicek
total 2 replies
ren_iren
mak, diriku sampai sini....
ada notif langsung gassss.....
apa kabar mak, moga mak Julie yg cantik mem bahenol selalu sehat2 dan lancar semuanya Aamiin🤲
july: makasih kakka
total 1 replies
❤️ mamah kanay ❤️
makasih udh up lagi thor 🥰🥰🥰
❤️ mamah kanay ❤️
AQ kasih vote kak...
biar semangat up nya...🥰🥰🥰
❤️ mamah kanay ❤️
semangat berkarya lagi thor...
❤️ mamah kanay ❤️
Thor....aq mampir di sini
july: hallo kak, makasih ya ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!