NovelToon NovelToon
Ocean, Rain At The Midnight

Ocean, Rain At The Midnight

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:537
Nilai: 5
Nama Author: Yulyanee

Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dariku untukmu

Keadaan kediaman Seriya sangat hening, lampu-lampu bahkan sebagian besarnya tidak dinyalakan, "Sanjaya? Kau ada di sini? ... Sanjaya?"

"Sialan, dimana dia sekarang."

Seriya berlari dengan secepat yang ia bisa untuk sampai ke kamarnya. Setelah ia masuk, matanya meneliti setiap sudut kamar dengan hati-hati. Tepat di meja rias miliknya, sebuah gelang berwarna zamrud miliknya yang tertinggal di perpustakaan sudah tergeletak di sana.

Sudut mata Seriya menangkap sesuatu yang menyala, lalu ia alihkan pandangannya dan mendapati  komputernya menyala. Hari ini Seriya belum menyentuh komputer itu sama sekali.

Perlahan tapi pasti, Seriya mendekati komputernya lalu menarik kursi untuk duduk. Di sana menampilkan sebuah kiriman Email dari seseorang.

"Email ini dikirim dari Emailku yang ada di handphone."

Dia masih mengingat emailku yang ini. Apa yang membuatku masih menyimpan email ini. Dari saat itu harusnya aku menghapus email ini.

Penyesalan Seriya tidak akan bisa memperbaiki apa yang telah terjadi. Apalagi isi email ini membuat Seriya benar-benar bingung. Ia tidak bisa menemukan cara untuk memperbaikinya.

Lupakanlah dulu email ini, Seriya akan menelpon dulu Sanjaya.

"Sanjaya? Aku takut sendirian di rumah. Cepatlah kemari!"

Seseorang di seberang telpon tampaknya sedang sibuk, tapi karena Seriya menelpon ia pun luluh dan memutuskan untuk cepat-cepat pulang.

"Baiklah, aku akan kembali dalam setengah jam."

Sanjaya pun memutuskan sambungan telepon dan berniat untuk menghentikan kegiatannya untuk segera pulang. Namun, saat Sanjaya akan berbalik ia langsung ditarik oleh seseorang dari belakang dan Sanjaya pun dibantingkan ke sebuah lorong diantara dua bangungan oleh orang tersebut. Sanjaya kehilangan keseimbangan lalu terjatuh menghantam tembok dengan sangat keras.

Sebelum bangkit, ia meneliti siapa orang yang sudah menyeretnya ke tempat ini.

"Kau ... kau tidak akan bisa menyakitiku. Seriya sedang menungguku dan aku harus kembali dalam waktu setengah jam."

"Lalu apa? Kau akan mengadu padanya dan melakukan playing victim sama dengan apa yang telah kau lakukan dulu?"

Sanjaya perlahan bangkit lalu berdiri saling berhadapan dengan orang yang tadi menariknya. Pria itu kemudian memperingatkan Sanjaya dengan tegas, "Kau tidak boleh menyentuhnya, dia adalah bagianku. Jika kau menyentuhnya ... akan kuadukan kau pada ayahmu," ia pun melenggang pergi meninggalkan Sanjaya yang membeku sambil menggertakkan giginya lantaran kesal.

"Bodoh, aku masih saja setakut ini padanya ternyata. Sialan itu, aku bahkan sampai lupa dengan pistol yang ada di saku hoodieku. Seharusnya dia saja yang kutembak," keluhnya Sanjaya pada dirinya sendiri. Tanpa berdiam diri lebih lama di sana ia pun segera pulang untuk menemui Seriya.

Pria tadi memperhatikan Sanjaya yang berlalu pergi menjauh. Ia pun kemudian menghampiri seseorang yang tengah termenung di sebuah ayunan gantung di taman bermain anak-anak.

"Kau merindukan ayahmu?" tanya pria itu.

"Pemuda itu menengadah kemudian berdecak, "Tahu apa memangnya kau?"

"Bukankah kau selalu ke sini saat kau merindukan ayahmu? Apakah aku salah? ... sepertinya tidak."

Findra yang mendengan itu mendengus kesal, "Kau bertingkah seperti kau benar-benar mengenalku. Sepertinya aku harus mengingat namamu."

Ergi menyunggingkan senyumannya setelah mendengar Findra berkata seperti itu, "Sudah kukatakan sebelummya padamu kalau aku memang mengenalmu lebih lama dari yang kau tahu," Ia kemudian melanjutkan bicaranya, "kau memang harus mengingat namaku, aku Ergi Kailash. Kau bisa memanggilku kakak ... mungkin?"

"Kakak? Bukankah kau terlalu tua untuk dipanggil seperti itu?" ujarnya kemudian terkekeh.

"Senang bisa mendengar tawamu lagi setelah sekian lama. Tapi aku hanya punya sedikit waktu kali ini. Dengarkan aku kali ini saja, jadilah adik yang penurut untukku!"

"Findra, pahami yang akan kuberitahukan padamu. Berhati-hatilah dengan Sanjaya, jangan sekali-kali kau berurusan dengan bajingan itu. Kau juga harus pintar-pintar memilih teman. Lepaskanlah Seriya ... sebelum kau akan mencintai orang lain cintailah dirimu dulu. Aku akan tekankan, dimanapun kau melihat Sanjaya maka larilah untuk masuk ke dalam kerumunan. Findra ... kau tidak boleh melupakan kata-kataku hari ini!"

"Kau sedang menasihatiku? ... Aneh sekali, keluarga sendiri terasa seperti orang asing sedangkan orang asing terasa seperti keluarga."

"Kau bisa menganggapku sebagai keluargamu jika kau mau," katanya tanpa melepaskan pandangannya dari Findra.

Findra lalu turun dari ayunan gantung itu, "Kau mau pergi kemana?"

"Apa?"

"Dari kata-katamu aku merasa kau akan pergi ke suatu tempat yang jauh. Apa aku benar?"

Ergi enggan untuk menjawab apa yang telah ditanyakan oleh Findra barusan. Sebagai gantinya ia mengatakan hal lain, "Selama kau mematuhi semua ucapanku tadi, aku bisa menjamin kau akan baik-baik saja."

Perlahan Ergi mundur kemudian berbalik berniat meninggalkan Findra, tapi kemudian ia menghentikan langkahnya setelah mendengar ucapan Findra.

"Bisakah kau memberiku beberapa kalimat perpisahan? Aku menginginkannya."

Tanpa membalikkan badannya, Ergi memberikan apa yang diinginkan oleh Ergi, "Janganlah terlalu dramatis, aku akan menemui lagi nanti. Sekarang aku akan meninggalkanmu karena aku percaya kau akan bisa menangani semua ini. Kau harus menungguku sampai saat itu tiba."

"Kau berjanji akan menemuiku lagi kan?" lirih Findra.

Ergi menolak untuk membalikkan badannya untuk berhadapan dengan Findra.

"Pria sejati tidak pernah berbohong."

Begitulah perpisahan singkat dari Ergi untuk Findra. Findra hanya bisa memandangi sosoknya Ergi yang mulai menghilang tertelan oleh jarak.

Tanpa terasa, satu bulan akhirnya berlalu dengan cepat. Sanjaya dan Seriya sedang sibuk berkemas untuk pergi ke Ukraina.

"Apakah barang kita tidak terlalu banyak? Apakah kita akan tinggal lama di sana?" tanya Seriya.

"Biarlah, hanya untuk berjaga-jaga saja."

Setelah mendapat sebuah kabar dari Erwin Adhikari bahwa ia akan menikah lagi dengan penduduk asli Ukraina. Sanjaya dan Seriya memutuskan untuk turut menghadiri acara tersebut. Ukraina adalah negara pilihan Erwin setelah ia bercerai dengan Grania. Erwin memutuskan untuk mengganti kewarganegaraannya juga. Sekarang ia akan kembali menikah untuk yang ketiga kalinya.

Awalnya Sanjaya tidak akan memenuhi surat undangan tersebut. Tapi kemudian ia pun berubah pikiran. Alasan dari berubahnya keputusan Sanjaya adalah karena Seriya itu sendiri.

"Seriya, tidak apa-apa loh kalau kita tidak bisa pergi ke sana. Bagaimana dengan kuliahmu? Aku sangat yakin, jika kita datang ke sana papa pasti akan menahan kita agar tidak pulang lagi ke sini."

"Tidak apa-apa, selama inikan papa masih membiayai semua kebutuhan kita. Setidaknya kita tunjukkan rasa terima kasih kita padanya. Untuk masalah kuliah, aku bisa berkuliah di sana kan? Yang jadi masalah adalah bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Jika kau sudah berkata seperti itu baiklah. Jangan khawatirkan pekerjaanku, aku bisa bolak-balik."

Seriya sedikit kaget mendengar jawaban tersebut, "Sanjaya, ini bolak-balik negara loh. Memangnya kau tidak apa-apa."

Sanjaya tersenyum mendengar kekhawatiran Seriya mengenai pekerjaannya, "Tidak apa-apa, bagaimana kalau kita pergi sekarang?"

"Iya, kita bisa pergi sekarang."

1
Yulyanee
Terima kasih yaa untuk supportnya(*^-^)
Nami/Namiko
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
(^~^)Ara~Ara_sempai
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
Kaworu Nagisa
Mantap tenan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!