Mei Lin, seorang dokter muda dari tahun 2025, sedang dalam perjalanan darurat untuk menyelamatkan nyawa seseorang ketika sebuah kecelakaan tak terduga melemparkannya ke masa lalu. Terhempas ke laut dan terbangun di tengah medan perang, ia menemukan dirinya berada di kamp Pangeran Mahkota Rong Sheng dari Dinasti Xianhua, yang terluka parah dan sekarat.
Dengan insting medisnya, Mei Lin menggunakan alat-alat modern dari ransel besarnya untuk menyelamatkan nyawa sang pangeran, mengira ini hanyalah lokasi syuting drama kolosal. Namun, kesalahpahaman itu sirna saat anak buah Rong Sheng tiba dan justru menangkapnya. Dari situlah, takdir Mei Lin dan Rong Sheng terjalin.
Di tengah intrik istana dan ancaman musuh, Mei Lin harus beradaptasi dengan dunia yang sama sekali asing, sementara pengetahuannya dari masa depan menjadi kunci bagi kelangsungan hidup dinasti. Bisakah seorang dokter dari masa depan mengubah takdir sebuah kerajaan kuno?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R. Seftia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30: Tertangkap
Di dalam kamar yang ukurannya tidak terlalu luas, Rong Sheng dan Mei Lin terjebak di sana. Berdua. Dan terpaksa harus tidur bersama karena tidak ada lagi tempat lain yang memiliki kamar kosong.
Rong Sheng senang. Tetapi, Mei Lin tidak merasa hal yang sama. Mei Lin merasa tidak nyaman karena harus berbagi kamar dengan Rong Sheng. Mengingat status Rong Sheng, hal itu membuat Mei Lin merasa tidak enak dengan Rui Xi. Bukan hal yang baik untuk tidur satu kamar dengan suami orang lain!
"Harusnya kita tidak mengambil kamar ini. Harusnya kita cari lagi. Mungkin saja masih ada penginapan lain yang memiliki kamar kosong lebih dari satu. Ini tidak benar!" Mei Lin menghela napas dalam-dalam. Merasa tidak bisa menerima apa yang ada di hadapan matanya.
"Mau cari ke mana lagi? Bukankah kau tahu sendiri, kita sudah mencari ke banyak penginapan. Semua kamar mereka kosong. Hanya penginapan ini yang masih ada satu kamar kosong. Daripada tidur di jalanan dan mati kedinginan, bukankah lebih baik mengambil kamar ini? Toh, kita tidak akan melakukan apa-apa," kata Rong Sheng.
"Apa maksudmu dengan tidak melakukan apa-apa?" Mei Lin menatap Rong Sheng dengan tatapan tidak senang.
"Tidak... hanya saja, aku pikir kau mungkin berpikir kita akan melakukan hal lain di kamar ini," ucap Rong Sheng dengan senyumannya. Senang menjahili Mei Lin. "Jadi, apakah kau ingin melakukan sesuatu? Jika kau memberikan izin, aku siap-siap saja."
Mendengar perkataan Rong Sheng, entah kenapa, tapi tiba-tiba wajah Mei Lin memerah, terasa panas. Benar-benar tidak benar!
"Dasar gila! Tidak waras!" Mei Lin langsung berpaling dari Rong Sheng, tetapi Rong Sheng menarik tangan Mei Lin, menariknya untuk mendekat kepada Rong Sheng.
"Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu kepada seorang pangeran? Kau mungkin lupa, tapi, aku ini pangeran mahkota. Aku calon kaisar Dinasti Xianhua. Kau harus berbicara yang baik-baik kepadaku. Bukan bicara hal-hal buruk seperti itu."
Mei Lin melepaskan tangannya dari genggaman tangan Rong Sheng. "Ah, jadi sekarang kau akan berperan sebagai seorang pangeran mahkota? Baiklah, pangeran. Jika memang itu yang pangeran inginkan, saya akan mengikutinya. Malam ini, pangeran bisa tidur dengan nyaman di tempat tidur. Saya akan tidur di lantai. Sudah seharusnya begitu. Kalau begitu, selamat malam dan semoga mimpi indah."
Apa yang dikatakan oleh Mei Lin memang terdengar seperti penghormatan yang tinggi kepada Rong Sheng. Tetapi, entah kenapa, Rong Sheng justru menganggap jika hal itu adalah ejekan dari Mei Lin.
Melihat Mei Lin yang berbaring di lantai, Rong Sheng merasa sangat tidak enak. Rong Sheng sempat berpikir untuk mengajak Mei Lin tidur di tempat tidur yang sama dengan dirinya, tetapi, Rong Sheng tidak melakukannya. Rong Sheng takut untuk melakukannya. Takut memikirkan bagaimana reaksi Mei Lin nantinya. Dia pasti sangat marah. Karena itulah, Rong Sheng menunggu Mei Lin tertidur lelap. Selanjutnya, Rong Sheng mengangkat Mei Lin, menidurkannya di tempat tidur yang nyaman.
"Bagaimana bisa kau berpikir aku akan membiarkanmu tidur di lantai yang dingin, sedangkan aku tidur di tempat tidur yang nyaman. Aku tidak akan bisa melakukan hal itu, Mei Lin...." Rong Sheng terus menatap Mei Lin yang sudah tertidur lelap, membelai wajahnya dan kemudian, Rong Sheng pun berbaring di lantai. Menggantikan Mei Lin.
Setelah Rong Sheng mulai hanyut, Mei Lin membuka matanya. Ternyata, sejak tadi dia tidak tertidur. Dia hanya memejamkan matanya sebentar. Tapi, siapa sangka, saat dia menutup mata, dia dihadapkan dengan situasi yang menghangatkan hati.
"Dia harus berhenti melakukan hal itu. Dia harus segera berhenti menyukaiku. Jika hal itu terus terjadi... aku tidak bisa menjamin aku akan bisa mengendalikan perasanku juga." Mei Lin memegangi jantungnya. Debaran itu terasa sangat kuat. Jantungnya berdebar karena Rong Sheng.
Satu rahasia yang selama ini telah Mei Lin sembunyikan: ia jatuh cinta. Ia jatuh cinta kepada seseorang yang salah. Tidak seharusnya ada cinta di antara mereka. Hubungannya dengan Rong Sheng tidak akan pernah bisa terjadi! Tidak akan bisa! Sampai kapan pun tidak akan bisa!
"Kehadiranku di dunia ini saja sudah menjadi satu kesalahan yang besar. Merubah banyak takdir membuat pertumpah darah tak bisa dihindari. Jika aku mengakui perasan ini kepadamu... hal yang lebih buruk mungkin akan terjadi. Aku tidak ingin melihat pertumpah darah di mana-mana. Untuk itu... aku harus melupakanmu dan kau juga harus melupakanku, Rong Sheng. Kau harus membenciku, menjauhiku... dan jika bisa, tolong... tolong buang aku dari hidupmu." Air mata jatuh membasahi wajah Mei Lin.
Kehadirannya di dunia ini sudah mengubah banyak sejarah, membuat segala tidak bisa dikendalikan lagi. Pertikaian besar akan terjadi. Pertumpahan darah pun akan terjadi. Dan yang paling penting, Rong Sheng: kehidupannya juga akan berubah. Dan perubahan itu akan jauh lebih baik jika tidak ada Mei Lin di dalamnya. Untuk itu... Mei Lin harus cepat-cepat menemukan kakaknya, Mei Lan.
"Aku harus segera menemukan Kak Mei Lan. Hanya dengan itu aku bisa meninggalkan istana dan Rong Sheng. Aku akan pergi dengan Kak Mei Lan, lalu mencari jalan untuk pulang bersama. Aku harus segera menemukannya!" Mei Lin bertekad.
Mei Lin sudah memikirkan rencana jangka panjang setelah berhasil menemukan Mei Lan. Apapun yang terjadi, Mei Lin harus menjauh dan memutuskan hubungan dengan Rong Sheng. Mereka berdua tidak boleh bersatu. Itulah ketentuannya!
***
Keesokan paginya, Mei Lin dan Rong Sheng sudah bangun dan siap untuk melakukan pencarian lagi hari ini. Hari ini, apapun yang terjadi mereka harus bisa menemukan orang yang telah memberikan informasi itu kepada Rong Sheng.
Jika tidak berhasil menemukannya, Mei Lin dan Rong Sheng terpaksa harus kembali ke Dinasti Xianhua dengan tangan kosong. Karena satu hal yang pasti, keberadaan mereka di Dinasti Jinxi tidak boleh sampai diketahui oleh Kaisar Longwei. Karena jika kaisar sampai tahu, hal buruk mungkin akan terjadi.
"Aku sudah siap. Kita berangkat sekarang?" tanya Mei Lin. Sudah siap. Hanya tinggal menunggu Rong Sheng bersiap.
Jelas terlihat, Rong Sheng kesusahan mempersiapkan dirinya sendiri. Hal itu wajar, karena selama ini Rong Sheng selalu dibantu untuk bersiap-siap.
"Tunggu aku sebentar. Aku akan segera siap." Rong Sheng benar-benar kesulitan.
Mei Lin tidak sanggup melihat hal itu. Karenanya, Mei Lin lebih memilih untuk keluar lebih dulu. Berniat ingin menghirup udara segar dipagi hari, Mei Lin justru mendapati dirinya sendiri ditodong oleh pedang tajam yang diarahkan tepat di urat nadinya.
"Jangan bergerak! Kalian tidak bisa lari dari sini! Kalian sudah tertangkap!"
***
Bersambung.
aku jadi ngebayangin klw aku kayak gitu pasti sama takut nya ataw bahkan lebih dari itu