Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.
Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.
Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.
Ikuti kisahnya di "Two Promise"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(Part 2) Ch.29 - Perang Dimulai!
[25 Juli — 2015]
[•] Taman
*POV Megumi
Haruki menyilangkan tangan di dadanya dan menghentakkan berkali-kali kakinya ke tanah.
"Megumi. Bisa kau jelaskan dengan rinci kan?"
Dia mengerutkan alisnya, tatapan matanya sangat tajam ke arahku.
"Yah... Maaf, Haruki."
Aku tahu apa yang membuatnya marah padaku. Ini semua karena kejadian semalam.
____________________________________________________
[24 Juli — 2015]
[•] Kediaman keluarga Kamihara
"Aku pulang!"
"Selamat datang, Megumi."
Ibuku menyambut kepulanganku dengan hangat. Aku bisa mencium aroma masakan yang ibuku buat di dapur.
"Ibu masak apa hari ini?"
"Ibu masak sayur kesukaanmu loh, Megumi."
Mataku terbuka lebar seperti melihat cahaya yang terang benderang.
"Benarkah itu?!"
"Tentu saja benar, Megumi. Cepat pergi ke kamarmu dan berganti pakaian."
"Baik ibu!"
Aku bergegas berjalan ke kamarku, setelah itu aku mengganti pakaianku. Kemudian, aku pergi ke ruang makan dan makan malam bersama ibuku.
•Beberapa menit kemudian...
Aku mengatupkan tanganku.
"Terima kasih atas makanannya."
"Bagaimana rasanya, Megumi?"
"Enak sekali ibu!"
Ibuku tersenyum melihatku menghabiskan masakannya dengan lahap.
"Aku kembali ke kamar ya bu! Aku ingin mulai mengerjakan PR liburan musim panasku!"
"Baiklah Megumi. Jangan lupa untuk tidur tepat waktu ya?!"
"Baik bu!"
Aku beranjak dari kursi meja makanku, lalu kembali ke kamarku.
Setelah masuk ke kamarku, aku langsung menghampiri meja belajarku dan mulai mengerjakan PR liburan musim panasku.
Saat itu, aku tidak menyadarinya. Kalau aku melupakan sesuatu.
Aku diam terpaku di meja belajarku, yang bergerak hanyalah tangan dan mataku. Berjam-jam aku lewati untuk mengerjakan sebagian PR-ku.
•Dua jam kemudian...
Saat aku menoleh ke jam dinding yang berada di kamarku.
"Walah... sudah larut malam. Aku harus segera tidur."
Aku menutup bukuku, meletakkannya kembali bersama dengan alat tulis. Kemudian aku sedikit meregangkan badanku karena telah duduk selama 2 jam tanpa bergerak.
"Sudah saatnya untukku tidur."
Tanpa pikir panjang, aku langsung membaringkan tubuhku di ranjang. Tak lama kemudian, aku pun tertidur pulas.
•Keesokan harinya...
"Hooaaamm. Sekarang jam berapa ya?"
Setelah terbangun dari tidur, aku langsung melirik ke jam dinding di kamarku.
Mataku membelalak, jantungku berhenti berdetak sesaat.
"Gawat. Sudah telat!!"
Aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan segera mandi, lalu mengganti pakaianku.
Setelah itu, aku langsung berlari sekuat tenaga menuju taman.
•Beberapa menit kemudian...
[•] Taman
Saat aku sampai di sana. Aku tak melihat keberadaan Haruki.
"Di mana Haruki?"
Tunggu... Sepertinya ada yang salah di sini? tapi apa ya?
Mataku membelalak. Aku tak menyadarinya sejak kemarin, kalau aku belum mengirim pesan yang aku janjikan pada Haruki.
Aku pun langsung mengeluarkan ponselku dari tasku. Lalu mengetuk layarnya dengan cepat.
Dan sekitar 20 menit setelahnya, Haruki pun sampai di taman. Dengan ekspresi yang tidak senang juga tentunya.
_____________________________________________________
•Saat ini...
"Jadi seperti itulah yang terjadi, Haruki."
Aku mengatupkan tanganku berkali-kali. Memohon untuk dimaafkan olehnya.
"Jadi. Maafkan aku ya... Haruki?!"
Haruki meletakkan kedua tangannya di pinggangnya. Dia menghela napas panjang. Wajahnya terlihat menyesal.
"Baiklah, baiklah... Aku maafkan kau kali ini, Megumi."
Kemudian, Haruki mengulurkan tangannya padaku.
"Ayo kita berangkat, Megumi!"
Suaranya begitu lembut. Meskipun aku tahu kalau dia belum memaafkanku sepenuhnya.
Aku menggenggam tangannya.
"Ayo, Haruki!"
Kemudian, kami pun berjalan bersamaan. Mungkin ini adalah yang pertama, sekaligus yang terakhirnya bagiku. Hari di mana, aku bisa menghabiskan waktuku bersama dengan Haruki. Seharian ini.
* * *
[Di saat yang sama]
[•] Kediaman keluarga Yoshimoto
*POV Akari
Saat ini, aku sedang bersiap-siap untuk pergi berbelanja bersama dengan Kakak dan Kak Hana.
Kemarin Kakak terus memaksaku untuk ikut berbelanja dengannya dan Kak Hana. Aku terpaksa menerimanya karena tak ingin Kakak terus memaksaku.
Bukan hanya kemarin saja Kakak memaksaku untuk ikut berbelanja dengannya. Kakak juga sudah memaksaku sejak 4 hari yang lalu.
Awalnya aku ingin menerimanya, tetapi saat tahu harinya. Aku menolaknya.
Itu karena pada hari yang sama, Kak Megumi juga pergi berbelanja bersama dengan Kak Minamoto.
Setelah aku mendengarnya dari Kakak, kalau Kak Minamoto dan Kak Megumi menolak ajakan dari Kakak dan Kak Hana. Aku merasakan sesuatu yang aneh dari sana.
Kenapa Kak Hana tetap ingin berbelanja bersama meskipun tak ada Kak Minamoto dan Kak Megumi di dalamnya?
Pada saat itulah aku menyadari rencana terselubung Kak Hana untuk mengganggu Kak Megumi yang sedang berbelanja.
"Akari! Kau sudah siap atau belum?!"
Kakak berteriak memanggilku dari ruang ruang tamu.
"Sudah! Aku akan segera ke sana!"
Aku pun bergegas menghampiri Kakak, dan kami pun pergi bersama menuju tempat Kak Hana menunggu kami.
Sepertinya aku tak perlu mengkhawatirkan terlalu jauh. Siapa tahu kalau Kak Hana memang tidak memiliki rencana semacam itu.
•Setengah jam kemudian...
Seharusnya sih seperti itu...
[•] Mall
Saat ini, Aku, Kakak, dan Kak Hana, kami melihat Kak Minamoto dan Kak Megumi sedang belanja berduaan di toko pakaian, dan di mall yang sama dengan kami.
"Minamoto dan Kamihara-san? Kenapa mereka berdua berada di sini?!"
Aku menoleh ke arah Kakak. Gawat sekali ini, Kakak terlihat panik seperti itu.
"Kakak tenang saja... mungkin mereka tidak akan melakukan apa-apa."
"Itu benar Sakura. Mungkin mereka memang berpacaran."
Sontak aku melirik Kak Hana saat dia berkata seperti itu. Kak Hana mengeluarkan senyum liciknya.
Kau jahat sekali Kak Hana!! Kenapa kau malah membuat Kakakku semakin panik?!!
"Bagaimana Sakura? Kita ganggu mereka atau tidak?!"
"A-aku tak tahu apa hubungan mereka... Tapi sebaiknya kita lihat mereka lebih dekat lagi, Hana-chan."
Gawat... Kakak mulai terpengaruh dengan Kak Hana.
Aku harus bisa memberitahu Kak Megumi dengan segera!
* * *
[Di saat yang sama]
[•] Mall
*POV Megumi
Saat ini, aku dan Haruki sedang belanja bersama di toko pakaian di mall terdekat.
"Megumi, aku ke toilet dulu ya?!"
"Baik, Haruki. Aku akan menunggu."
Sambil menunggu Haruki kembali. Aku berkeliling sebentar dan melihat-lihat sekeliling.
Aku bertepuk tangan. "Yosh! Setelah ini pergi ke mana lagi ya?"
Di saat aku melanjutkan langkahku, seseorang tak sengaja menabrakku. Orang itu langsung membungkukkan badannya.
"Maaf, aku tidak melihatmu."
"Tidak, tidak... Anda tidak perlu meminta maaf."
Orang itu kembali mengangkat kepalanya. Mataku membelalak saat melihat wajah orang itu.
"Yoshida-san?!! Kenapa kau ada di sini?!!"
Dia tak membalas perkataanku, dan hanya menujukkan wajah tersenyum dengan lidah menjulur. Setelah itu, dia langsung pergi meninggalkanku.
Mataku mengikutinya hingga berhenti di depan toko.
Yoshida-san tidak sendirian, dia juga bersama dengan Sakura dan Akari.
Akari bertepuk tangan dan meminta maaf dalam bisu padaku. Sementara Sakura hanya diam menatapku dengan tatapan kosong.
Di saat itu juga aku menyadari sesuatu.
Aku mengepalkan tanganku dengan kuat, dan mengunci Yoshida-san dalam tatapanku.
"Jadi itu rencanamu, Yoshida-san... Tak akan aku biarkan kau berbuat sesukamu." batinku.
Tetapi... Bagaimana caraku dapat membuat Haruki tidak melihat mereka?
Tak lama setelahnya, Haruki pun kembali dari toilet. Dia mengangkat tangan kanannya.
"Megumi! Maaf membuatmu menunggu."
"Kamu tak perlu minta maaf, Haruki."
Bagaimana pun caranya, aku harus bisa mengalihkan perhatian Haruki dari mereka!
Bersambung....