Aaron Dixon Destawara Adiyaksa, adalah laki-laki dingin berwajah tampan itu adalah CEO DDA Group. Dia cucu dari seorang konglomerat yang banyak menyukainya dan mengaguminya.
Alya Dinara Austin, gadis yang melamar jadi pelayan di rumah Aaron.
"Kenapa kamu mau jadi pelayan?"
"Hanya butuh pekerjaan."
"Pelayan itu pekerjaan rendahan."
"Tidak mengapa, pekerjaan apapun itu baik dan hasilnya uangnya juga halal."
Akhirnya Aaron menerima Alya sebagai pelayan di rumahnya untuk melayani dan mengurus kakeknya yang sedang koma beberapa bulan. Awalnya pelayan biasa, tapi lama kelamaan jadi pelayan yang dapat di percaya. Bahkan di senangi oleh sang empunya rumah.
Apakah ada percikan cinta antara Aaron dan Alya? Simak kisah mereka yang penuh intrik dan misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Jadi Dia ...
Aaron kembali bekerja, dia sempat lupa dengan data Alya yang di minta pada pak Gun. Setelah kepulangannya dari Singapura dan satu pesawat dengan Alya, bahkan berjejeran kursi dengan gadis itu. Laki-laki itu sangat senang, entah apa yang dia rasakan setelah lama mengobrol santai di dalam pesawat selama dua jam lebih dengan Alya.
Hari ini dia masuk kantor lebih pagi, karena sekretarisnya memberitahu proposal pengajuan kerja sama dengan Holiday Care sudah selesai dan tinggal di tanda tangani saja.
"Semua sudah siap?" tanya Aaron ketika sekretarisnya menyerahkan proposal yang dia minta.
"Iya tuan. Silakan anda periksa lebih dulu, jika ada kesalahan nanti di revisi kembali," ucap perempuan yang berpenampilan rapi menyerahkan berkas proposalnya.
Aaron menerima berkas tersebut, dia meletakannya di meja. Sang sekretaris membacakan jadwal untuk satu minggu ke depan, sambil mendengarkan Aaron membuka proposal untuk di periksa.
Beberapa kalimat pengajuan sudah bagus, tinggal melihat isi proposal dan juga atas surat pengantar yang di tujukan pada siapa. Aaron membaca setiap kalimatnya agar tidak salah, meski semua di lakukan oleh sekretarisnya yang handal. Tapi tetap dia harus memeriksanya.
Saat membaca nama pimpinan perusahaan yang di tuju, Aaron mengerutkan dahinya. Membaca ulang nama tersebut dengan mengingat sesuatu.
"Apa ini benar nama CEO Holiday Care?" tanya Aaron.
"Apakah namanya salah?" sekretaris balik bertanya.
"Bukan, apa benar nama Alya Dinara Austin CEO Holiday Care?" tanya Aaron sekali lagi.
"Menurut catatan yang pertama memang itu namanya tuan, apakah ada pergantian nama CEOnya?"
Aaron menarik napas panjang, ada kejanggalan pada nama itu. Dia kemudian mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
Tuut.
"Halo Aaron?"
"Om, nama CEO Holiday Care siapa?" tanya Aaron memastikan.
"Bukankah di sana tertera namanya?" jawab tuan Jerry yang di hubungi Aaron.
"Aku hanya memastikan saja, apa benar CEOnya itu seorang perempuan?" tanya Aaron saja.
"Ya, menurut sekretarisku memang perempuan. Katanya dia masih muda dan cantik, om rasa kalau kamu berkenalan dengannya dan bekerja sama itu di setujui akan meninkatkan wisatawan ke hotel Kencana Bali, Aaron. Om harap kamu bisa mengajaknya kerja sama," ucap tuan Jerry.
"Baiklah om, terima kasih. Aku akan usahakan untuk kerja sama dengan Holiday Care," ucap Aaron.
"Ya, semoga saja kamu bisa meyakinkan dia. Karena perusahaanmu cukup besar dan berpengaruh."
Setelah mengucapkan kata penutup, Aaron segera merapikan proposal di meja itu. Sang sekretaris masih diam, menunggu instruksi dari bosnya melanjutkan jadwal yang akan di kerjakannya mulai hari ini.
"Jadwal hari ini anda akan bertemu dengan kontraktor di kota Bandung tuan," kata sekretaris.
"Batalkan saja, buat jadwal ulang minggu depan. Aku mau berkunjung ke perusahaan Holiday Care lebih dulu," ucap Aaron.
"Tapi, mereka menunggu anda sejak satu bulan lalu tuan."
"Pokoknya jadwal ulang minggu depan, katakan pada kontraktor untuk menungguku minggu depan. Ini lebih penting dari semuanya," ucap Aaron.
Dia bangkit dari duduknya, memasukkan berkas proposal dalam tasnya kemudian berlalu meninggalkan sekretarisnya yang bingung dengan bosnya.
"Padahal tidak pernah tuan Aaron menunda pertemuan secara sepihak begini. Bukankah berkas itu baru saja di periksa?"
_
Aaron bergegas masuk ke dalam ruang kerjanya setelah dia sampai di rumahnya. Sepanjang jalan dia berpikir tentang data pribadi pelayan di rumahnya, terutama Alya. Gadis yang bekerja selama beberapa bulan di rumahnya, tapi menimbulkan kecemburuan sosial akibat kakeknya memberikan uang hibah padanya.
Setelah masuk ke dalam ruang kerja, Aaron langsung menggeledah beberapa berkas yang tersimpan di lemarinya. Beberapa kali dia membuka berkas tersebut, hingga dia terhenti pada satu berkas tebal di tumpukan terakhir.
Dia mengambil berkas itu, beberapa catatan data pribadi pelayan di rumahnya dan juga data pemalar kerja jadi pelayan dulu. Satu persatu semuanya di periksa, hingga di berkas terakhir dengan lima lembar data yang tercantum jadi satu.
Aaron mengambil data tersebut, data Alya yang sengaja di simpan paling akhir oleh pak Gun. Aaron membuka dan membaca satu persatu data Alya tersebut. Dia membaca pelan riwayat dan semua tentang gadis itu.
"Jadi nama di proposal itu benar? Kenapa pak Gun tidak memberitahuku yang sebenarnya?" ucap Aaron.
Dia benar-benar kesal telah di bohongi oleh kepala rumah tangga di rumahnya, meremas kencang kertas di tangannya. Dia bukannya marah pada gadis itu, tapi kenapa semuanya di sembunyikan.
"Kenapa pak Gun harus menyembunyikannya?" ucap Aaron lagi.
Dia menarik napas panjang, setelah itu dia membereskan semua berkas data Alya. Di masukkan ke dalam tasnya, lalu pergi dari ruang kerjanya. Langsung kembali lagi ke mobilnya, dia harus melakukan sesuatu.
Ya, Aaron akan pergi ke kantor perusahaan di mana Alya bekerja. Meski di luar kota dia akan menemui gadis itu. Gadis yang sudah membuatnya penasaran selama ini.
"Baiklah, apa yang akan kamu lakukan jika aku datang ke kantomu Alya."
_
_
******
si ratih pasti ngundang si samangka 😅