🥈 Juara 2 YAAW priode 1 2024 Genre Pria
"Tolong aku mas...Aakkh sakit sekali."
Jeritan itu terus andrew dengar ketika ia pulang kerumah ayah nya yang di kampung, Semenjak adik tiri nya hilang dan sudah satu tahun tidak di temukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nae terancam
Tangan kekar yang tidak bisa Nae pegang itu terus mencekik diri nya, Bahkan Nae di banting kelantai dengan keras nya. Tulang punggung terasa sangat sakit seakan mau patah rasa nya.
"Aagghh."
Nae menggeliat kesakitan, Namun Mbah Kuncoro masih menginjak perut gadis ini hingga rasa mual menyerang. Lambung Nae seakan mau pecah sangking kuat nya pijakan ini.
Tubuh Nae yang sedang pingsan di alam nyata pun sekarang sedang terguncang hebat, Nafas nya tersegal segal tak karuan. Tangan Nae mencengkeram erat jemari Ibu nya yang masih menangis karena anak gadis nya tak kunjung bangun.
"Ya Allah Nae! Ayo sadar lah nak." Isak Bu Winar.
Nino juga sangat lama datang nya, Tadi Bu Winar sempat minta tolong pada nya untuk memanggil Abah di padepokan. Nae pingsan usai melihat hantu, Bu Winar hapal sudah dengan kejadian seperti ini.
Pasti nya sekarang Nae berada di alam astral, Namun yang tidak di lihat ia lah. Nae tak pernah terluka atau di sakiti ketika mendapat gambaran masa lalu, Tapi sekarang berbeda posisi nya. Nae berhadapan dengan orang sakti mandra guna.
Kesaktian Mbah Kuncoro memang tidak bisa di ragukan lagi, Kini ia malah membuka celana nya untuk memperkosa Nae. Nafsu memang sangat tidak bisa di kendali kan jika hinggap di tubuh manusia jahanam.
"Tidak! Jangan lakukan itu." Pekik Nae berusaha kabur.
Namun usaha nya gagal karena Mbah Kuncoro sudah menindih tubuh nya, Senjata yang mengeras itu pun terasa sangat nyata di tubuh Nae. Air mata Nae mengalir deras karena tidak akan ada orang yang bisa menolong nya di sini.
Mata Nae masih sempat melirik orang orang yang berada di atas dipan kayu, Mereka sibuk membersih kan daging dan tulang Maharani.
"Eeemm kau wangi sekali, Tenang saja anak manis. Aku akan mendatangi mu besok, Sekarang kau puas kan aku dulu." Bisik Mbah Kuncoro sambil menjilat telinga Nae.
"Kau iblis jahanam! Allah akan membalas perbuatan mu." Pekik Nae.
"Allah mu itu tidak ada guna nya sama sekali, Aku malah lebih berguna untuk mu." Cemoh Mbah Kuncoro.
Plaaak.
Nae menampar wajah pria tua ini dengan keras nya, Namun sekali lagi hanya menyentuh udara kosong. Semakin putus asa gadis ini karena ia malah jadi kelinci di sini.
"Ya Allah."
Di pejam kan mata sambil menyebut nama tuhan nya, Ujung jari Nae terasa menyentuh lengan Mbah Kuncoro. Mata gadis ini pun terbuka lagi karena bisa menyentuh lawan nya.
Belum sempat Mbah Kuncoro bereaksi karena bisa di sentuh Nae, Nae berhasil mengambil linggis yang runcing.
"Allahu Akbar!"
Daak.
Linggis itu menghantam kepala Mbah Kuncoro hingga membuat nya berdarah, Dukun tua ini mendelik marah karena mangsa nya bisa melawan.
"Gadis kurang ajar." Teriak dukun Kuncoro merapal ilmu nya.
Nae tidak mau jika kalab lagi dengan dukun ini, Ia. Membaca ayat kursi dan mendekati Mbah Kuncoro yang memejam mata.
Jleep.
"Aarrkhhh!"
Urat leher Mbah Kuncoro sampai menonjol keluar sangking sakit nya serangan Nae, Senjata nya yang untuk menggauli banyak gadis. Kini di tusuk menggunakan linggis, Darah nya mengucur deras.
"Rasa kan itu, Kau pantas mendapat kan nya." Geram Nae segera berlari pergi.
Nae berkeliling mencari bungkusan yang Maharani katakan, Ia berniat sekarang saja membongkar nya. Karena datang kemari lumayan susah.
"Sudut yang berwarna merah di sana." Bisik suara yang tak lain adalah Maharani.
Mendapat petunjuk yang mempermudah pencarian nya, Nae segera berlari dan menggali tanah. Cukup dalam ia mengorek tanah, Dan akhir nya mendapat kan bungkusan yang Maharani katakan.
"Pasti ini yang Rani maksud." Gumam Nae.
Di masukan kedalam baju agar tidak jatuh saat ia berlari meninggal kan tempat ini, Sukma Nae harus menemukan raga nya yang berada di rumah. Ia berbalik dan siap meninggal kan tempat ini.
Tapi saat berbalik, Nae kaget karena Juragan sudah berdiri di hadapan nya dengan wajah mengeras. Nae sadar bahwa Juragan ini pun bisa melihat nya.
Jangan lupa kan kalau ilmu Juragan sama hebat nya dengan Mbah Kuncoro, Aura setan bisa Nae lihat dalam diri pria ini.
"Berikan itu padaku! Tidak usah ikut campur urusan ku." Juragan mengulur kan tangan nya.
"Kau binatang! Tapi aku rasa, Kau lebih buruk dari binatang." Geram Nae.
"Jangan sok suci kau, Ayah mu pun tak lebih baik dari aku. Dalam diri mu, Mengalir darah dari pria hina itu." Seringai Juragan.
Kini baru Nae sadari bahwa Juragan selama ini hanya berpura pura baik kepada orang, Di balik semua itu ia menyimpan sifat durjana. Bahkan anak nya pun mati dengan tragis di tabgan nya.
Wusssh.
Braaakk.
Tubuh Nae terpental menghantam dinding gudang ketika angin dari telapak tangan Juragan menghantam nya, Nae meringis kesakitan karena ada paku juga yang menancap di punggung gadis ini.
"Hueeek."
Nae muntah darah karena luka dalam yang ia derita, Juragan menyeringai senang melihat lawan nya tumbang seperti ini.
Bu Winar yang di sebelah raga Nae jadi semakin histeris, Putri nya mengucur kan darah segar dari mulut nya. Darah kehitaman, Meski sudah di elap sekali pun. Darah itu tetap saja mengalir.
"Abah! Tolong putri ku Bah." Bu Winar memekik keras ketika Abah datang.
"Ya Allah, Sungguh kejam orang yang membuat nya demikian." Lirih Abah.
Lukas dan Andrew sigap menuntun Abah agar mendekat ke raga nya Nae yang terbaring, Mulut pria tua ini terus berkomat kamit membaca kalimat Allah.
Abah duduk di lantai dengan posisi bersila, Ia harus menjemput sukma Nae. Sebelum gadis ini mati di tangan Juragan. Lukas yang memang sering di ajak Abah untuk menyembuh kan orang, Ia bersiap duduk di belakang Abah.
"Kenapa bisa seperti ini Mas?" Andrew bertanya pada Nino.
"Dia mendapat penampakan masa lalu seperti nya." Tebak Nino.
"Dia bisa? Apa kah Maharani." Andrew berkata pelan.
"Seperti nya begitu, Lihat lah adik mu ada di sana." Nino menatap Maharani yang berada di dekat Nae.
Andrew melihat kesana kemari mencari sosok adik nya, Namun Andrew tidak bisa melihat Maharani. Tentu saja ia menjadi heran, Padahal mata batin nya sudah di buka oleh sang Ibu.
"Kenapa aku tidak bisa melihat nya Mas?!" Heran Andrew.
"Tampak nya ada yang memasang pagar, Agar kau tidak berhubungan dengan Maharani." Sahut Nino.
"Pasti ini ulah nya jahanam itu, Kenapa dia jahat sekali." Geram Andrew sangat marah pada Juragan.
Ingin sekali rasa nya Andrew menghabisi Juragan, Namun ia sadar bahwa itu bukan lah hal yang mudah.