Ikhlas ... bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, namun terkadang kita dipaksa untuk menerapkan nya oleh keadaan.
Bellona Ghelsi, memaksa dirinya untuk menelan semua kenyataan pahit dalam hidupnya. Kenyataan bahwa Logan sang suami yang amat ia kagumi sebelumnya, ternyata memiliki hubungan spesial dengan Bella yang merupakan saudaranya sendiri.
Kisah masa lalu Logan dan Bella yang tak diketahui oleh Lona, membuat gadis itu merasa sangat menyesal karena harus hadir diantara mereka.
Melepaskan ..., itulah pilihan Lona! ia ingin kembali membuat jalan kehidupan nya sendiri tanpa hadirnya seorang pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Way-30
Rasa nyaman setelah mendapat perawatan dari dokter membuat Bellona benar-benar tertidur lelap di ruang kamar asing malam itu.
Gadis itu bahkan sama sekali tak menyadari bahwa Rafayel terus membelai lembut paras cantiknya dengan senyum yang tersungging di bibir.
Aku tak peduli apapun tentang masa lalu mu, Nona! kau membuatku ingin selalu melindungi mu! perasaan ini? mungkin timbul karena rasa kasihan, tapi aku benar-benar tak ingin kau menjauh dariku untuk sekarang dan selamanya.
Bagaimana pun caranya! aku akan mengejar hatimu, aku yakin! diriku pasti memiliki kesempatan!
Rafayel akhirnya turut merebahkan diri, lengan besar itu bahkan telah membelenggu tubuh ramping sang guru piano yang tampak tidak terusik oleh kehadirannya.
Sementara itu sisi lain,
Bella tampak menikmati wine pada gelas seksi yang berada dalam genggaman, pikiran nya yang terus kalut karena sikap Logan membuat Bella justru meninggalkan hotel dan sedikit mencari hiburan.
Senyum indah akhirnya tersungging di bibir Bella saat ia mendapati seseorang yang melambaikan tangan ke arahnya.
"Howdy?"
"I feel blue! you know what i mean!" wanita itu kembali menuangkan minuman saat Bhubin terduduk dihadapan nya.
"Oh honey! kau kemari untuk mencari hiburan bukan? ayolah! lupakan masalah mu! nikmati saja malam ini!"
"Dimana tepatnya Lona tinggal Bhubin? kau tak sedang mempermainkan ku bukan?"
"Untuk apa aku mempermainkan mu, Bella? kau tahu? dia terlihat begitu berantakan saat pertama kali aku melihatnya turun dari kereta."
Bella tertunduk, raut wajahnya kembali berubah datar.
"Kalian benar-benar bertengkar hebat hanya karena seorang pria?"
Tak mendapati jawaban dari Bella membuat Bhubin akhirnya justru menyambar kacang almond dan memasukkan ke mulutnya dengan santai.
"Apa dia ada menghubungi mu akhir-akhir ini? bisa diriku meminta kontak nomor ponselnya?"
"Aaah-, i-itu! aku tak bisa memberikan informasi yang jelas perihal nomor pribadinya sekarang!"
"Apa maksudmu Bhubin? jadi kau memiliki nomor ponsel Lona tapi kau tak ingin memberikan nya padaku?"
Bhubin tampak hening dengan raut wajah cemas, ia tak lagi berani berbicara sebanyak sebelumnya perihal Bellona Ghelsi.
Bagaimana ini? pria berambut ungu itu bisa kembali menghajar dan mengobrak-abrik ladang usaha milikku jika sampai orang lain tahu tentang keberadaan Bellona Ghelsi! aaaaaghh, sialan! aku jadi tak bisa memancing di air keruh karena pria ingusan satu itu!
******
Fajar menyingsing, cakrawala yang semula gelap nan pekat pun perlahan mulai berubah terang karena sinar hangat sang mentari.
Bellona Ghelsi, mata indahnya seketika membulat sempurna saat ia mendapati wajah Rafayel yang begitu dekat dengan wajahnya.
Dia? kenapa dia memelukku? apa semalaman diriku berada dalam posisi seperti ini?
Ghelsi mencoba menenangkan diri, entah apa yang ia rasakan! wajah teduh Rafayel membuat hatinya sedikit bergetar, jemarinya pun tanpa sadar telah membelai lembut pipi Rafayel yang masih setia memejamkan mata.
Kenapa kau begitu baik padaku Raf? siapa sebenarnya dirimu? aku yakin pernah melihat mu sebelumnya, tapi dimana?
Ghelsi kembali memperhatikan setiap detail dari bagian wajah pria yang selalu ada untuknya selama ini.
"Mau menjadi kekasih ku?"
Tangan Lona seketika terangkat namun Rafayel justru menahannya, saat suara berat itu terlontar dari bibir sang bintang.
"Kenapa kau terlihat panik seperti ini Nona?"
"A-apa? aku-,"
"Aku menyukai mu! bukan-, lebih tepatnya hatiku menginginkan mu Nona Ghelsi! mau kah kau menjadi istriku?"
"Apa maksudmu Raf? apa kau mengigau?"
"Tidak Nona! aku serius!" Rafayel terus menahan jemari Lona dan membuat telapak tangan gadis itu tetap menempel pada pipinya.
"Aku mencintaimu! entah sejak kapan! kau tak perlu buru-buru memberikan jawaban Nona! aku-, aku bisa menunggu sampai kapanpun!"
Bellona Ghelsi semakin terpenjara dalam diam, tatapan Rafayel yang begitu dalam padanya lagi-lagi membuat Lona tak mampu mengeluarkan suara.
Tok tok tok,
"Rafayel! apa kau masih tidur? Thomas yang menjemput dan membawaku kemari! bangunlah!"
"Astaga! Claire? dia kemari?" Ghelsi semakin terlihat panik, ia juga mendorong tubuh Rafayel dan melerai belenggu tangan pria tampan itu dari tubuh mungilnya saat mendengar suara si gadis kecil.
"Begitulah! dia sangat cerewet dan terus menanyakan keadaan mu, Nona!"
"Jadi mereka tahu bahwa diriku menginap disini?"
Rafayel hanya menggeleng,
"Lakukan sesuatu Raf! kenapa kau justru terlihat santai seperti ini?"
"Sesuatu? apa maksudmu Nona? apa kau ingin diriku mengatakan pada mereka bahwa kita sedang berduaan sekarang?"
"Ayel-,"
"Baiklah aku akan-," Bellona seketika membekap bibir pria muda yang kini semakin tampak bersemangat dalam menggoda dirinya.
"Hentikan! bagaimana jika mereka berpikir macam-macam?"
Rafayel kembali menyunggingkan senyum, ia bahkan menikmati paras cantik Lona yang kembali dekat dengan wajahnya.
"Biarkan saja! akan ku katakan pada mereka bahwa kita akan segera menikah! jadi pemikiran mereka itu tidak sia-sia!"
"Rafayel!" Bellona pun berteriak tertahan.
"Aku bercanda Nona! kau bisa membersihkan diri, biar diriku yang menangani Claire juga Thomas! aku mencintaimu!"
Rafayel beranjak turun dari ranjang dengan santai, pria berambut ungu itu juga tampak tersenyum simpul dan terus berbicara seorang diri dalam hati.
Nona Ghelsi! aku ingin kau menampilkan sikap manja mu itu hanya padaku, mulai saat ini!
dia cuma mikirin hidupnya sendiri
kasian lona jd tumbal utk keegoisan ayah tirinya