Gajendra Nareswara seorang Presdir perusahaan ternama di kotanya, akan pindah ke apartemen baru. Dia membutuhkan asisten rumah tangga, untuk membersihkan dan menyiapkan segala kebutuhannya di apartemen.
Zhafira Maheswari seorang mahasiswi semester akhir, yang di minta ibunya untuk menjadi asisten rumah tangga di apartemen Gajendra. Ibunya yang berkerja di rumah keluarga Nareswara, tidak punya pilihan selain meminta putrinya, karena dia belum mendapatkan asisten rumah tangga yang berkerja di apartemen anak majikannya.
Kesalahan yang di perbuat Zhafira atau yang biasa di panggil Fira, membuat dirinya di hukum menjadi pacar pura-pura Gajendra atau biasa di panggil Jeje. Tapi siapa sangka benih cinta memulai muncul, saat mereka mengakhiri sandiwara mereka.
Jeje yang mengatakan kepada mamanya, bahwa dia mencintai Fira meminta untuk melamar Fira untuknya. Tapi ternyata rencana licik, telah di siapkan sang mama, untuk memisahkan mereka berdua.
Bagaimana perjuangan beda status sosial antara mereka berdua.
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolak Asisten Presdir
Setelah keluar dari ruangan Jeje, Fira pun mencari Zara di loby perusahaan. Saat mendapati Zara, Fira melangkah menghampiri Zara.
"Kamu lama sekali sih fir." Zara kesal karena harus menunggu cukup lama. Zara yang melihat Fira keluar dari lift, dan menghampirinya, langsung meluapkan kekesalannya pada Fira.
Fira hanya tersenyum saat Zara meluapkan kekesalannya.
"Iya maaf, ya sudah ayo kita cari makan di sekitar sini, ini sudah jam makan siang, aku lapar, nanti aku ceritakan sambil makan."
Akhirnya Fira dan Zara mencari tempat makan di sekitar kantor Jeje, dan mendapatkan kedai mie di dekat kantor Jeje.
Mereka pun memutuskan untuk makan disana saja, mengingat perut mereka yang sudah sangat lapar.
"Ayo ceritakan," ucap Zara saat menunggu pesanan mie datang.
"Sebaiknya kita makan dulu, baru nanti aku akan cerita," ucap Fira yang tidak mau bercerita sebelum makan.
Zara yang mendengar untuk menunggu cerita Fira setelah makan, hanya bisa mengiyakan saja.
"Kita sudah selesai makan, sekarang ceritakan padaku kenapa kamu lama sekali presdir itu tidak berbuat macam-macam padamu kan?" tanya Zara penasaran karena tadi Fira engan menjelaskan sebelum mereka makan dulu.
"Kamu tidak tahu saja, dia sudah menciumku itu berarti dia macam -macam kan padaku," batin Fira.
"Tidak..." Fira mencoba menenangkan Zara.
"Lalu kenapa lama?"
"Kamu tidak mau tanya dulu siapa presdir itu, dari tadi sibuk menanyaiku apa yang di lakukan presdir itu terus," kesal Fira.
"Memang siapa presdir itu?" Zara mengernyitkan dahinya bingung kenapa Fira menanyakan siapa presdir itu padanya.
"Presdir itu Jeje," kata Fira singkat.
"Jeje?, bukannya nama Presdirnya Gajendra Nareswara?" Zara masih bingung dengan nama yang Fira beri tahu padanya, sedangkan nama yang dia tahu bukanlah itu.
"Iya panggilannya Jeje," jelas Fira sambil mengaduk minumannya.
"Jeje? aku seperti pernah mendengarnya." Zara mencoba mengingat-ingat dimana dia mendengar nama itu.
Fira langsung menyentil kening Zara, karena kesal dengan Zara yang tidak mengingat sama sekali nama Jeje.
"Auch...sakit kenapa kamu menyentilku," kesal Zara sembari memegangi keningnya.
"Ya aku sebal, setiap hari aku menceritakan tentang Jeje kekasihku, dan kamu tidak ingat- ingat," keluh Fira yang melihat Zara tidak mengingat nama Jeje.
"Maksud kamu jeje itu kekasih kamu yang majikan kamu itu?" tanya Zara memastikan lagi.
"Iya...." Jawab Fira membenarkan.
"Hah..." Zara membulatkan matanya tak percaya, dengan apa yang di dengarnya, kalau presdir tempat mereka berkerja, adalah kekasih Fira.
"Biasa saja ekspresinya ra," goda Fira yang melihat Zara membulatkam matanya mendengar cerita darinya.
"Jadi Presdir itu kekasihmu?" tanya Zara lagi memastikan.
"Iya..."
"Aku tidak menyangka kalau Gajendra Nareswara presdir perusahaan itu Jeje kekasihmu," ucap Zara masih tidak percaya.
"Kamu tahu namanya Gajendra Nareswara, tapi kenapa kamu tidak memberitahuku" keluh Fira yang kesal, karena Zara tidak memberi tahunya.
"Kamu tidak tanya," jawab Zara enteng
"Hiss...menyebalkan," cibir Fira.
"Kamu juga tidak bilang NG itu Nareswara Grup?" tanya Fira lagi.
"Haish...aku sudah baik membuatkan CV, dan mengirimnya. Lagian kamu kenapa tidak mencari tahu sendiri," kesal Zara yang di salahkan oleh Fira.
"Iya aku yang salah tidak mencari tahu dulu,"
sesal Fira yang tidak mencari tahu lebih dulu perusahaan apa yang akan menjadi tempatnya berkerja.
Fira langsung tertawa. "Makasih Zara sayang, sudah membuatkan CV untukku," lanjut Fira merayu Zara agar tidak kesal padanya lagi.
"Karena aku baik, berarti mie ini kamu yang traktir," seragai licik Zara, saat Fira merayunya.
"Dasar," cibir Fira.
"Lalu tadi apa yang kalian lakukan, kenapa kalian lama sekali?" Zara begitu penasaran.
"Oh itu, hanya sedikit perdebatan karena dia mau menempatkanku sebagai asistennya"
"Bukanya sudah ada asisten Reza ya ganteng itu." Zara berucap seraya membayangkan wajah Reza yang tampan.
"Kalau ganteng aja inget," cibir Fira.
"Iyalah harus itu, untuk masa depan," ucap Zara dengan senyuman yang di buat semanis mungkin.
"Dasar," ledek Fira.
"Lalu bagaimana?" Zara menanyakan lagi kelanjutan cerita dari Fira.
"Aku di minta jadi asisten untuk di kantor, dan pak Reza sebagai asisten yang mendampingi dia kalau keluar kantor," lanjut Fira menjelaskan.
"Wah enak sekali kamu, langsung dapat posisi enak, ada untungnya juga punya kekasih Presdir"
Fira langsung menatap Zara, saat Zara mengatakan betapa beruntungnya Fira mendapatkan kekasih Presdir, dan dapat posisi yang menguntungkan, Fira yakin keputusannya tidak salah, dengan menolak tawaran Jeje.
"Itu yang akan di pikiran, semua orang akan berpikir sama dengan mu, termasuk karyawan Jeje."
"Maksudmu?" Zara bingung dengan yang Fira ucapkan.
"Aku menolaknya."
"Kenapa menolaknya?" Zara tak habis fikir Fira akan menyia-nyiakan kesempatan menjadi Asisten Presdir perusahaan besar.
"Karena aku kekasihnya, seperti yang kamu katakan tadi."
Zara mengerti yang di maksud oleh Fira, dia tidak mau menemima dengan mudah posisi yang di tawarkan, hanya karena dia kekasih presdir.
"Wah sayang sekali fir..."
"Kenapa harus sayang, bayangkan apa yang akan di katakan karyawan lain saat tau anak magang seperti kita, menempati posisi Asisten Presdir, aku tidak mau jadi bahan gosip." Fira bergidik ngeri membayangkan dirinya akan jadi bahan gosip.
"Iya juga sih..." Zara berfikir mengiyakan pemikiran Fira.
"Lalu pak Gajendra menaruh kamu di bagian apa?"
"Sama sepertimu bagian pemasaran."
" Ya sudah berarti kita akan berkerja di tempat yang sama."
Fira mengangguk mengiyakan ucapan Zara. Fira hanya berharap, berkerja di tempat Jeje, akan membuat hidupnya lebih baik lagi.
Setelah mereka makan, Zara mengantarkan Fira dengan mengendarai motornya ke apartemen Jeje.
Sesampainya di apartemen Fira langsung membersihkan diri, dan langsung merebahkan diri di atas tempat tidur. Saat merebahkan diri Fira teringat untuk menghubungi sesorang.
Fira langsung mengambil ponselnya, dan menghubunhi ibunya.
"Halo fir," ucap Bu Ani pertama kali mendengar anaknya menghubunginya.
"Halo Bu."
"Ada apa menghubungi ibu?" tanya Bu Ani.
"Fira hanya ingin tahu, apa ibu sudah mendapatkan asisten rumah tangga yang baru?" tanyanya pada ibunya.
"Maaf belum fir, nanti kalau ibu sudah dapat, ibu akan menghubungimu."
Fira yang mendengar ucapan ibunya hanya mengiyakan, dan mematikan sambungan telepon sesaat setelah mengobrol menanyakan kabar.
Fira berpikir, dia akan bangun lebih awal besok untuk membersihkan rumah sebelum berangkat berkerja, dan setelah pulang kerja dia bisa melanjutkan lagi membersihkan yang lain. Dengan begini dia tidak akan melalaikan tangung jawabnya mengurus apartemen Jeje.
Dia memilih untuk tidak mengatakan pada ibunya kalau dia sudah berkerja di perusahaan, karena dia takut akan menjadi beban pikiran untuk ibunya nanti. Mungkin nanti di waktu tang tepat dia akan memberi tahu.
.
.
.
.
.
Jangan lupa like🥰
nayla egois