Gadis Culun VS Kakak Kelas Sombong

Namun Lisa dengan cepat masuk ke kamar nya dan mengunci pintu kamar.

"Huh, untung aja bisa lolos dari papa."Ucap Lisa yang menaruh tas nya di atas ranjang kemudian ia pun berlari ke kamar mandi dengan membawa handuk nya.

Setelah mandi Lisa pun tidur karena rasa lelah menyerang dirinya.

Keesokan harinya di sisi lain

kota tetangga.

"Aduh, gimana ini? Kok tiba-tiba mas Suma mau pindah ke kota itu.

?"Batin Tanya sambil mondar-mandir di kamar nya.

Tanaya terlihat gelisah sendiri di dalam kamar nya, entah apa yang sebenarnya terjadi, padahal dia semalam terlihat baik-baik saja saat papa Suma membicarakan tentang kepindahan mereka di kota itu.

"Tanaya,kok gak siap-siap? Kita akan ke bandara sebentar lagi."Ucap papa Suma sambil memegang pundak mama Tanaya.

"Ah,iya mas, ayo aku udah siap kok, bagaimana dengan Aditia?"Tanya mama Tanaya berusaha menutupi kegelisahan nya.

"Aditia udah ada di dalam mobil menunggu kita."Ucap papa Suma.

"Baik lah ayo mas."Ucap Tanaya yang kemudian pergi meninggalkan papa Suma di kamar itu sambil menarik kopernya.

"Ada apa dengan nya? Wajah nya terlihat beda."Batin papa Suma kebingungan melihat ekspresi mama Tanaya yang aneh.

Namun papa Suma menepis semua kecurigaan itu dan kemudian ikut menarik kopernya dan menuju mobil.

"Lama sekali."Ucap Aditia sambil melirik jam tangan yang melingkari pergelangan tangan nya.

Namun tidak lama kemudian mama Tanaya pun masuk ke dalam mobil itu setelah memberikan koper nya kepada sopir pribadi mereka untuk di masukkan ke dalam bagasi mobil.

Begitu juga dengan papa Suma.

Tepat jam 07:13 mereka pun akhirnya berangkat menuju bandara mengunakan mobil.

Karena jarak antara bandara dan juga rumah mereka tidak terlalu jauh, mereka pun dengan cepat tiba di bandara.

Aditia menarik kopernya setelah mendapat tiket pesawat tersebut.

"Aditia, jangan kemana-mana lagi, sebentar lagi kita akan berangkat."Ucap papa Suma wanti-wanti kepada Aditia.

"Aku bukan anak kecil lagi pa, gak perlu di ingatin kayak gitu juga."Ucap Aditia masih asik memainkan ponselnya.

Papa Suma hanya bisa mengeleg kepala nya mendengar jawaban Aditia.

Benar saja setelah tiga puluh menit kemudian panggilan untuk mereka masuk ke dalam pesawat pun akhirnya berbunyi.

Papa Suma,mama Tanaya dan Aditia pun bergegas membereskan barang-barang bawaan mereka dan pergi menuju pesawat yang akan mereka tumpangi.

Setelah di rasa semua penumpang telah masuk ke pesawat, akhirnya pesawat itu pun lepas landas menuju kota tujuan para penumpang yang ada di dalam pesawat tersebut.

Aditia yang merasa bosan pun memilih untuk tidur dengan memasang erpon di telinganya nya.

Perjalanan itu cukup jauh sehingga memakan waktu sepuluh jam untuk sampai di kota tujuan mereka.

Tampa di rasa sepuluh jam lun berlalu.

"Sayang, sebentar lagi kita akan segera mendarat di bandara, cepat bangun kan Aditia."Ucap papa Suma kepada mama Tanaya.

"Iya mas."Jawab mama Tanaya yabg kemudian hendak memegang pundak Aditia.

"Gue udah sadar,gak usah sentuh gue."Ucap Aditia membuka matanya sambil melepaskan erpon yang ada di telinganya nya.

"Maaf Aditia,mama pikir kamu udah bangun."Jawab mama Tanaya.

Aditia hanya diam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Jam menujukkan pukul 06:00 pesawat yang di tumpangi oleh keluarga Suma pun berhasil mendarat dengan selamat di kota itu.

"capek banget."Ucap Aditia sambil menarik koper nya.

Mereka sudah turun dari pesawat dan ingin mencari taxi untuk pergi ke rumah yang sudah di beli oleh papa Suma yang di urus oleh asisten nya kemarin.

Dan ternyata asisten nya papa Suma sudah menunggu mereka di bandara tersebut dengan segala sesuatu yang sudah di persiapkan secara matang-matang.

"Selamat datang di kota ini tuan Suma."Ucap asisten papa Suma membungkuk hormat.

"Terima kasih atas kerja keras mu, apa semua udah aku minta telah kau siapkan?"Tanya Suma kepada asisten nya.

"Tentu aja udah saya siapkan tuan, ini tuan, di dalam ini ada empat kunci dua kunci mobil, satu kunci vila dan satu nya kunci apertemen."Ucap asisten papa Suma memberikan empat kunci kepada papa Suma.

"Baik lah, kalau begitu, suruh anak buah mu mengantarkan Aditia putra ku mengunakan mobil ini ke apertemen nya, dan kau antar aku ke vila."Ucap papa Suma tegas.

"Siap tuan."Jawab asisten itu yang kemudian menyuruh anak buahnya membawa Aditia sementara dirinya bersama dengan para Suma.

Mereka pun masuk ke dalam mobil yabg terpisah dan pergi ke kediaman masing-masing.

"Mas, apa kamu yakin biarin Aditia tingal sendiri?"Tanya mama Tanaya kepada papa Suma.

"Kenapa engga? Dia kan udah gede, biarin aja,ini kan juga keinginan dia mau pisah rumah sama kita."Ucap papa Suma kepada mama Tanaya.

"Yaudah deh mas,aku cuma khawatir aja, takut Aditia gak bisa mandiri dan gak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, aku juga khawatir dia akan di ganggu anak-anak berandal di kota ini."Ucap mama Tanaya begitu peduli kepada Aditia anak tiri nya.

"Tanaya,kamu ini terlalu baik kepada Aditia,apa kamu gak lihat perlakuan dia ke kamu bagaimana?"Ucap papa Suma memujinya Tanaya istri nya.

"Aku mencoba menganggap nya seperti anak kandung ku sendiri mas, karena itu aku sangat menyayangi nya."Jawab Tanaya.

"Tuan, nyonya,kita sebentar lagi akan tiba di vila."Ucap asisten papa Suma.

"Ah iya, bagus lah,aku juga udah capek banget."Jawab Tanaya tersenyum manis.

Pembicaraan mereka pun teralihkan oleh asisten papa Suma itu.

Benar saja beberapa menit kemudian mereka akhirnya tiba di vila yang mewah dan megah yabg sudah di beli oleh Suma untuk mereka tinggali.

"Wahh,ini cantik dan megah."Ucap Tanaya saat turun dari mobil nya.

"Pekerjaan mu memuaskan sekali aku benar-benar berterima kasih, jangan lua cair kan bonus mu nanti."Ucap papa Suma terlihat puas dengan pekerjaan asisten nya.

"Terima kasih kembali tuan Suma."Jawab asisten nya dengan wajah senang.

Setelah basa-basi itu mereka berdua pun masuk ke dalam vila tersebut sementara asisten Suma memberskan barang-barang mereka.

Sementara itu di apertemen Aditia.

"Tuan muda,ini kunci mobil nya."Ucap anak buah asisten Suma yang mengantarkan Aditia tadi.

"Dan kau pulang sama siapa?"Tanya Aditia menaikan satu alisnya.

"Saya baik taxi saja."Jawab nya singkat.

"Oke."Jawab Aditia lagi.

"Permisi tuan muda."Ucap orang itu kemudian pergi meninggalkan Aditia yabg sudah berdiri di depan pintu apertemen nya.

Aditia hanya mengangguk kan kepala nya dengan wajah datar dan tidak terlihat ekspresi senang di wajah tampan itu.

Bersambung ....