Percaya tidak kalau keberuntungan seseorang yang pertama kali adalah terletak di rahim mana Ia di lahirkan. Terlahir dari rahim seorang yang punya moral tidak baik harus membuat Kayla Lestari berjuang extra agar tidak mengikuti jejak sang Ibu.
Mampukah Tari melakukan itu ??
Yuk simak selengkapnya, jangan lupa dukung karya Author
Rate, like, komen, fav dan share ya, makasih.
Love you all💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Dia Orangnya
El bergegas membuka pintu mobil untuk Tari ketika tiba di kediaman Maudy.
" Silahkan Tuan Putri " Dengan senyum yang mengembang di bibirnya, El mempersilahkan Tari untuk turun.
Tari semakin merasa tidak nyaman, dalam hatinya masih bertanya tanya apa yang terjadi dengan Pria itu selama delapan tahun ini. Apa dia mengalami geger otak, tapi mana mungkin Ia mengenali orang orang di sampingnya kalau dia memang amnesia.
" Makasih " Jawab Tari.
Ia langsung melangkah masuk
" Eh kok aku di tinggal sih " Gumam El pelan seperti orang linglung.
Ia menyusul Tari dengan sedikit berlari agar dapat menyamai langkah Tari. Pintu terbuka sesaat setelah Tari mengucapkan salam, nampak Maudy yang berdiri di depan pintu.
" Assalamu'alaikum Ma " Tari mencium punggung tangan Maudy.
Maudy menjawab salam Tari dengan senyum khas seorang Ibu. Kening Maudy berkerut ketika melihat siapa yang berada di belakang Tari.
" El "
" Ma, Tari kedalam dulu. Mau mandi, gerah "
Maudy mengangguk setuju dan Tari melangkah masuk meninggalkan kedua orang itu di luar.
" Untuk apa kamu kemari El, terus mobil mu mana, kok bisa bareng Tari "
El menghela nafas berat, mati kutu kalau bersama dengan Tantenya itu.
" Ah El, tentu saja El kemari mau mengunjungi Tante, memangnya apa lagi. Soal mobil El tadi pagi mogok, jadi El bawa ke bengkel "
Maudy mempersilahkan El untuk masuk karena bagaimana pun juga El adalah anaknya.
Tari mendengar suara yang begitu ramai dari dalam kamarnya, Ia bingung suara dari mana, karena Ia tidak pernah mendengar suara seperti ini.
Perlahan Ia keluar dari dalam kamar dan mencari asal suara, Ia terkejut melihat Putra semata wayangnya bisa tertawa lepas. Tanpa sadar Tari pun ikut tersenyum namun senyum itu pudar ketika melihat siapa yang sedang bersama Putranya itu.
" Ya Allah Nak, kamu nampak begitu bahagia bersamanya. Apakah Mama sudah melakukan kesalahan besar " Tari menunduk seraya mengelus dadanya pelan.
Ia merasakan sesak yang teramat sangat.
" Mama "
Tari di kejutkan dengan suara Arka yang memanggilnya, Ia dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya. Tidak ingin Putra kesayangan nya melihat kesedihan yang mendera hatinya. Tanpa Tari sadari kalau sejak tadi Arka sudah memperhatikan dirinya.
" Ah iya sayang, sedang apa Nak. Seperti nya seru nih, apa Mama boleh gabung " Sebisa mungkin Tari menampilkan senyum terbaiknya.
Arka mengangkat kedua tangannya kedepan dan Tari tahu apa itu artinya, Ia segera mendekat dan memeluk Putranya itu.
" Apa Mama baik baik saja " Bisik Arka tepat di telinga Tari.
Ingin Tari menangis saat itu juga karena percuma Ia berbohong, Putranya itu pasti akan mengetahuinya.
Ia mengelus pundak Arka pelan
" Mama baik baik saja sayang, maaf Mama tidak bisa menemani Arka karena Mama terlalu sibuk kerja " Tari juga berucap pelan.
Mereka berpelukan sangat erat hingga membuat El yang sedang jongkok tak jauh dari sana merasa iri.
" Eh kok pada berpelukan, Om boleh nggak ikutan. Om juga mau di peluk "
Kedua Ibu dan anak itu sontak menoleh pada El.
" Tidak boleh " Jawab kedua nya bersamaan.
El terkejut dan jadi salah tingkah
" Tidak ada Pria lain yang boleh memeluk Mama, hanya Arka dan juga Papa. Apa Om mau nanti di gebukin sama Papa nya Arka kalau pulang nanti "
... " Astagfirullah anak ini, lebih serem dari Mamanya. Gimana mau pelukan kalau satpamnya model begini " Batin El ...
Sementara El terkejut, Tari justru merasa sedih dengan ucapan Arka. Anak itu begitu melindunginya, menyayangi nya bahkan mandiri.
Setelah puas bermain dan hari mulai menjelang magrib akhirnya El memilih pulang, Ia berpamitan pada Maudy sedangkan Tari kembali ke ruang kerjanya.
" Bawa motor yang ada di garasi saja El, bentar Tante ambilkan kuncinya "
" Eh tidak usah Tante "
" Kenapa El, lalu kamu pulang naik apa. Bukannya katanya mobil kamu masuk bengkel, sudahlah jangan pikirkan gimana ngantar nya. Biarkan di tempatmu saja "
El terpaksa menyetujui nya, Ia tidak ingin membuat masalah.
Sekembalinya El Maudy melirik pintu ruangan Tari, nampak beberapa kali Ia mnghela nafas.
" Boleh Mama masuk "
Tari menoleh ke asal suara dan mengangguk.
" Tentu saja Ma, masuklah " Jawab Tari.
Maudy melangkah masuk, Ia memperhatikan isi ruangan Tari memastikan kecurigaan nya benar adanya.
" Ada apa Ma, kok diam "
" Apa kamu tidak sibuk Nak, sebenarnya Mama ingin bicara padamu "
Tari menutup laptop nya, Ia tersenyum dan duduk di samping Maudy.
" Pekerjaan itu nggak akan ada habisnya, tapi Mama lebih penting. Ada apa Ma "
Maudy tersenyum Ia meraih tangan Tari dan mengelus nya pelan.
" Makasih Nak "
" Apa dia Pria itu Nak "
Bagai di sambar petir Tari terkejut mendengar pertanyaan Maudy.
" Pria, maksud Mama siapa dan Pria apa " Tanya Tari
" Apa Dia Papanya Arka, apa Dia Pria yang sudah menghamili mu, apa Dia pria yang tidak bertanggung jawab itu " Suara Maudy bergetar, Ia ikut merasakan sakit.
Tari masih berusaha tersenyum
" Maksud Mama siapa " Tanya Tari lagi.
" Axell Lionel Atmajaya, benarkan Nak "
Duarrrrrr
Seperti gemuruh gledek di dada Tari ketika Maudy menyebutkan nama Pria yang sudah merenggut mahkotanya di malam kelam itu.
Tari lama terdiam, Ia bingung harus menjawab apa. Maudy yang begitu menyayangi Tari langsung memeluknya erat.
" Katakan pada Mama yang sebenarnya Nak, Mama juga perlu tahu "
Tari mengangguk pelan sebagai jawaban.
" Sudah Mama duga Nak "
Maudy semakin menyayangi Tari dan juga Arka, tanpa Ia sadari ternyata mereka memang saling di takdirkan bersama. Maudy memang sudah di pilih yang kuasa untuk menjaga Tari di saat orang yang membuat penderitaan di hidupnya tidak bertanggung jawab padanya.
" Maafkan El Nak, maafkan keponakan Tante "
Tari menggeleng cepat
" Tidak ada yang perlu di maafkan Ma, semua ini bukan sepenuhnya salah El. Tari juga salah, tapi apapun itu Tari tidak pernah menyesali kejadian malam itum Karena dengan kejadian malam itu Tari memiliki Arka, malaikat penyemangat Tari selama ini "
Maudy mengelus kepala Tari pelan, sungguh Ia benar-benar bisa merasakan sakit yang di alami Tari selama ini.
" Lalu, apa kamu berniat untuk memberitahukan tentang siapa El bagi Arka dan sebaliknya, siapa Arka bagi El "
Lagi lagi Tari menggeleng cepat
" Tidak Ma, biarkan semuanya seperti ini. El tidak perlu tahu siapa Arka sebenarnya, karena ini yang terbaik untuk semuanya. Biarkan El dengan kebahagiaan nya Ma, Tari tidak ingin mengusiknya dengan kehadiran Arka. Lagi pula kemungkinan besar El tidak mengetahui tentang kejadian malam itu "
Maudy bingung apa maksud dari ucapan Tari, bagaimana mungkin El tidak mengetahui kalau sudah merenggut mahkota orang lain.
El - Tari
Kevin - Vania
Alvin - Risma
Ilmi - Imel
🥰🥰🥰🥰🥰