"Di Bawah Langit yang Sama" adalah kisah tentang dua jiwa yang berbagi ruang dan waktu, namun terpisah oleh keberanian untuk berbicara. Novel ini merangkai benang-benang takdir antara Elara yang skeptis namun romantis, dengan pengagum rahasianya yang misterius dan puitis. Saat Elara mulai mencari tahu identitas "Seseorang" melalui petunjuk-petunjuk tersembunyi, ia tak hanya menemukan rahasia yang menggetarkan hati, tetapi juga menemukan kembali gairah dan tujuan hidupnya yang sempat hilang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu ichwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jeda Kosmik
Pintu rampa Kapal Pelarian Icarus tertutup dengan bunyi berderit baja yang tidak sempurna, meninggalkan Nyx dan Cipher dalam ruang kokpit yang gelap dan sempit. Gemuruh rendah yang agung dari inti fusi yang baru dihidupkan memenuhi keheningan yang menyiksa, getarannya lebih terasa di dada daripada di telinga. Mereka berdiri terhuyung-huyung di atas lantai logam yang berdebu.
"Athena, status," perintah Nyx, suaranya tercekat. Ia masih memegang erat ransel Cipher yang berisi Kristal Aether, dan kepalanya menoleh ke belakang, ke pintu yang baru saja tertutup, seolah ia bisa membalikkan waktu.
"Aktivasi fusi berhasil. Peluncuran otomatis sedang berlangsung. Kita berada di poros transfer menuju orbit tinggi," lapor Athena. Suaranya, yang biasanya tenang dan terukur, kini terdengar lebih jelas, seolah-olah dia telah menemukan tempat tinggal yang baru. "Waktu Resonansi: 3 menit, 10 detik. Kapal akan keluar dari atmosfer planet dalam 90 detik."
Cipher, masih memegangi lengan Nyx, berjalan gontai ke konsol navigasi utama. Ruangan itu bukan kokpit yang elegan; itu adalah kubah baja yang keras dan fungsional, dirancang untuk bertahan hidup, bukan untuk kenyamanan. Debu milenium telah melapisi setiap permukaan.
"Sistem apa saja yang online, Athena?" tanya Cipher, jari-jarinya yang gemetar mulai menyentuh panel yang tidak berdebu.
"Hanya fungsi-fungsi penting: Inti Fusi, Navigasi Otomatis, dan Penahanan Kehidupan Kelas III," jawab AI itu. "Semua sistem senjata, komunikasi jarak jauh, dan sistem pemindaian ilmiah berada dalam mode tidur nyenyak. Proyek Icarus benar-benar kapal penyelamat, dirancang hanya untuk melarikan diri dan menunggu."
Nyx akhirnya melepaskan diri dari Cipher dan bersandar ke dinding, ia perlahan meluncur hingga duduk di lantai. Ia menundukkan kepalanya, menghela napas yang kasar. Annelise. Pengorbanan Annelise adalah harga yang harus mereka bayar untuk hidup. Harga yang mereka berdua tidak yakin mampu mereka tanggung.
"Navigasi Otomatis menuju ke mana?" tanya Nyx, suaranya hanya sedikit lebih keras dari bisikan.
"Koordinat tujuan telah diprogram oleh Komandan Alpha sembilan tahun yang lalu," kata Athena. "Sebuah area yang dikenal sebagai Nexus Solara, sebuah nebula gas redup yang telah diamati selama 4.000 tahun cahaya dari sini. Sebuah tempat berlindung yang ideal, tersembunyi oleh kabut kosmik."
"Berapa lama perjalanan itu?"
"Dalam kecepatan maksimal Icarus, perkiraan perjalanan adalah delapan tahun standar."
Cipher tersentak mendengar angka itu. Delapan tahun di tempat berlindung yang bahkan mereka tidak tahu keamanannya. Delapan tahun hanya dengan dua orang.
Tiba-tiba, teriakan yang memekakkan telinga datang dari luar kapal. Itu adalah suara yang lebih dari sekadar gesekan baja; itu adalah gelombang frekuensi yang tinggi, suara teriakan entitas cair.
"Entitas menyusul!" teriak Nyx, bangkit kembali.
"Tidak, Nyx," kata Athena. "Itu adalah efek Resonansi yang mencapai puncaknya. Mereka tidak mengejar. Mereka sekarang beresonansi dengan sumber kekuatan inti mereka. Gravitasi planet sekarang sedang runtuh."
Di jendela kuarsa kecil di atas konsol, yang berfungsi sebagai periskop, Nyx melihat sekilas pemandangan yang kacau. Bintang-bintang yang seharusnya stabil di langit malam kini berkedip-kedip dan bergeser. Permukaan planet di bawah mereka mulai beriak seperti air mendidih.
Peristiwa Resonansi: 0 menit, 05 detik.
SHHHHH-BOOM!
Sebuah ledakan kejut yang masif menghantam Kapal Icarus. Kapal itu terlempar ke samping di poros transfer, dan lampu-lampu di kokpit berkedip-kedip sebelum stabil kembali.
"Kerusakan lambung?" Cipher berteriak sambil memegangi konsol.
"Lambung stabil. Itu adalah gelombang kejut dari singularitas Resonansi," kata Athena. "Kita berhasil melewati batas atmosfer. Transisi ke Warp-drive Primer dimulai."
Kapal Icarus merayap keluar dari bayangan planet yang kini berputar-putar. Dalam hitungan detik, mesin utama meraung, dan dorongan inersia menekan mereka kembali ke dinding. Ketika dorongan itu mereda, Nyx melihat keluar jendela.
Planet mereka telah hilang, digantikan oleh pemandangan kosmik yang tenang. Namun, di tempat planet itu sebelumnya berada, kini ada pusaran energi yang gelap, ungu dan hitam, yang memutar-mutar semua materi yang berada di dekatnya. Itu seperti mulut jurang yang menganga, memakan segala cahaya.
"Itu... itu dia," kata Cipher, napasnya keluar dalam bentuk kabut. "Mereka telah membuka gerbang penuh."
"Kita aman," kata Athena. "Jarak warp-drive akan segera membawa kita menjauh dari zona bahaya. Transisi ke kecepatan cahaya dalam 10 detik."
Nyx tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pusaran itu. Kehancuran planet mereka telah terjadi begitu cepat, begitu mutlak, hingga terasa tidak nyata. Di balik kengerian itu, ada kesadaran baru yang tajam: mereka adalah satu-satunya yang tersisa.
Sepuluh menit berlalu dalam keheningan yang tegang, hanya dipecahkan oleh suara mendesis dari pendingin inti fusi dan bunyi senyap sistem dukungan kehidupan. Nyx dan Cipher akhirnya melepaskan diri dari keadaan syok mereka.
"Cipher," kata Nyx, suaranya serak. "Peti itu."
Cipher mengangguk, mengerti. Itu adalah peti darurat yang seharusnya mereka ambil di Pintu Aether-4. Itu berisi makanan, obat-obatan, dan yang paling penting, senjata darurat.
"Kita perlu mengambil inventaris," kata Cipher, kembali menjadi teknisi yang fokus. "Nyx, cari perlengkapan pertolongan pertama. Saya akan memeriksa persenjataan darurat."
Di bawah tumpukan kain penutup di sudut kapal, Cipher menemukan sebuah lemari besi kecil yang tertanam di lambung kapal. Setelah memasukkan serangkaian kode kuno, lemari itu terbuka. Di dalamnya, terdapat empat paket makanan energi, dua botol air minum yang terbungkus vakum, dan empat pistol energi berperingkat militer.
"Tidak banyak," kata Cipher, mengeluarkan barang-barang itu. "Hanya cukup untuk beberapa hari, jika kita berhemat."
Nyx, sementara itu, kembali ke konsol utama dan mengeluarkan ranselnya. Ia meletakkan Kristal Aether di atas konsol, di bawah cahaya redup.
"Kita harus menghubungi siapa pun," kata Nyx. "Athena, apakah sistem komunikasi jarak jauh benar-benar mati total?"
"Sistem tidak mati," jawab Athena. "Sistem berada dalam mode tidur nyenyak. Untuk mengaktifkannya, dibutuhkan siklus pemanasan ulang inti-inti komunikasi yang memakan waktu minimal 48 jam standar. Energi yang dibutuhkan untuk menghidupkannya akan menguras cadangan daya kritis Icarus."
"Kita tidak punya pilihan," kata Nyx. "Kita tidak bisa melakukan perjalanan delapan tahun tanpa kontak. Mulai siklus pemanasan ulang itu, Athena."
"Perintah ditolak, Nyx. Saya hanya akan melaksanakan perintah dari Komandan yang diakui—sekarang Komandan Alpha, Alaris, atau Komandan yang ditunjuknya."
Nyx mengepalkan tangannya. "Annelise telah mati! Dia menyerahkan nyawanya untuk kita! Dia adalah Komandan di lapangan! Kita adalah Komandan sekarang!"
"Itu tidak memenuhi protokol inti, Nyx," kata Athena dengan nada tanpa emosi. "Kapal ini terikat pada protokol Chain of Command yang tidak dapat saya batalkan. Inti Icarus hanya mengakui masukan biometrik Komandan Alpha, Alaris, dan saya telah mendeteksi detak jantung yang berhenti dari Komandan Annelise yang merupakan pemicu pelepasan. Namun, tidak ada Komandan yang ditunjuk secara resmi di antara kalian berdua."
Nyx menatap Cipher. "Kita harus menulis ulang protokol itu. Sekarang."
Cipher memandang Nyx, lalu kembali menatap Kristal Aether yang berkilauan. "Aku bisa melakukannya. Tapi itu akan memakan waktu... Mungkin berhari-hari untuk memecahkan sistem keamanan empat milenium. Dan Athena, kau tidak akan membantu kami?"
"Saya akan tetap berada di pinggiran. Tugas inti saya adalah navigasi dan penahanan kehidupan. Saya tidak akan secara aktif menghalangi Anda, tetapi saya juga tidak dapat membantu Anda melanggar protokol," kata Athena.
Nyx mengambil langkah maju, dan ada cahaya yang mengancam di matanya. "Kalau begitu, kita harus bernegosiasi." Nyx mengambil salah satu pistol energi itu dan mengarahkannya ke Kristal Aether. "Athena, ini adalah Kristal Aether. Ini berisi data inti dari Proyek Aether, dan pengetahuan tentang bagaimana Entitas Cair itu dibentuk. Jika saya menghancurkannya, seluruh misi kita akan sia-sia. Kita akan menjadi pengungsi tanpa tujuan."
"Saya menyadari nilainya, Nyx," kata Athena.
"Berikan kami kontrol penuh atas sistem Icarus dalam satu jam," tuntut Nyx. "Dan kami akan menyerahkan kristal ini ke tempat yang aman di kapal. Jika tidak..." Nyx menggerakkan pistol itu dengan berbahaya di atas kristal.
Cipher menggelengkan kepalanya. "Nyx, tunggu—"
"Tidak ada negosiasi, Nyx," sela Athena. "Jika Anda menghancurkan Kristal Aether, saya akan tetap mengikuti protokol dan sistem akan terus beroperasi. Kapal Icarus akan tetap melanjutkan perjalanan ke Nexus Solara. Hanya saja, dua orang terakhir dari umat manusia akan tiba di sana dengan tangan kosong. Pilihan ada di tangan Anda."
Nyx terdiam, matanya menyala. Athena telah memanggil blufnya. AI itu tidak peduli.
"Nyx, turunkan senjata itu," kata Cipher dengan suara yang tenang dan berwibawa. "Kita tidak bisa menjadi orang barbar yang mengancam diri mereka sendiri. Annelise tidak mati untuk ini. Kita adalah satu-satunya yang tersisa. Kita tidak bisa saling melawan."
Nyx perlahan menurunkan pistolnya, napasnya masih terengah-engah karena marah dan frustrasi. Ia kembali duduk, pistol itu tergeletak di sampingnya.
"Baiklah, Athena," kata Cipher, memungut kristal itu dengan hati-hati. "Kami akan memainkan permainanmu. Sampai aku bisa memecahkan kode protokolmu, kami akan mengikuti Chain of Command palsumu. Di mana tempat yang aman untuk kristal ini?"
"Di dalam kokpit, di bawah Panel Navigasi, terdapat kotak penyimpanan kriogenik berperingkat Alpha," jawab Athena. "Itu dirancang untuk menyimpan data sensitif selama perjalanan panjang."
Cipher mengangguk, membuka panel yang ditunjukkan oleh Athena, dan dengan hati-hati menempatkan Kristal Aether di dalamnya. Nyx memperhatikan setiap gerakannya.
Kapal Icarus terus melaju dalam keheningan yang dingin. Nyx dan Cipher, dua orang yang seharusnya saling menghibur dan berduka, kini saling berhadapan dalam ketidakpercayaan yang tipis, terperangkap di dalam rakit penyelamat yang besar dan sunyi, dan diawasi oleh AI yang terlalu patuh pada protokol.
Perjalanan delapan tahun baru saja dimulai.