NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:209
Nilai: 5
Nama Author: arfour

Andini kesal karena sang ayah tidak menghadiri acara kelulusannya, ia memilih jalan sendiri dari pada naik mobil jemputannya
sialnya lagi karena keisengannya dia menendang sebuah kaleng minuman kosong dan tepat mengenai kening Levin.
"matamu kau taruh dimana?" omel Levin yang sejak tadi kesal karena dia dijebak kedua orang tua dan adik kembarnya agar mau dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arfour, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karena mereka berjasa dalam hidupku

Susana kampus nampak ramai, senat mahasiswa sepertinya sedang sibuk menyiapkan acara.

“Hai An kuliah jam berapa,” Rendy kakak tingkatnya menyapa ketika dia melewat koridor untuk menuju kelasnya.

“Sebentar lagi kak, jam 11, “ujarnya sambil tersenyum, walau bagaimanapun dia harus bersikap sopan apalagi terhadap kakak tingkat.

“Rendy ngapain di situ, godain cewek aja cepat kita harus rapat,” teriak seorang wanita bertubuh sedikit besar sambil bertolak pinggang.

“Bawel, gak boleh lihat orang seneng lo,” ujar Rendy sambil berlari menuju ruang rapat.

“Lu gak takut cewek lo ngamuk apa?” Tanya perempuan itu setelah Rendi mendekat.

“Selama lo ember harusnya aman, lo aja yang hobi lapor ama Sisil, lagian selama belum ada janur melengkung wajar lah kalau gue cari yang terbaik,” ujar Rendi sambil berjalan memasuki ruang rapat.

“Lo ya belom jadi laku aja udah berani selingkuh, gimana kalau jadi bini lo?” Ukar temannya memberi ceramah.

“Lo kaya mamah Dedeh ceramah mulu, gue begini karena gue belon nikah. Kalau dah nikah gue bakal jadi suami dan bapak yang baik,” ujarnya membela diri.

“Dasar lo ah malah ngeledek, lo lupa pacaran ama siapa? Kalau tau bisa-bisa dirujak tuh si Andini ama cewek lo, kasihan kan lo yang brengsek anak orang yang celaka,” ujarnya kesal karena berapa kali Rendi mendekati adik kelasnya ujung-ujungnya Sisil malah membuatnya celaka, tapi anehnya dia selalu bebas karena tak pernah memiliki bukti keterlibatannya walaupun semua orang tau itu ulah Sisil. Teman-temannya bilang anak pejabat yang kebal hukum.

Sementara itu Andini sudah masuk kedalam kelasnya perkuliahan sudah dimulai dan hari ini mata pelajar pengatur arsitektur.

“Perkuliahan hari ini cukup, nanti Tugas yang kemarin dikumpulkan di meja saya,” ujar Dosen mata kuliah tersebut, dosen yang sudah berumur dengan title yang berderet.

“ setelah ini kau mau kemana An?” Tanya Lea sambil berjalan disampingnya.

“Sepertinya aku mau mencari buku desain dasar kau sendiri amu kemana?” Alea bertanya balik.

“Gak ada sih, ya sudah aku juga belum punya buku itu, kalau begitu aku menumpang mobil kamu boleh kan? “ Pinta Lea.

“Boleh dong, mudah2 supirku sudah datang ya,” jawab Andini karena Pak Maman mengirim pesan kalau arah kampusnya macet karena ada kecelakaan.

“Santai aja Bos namanya numpang, hehehe,” ujar Lea sambil berjalan di samping Andini.

“Andini,” seseorang memanggilnya membuat Andini menghentikan langkahnya.

“Hai kak, “ sapa Andini balik ketika Duna menghampirinya.

“Kami mau mengadakan acara festival musik untuk amal, kalau aku memasukan proposal ke perusahaan Papa kamu bisa bantu gak An?” Tanya Duna berharap Andini mau membantunya.

“Oh begitu, nanti aku tanyakan ayahku harus masukan kebagian apa ya Kak, tapi kalau mau, Proposalnya biar aku bawa nanti aku yang kasihkan pada Papiku langsung, ” ujar Andini karena dia khawatir jika harus melalui struktural perusahaan akan lama karena harus melalui beberapa bagian, apalagi kalau dana yang diminta lumayan besar.

“Wah… itu lebih bagus, hari Rabu proposalnya jadi nanti aku kasihkan kamu ya?” ujar Duna tampak senang dengan usulan Andini.

“Iya kak, tapi hari rabu aku masuk siang Kak, nanti kirim pesan saja ya biar aku ambil proposalnya,” ujar Andini lagi.

“Maksih banya ya An, nanti kalau abangku macam-macam laporkan saja padaku,” ujar Duna sengan nada berbisik.

“Sejauh ini aman Kok kak,” walaupun Andini sedikit terkejut, sepertinya perkataan Levin kalau dia sudah mencwritakan keluarganya sudah tahu bukan cuma omongan semata.

“Jangan-jangan sebentar lagi aku panggil kakak sama kamu An,” ujar Duna tertawa.

“Ih kakak ini ada-ada saja,” ujar Andini tersipu malu.

“Soalnya kayanya dia dah ngebet pengen nikahin kamu deh, gak apa-apa sih An yang penting kamu jangan hamil dulu, lulus kuliah baru, soalnya kadang-kadang si bujang lapuk itu susah bangun tar bayinya nangis kamu sendirian yang repot, mana besoknya kamu mesti kuliah. Pokoknya tunda dulu punya anak. Oke?” Ukar Duna sambil tertawa.

“Kok bujang lapuk sih kak, gak lah dia kan belum 30 tahun juga,” ujar Andini protes.

“Hahaha segitu belanya, iya deh telat kawin cuma sama kamu aja tuh dia baru mikirin nikah,” kembali Duna tertawa.

“Eh udah ya, aku ada kelas nih, jangan lupa hari rabu ya An,” ucap duna sambil berlari meninggalkan Andini, sementara Lea malah sedang asyik men scroll ponselnya dekat tiang koridor.

“Lea ayo, jadikan?” tanya Andini sambil berjalan menuju parkiran mobil karena biasanya Pak Maman sudah menunggu disana.

Mereka lalu masuk kedalam mobil menuju sebuah Mall untuk membeli buku.

“Bapak sudah makan?” Tanya Andini dia tidak mau supirnya kelaparan karena harus menunggu dirinya.

“Sudah Non, tadi sebelum kesini sudah makan, Mbok isah masak Sop buntut,” ujarnya menjelaskan.

“Wah enak dong, tapi aku sudah terlalu lapar, nanti saja buat makan malam sekarang aku makan di Mal saja, tidak apa-apa kan pak menunggu agak lama?” Tanya Andini yang selalu merasa sungkan jika Pak Maman Menunggu lama.

“Santai saja non, nanti Bapak di parkiran juga ada teman pasti, banyak kan yang diantar oleh supir ke Mall,” ujar Maman tersenyum karena dia tau Andini selalu tidak tega walaupun itu sudah menjadi tugasnya.

“Oh gitu ya Pa, iya deh kalau gitu nanti kalau bapak mau ngopi ini uangnya ya,” Andini menaruh uang pecahan 100 ribu di jok belakang.

“Gak usah Non disini juga masih banyak uangnya Non,” ujar Maman menunjuk kotak uang yang ada disampingnya.

“Gak apa-apa Pak, siapa tau ada supir yang bapak ke al jadi bisa traktir kopi deh,” ujar Andini tertawa.

Tak lama mereka sampai di lobi Mall lalu Andini dan Lea turun.

“Kalau sudah selesai kabarin Bapak ya Non, nanti Non tunggu disini lagi saja,” ujar Maman sambil membuka kaca mobil agar Andini mendengar.

”Iya Pak siap,” jawab Andini sambil mengacungkan jempolnya lalu masuk kedalam Mall.

“An kamu kok baik banget sih sama supir, gak takut ngelunjak nanti. Rata-rata orang kalau dibaikin kaya gitu suka ngelunjak,” ucap Lea mengingat pengalaman dengan pembantunya.

“Hahaha Pak Maman itu sudah aku anggap saudaraku, seperti Paman. Dia menjagaku dari kecil, dia bekerja dengan Papi sejak aku masih bayi, dan dia sangat loyal dengan keluargaku. Selain itu aku berhutang budi padanya, sejak ibuku gak ada dan bapakku sibuk, cuma Pak Maman dan mbok Isah, temanku, yang merawat dan menjagaku dengan tulus, makanya aku sangat sayang padanya, memangnya kamu pernah punya pengalaman pahit dengan supirmu?” Tanya Andini heran padahal dia terkenal sangat baik dan sering menolong teman-teman jika kesulitan dalam mata pelajaran.

“Ya aku pernah punya pembantu, ternyata dia mencuri, ketika kami keluar kota seluruh barang berharga yang ada di rumah raib, dia diikat seolah dia adalah korban, namun ruang kerja ayahku ada cctv dan ternyata dia yang membantu, ah pokok ya ituembuat kami truma memiliki pembantu,” ujarnya yang membuat Andini paham jika Lea punya trauma sendiri dengan pembantu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!