Bagaimana jadinya jika bola dunia membuat seseorang bertingkah aneh?
Bella menjatuhkan bola dunia (Globe), tepat pada kepala Ervan, pria yang dikenal paling bringas dan kejam di sekolah. Benar-benar kejadian yang tidak disengaja.
Namun, saat pertama kali bangun di rumah sakit. Hal pertama yang dilakukan Ervan, memeluk tubuh Bella. Seorang gadis yang memiliki berat badan 99 kilogram.
Pemuda yang mengatakan hal gila."Istriku, aku berjanji tidak akan berselingkuh lagi. Mulai sekarang tidak akan ada orang yang dapat memisahkan kita."
Bella mengangkat sebelah alisnya. Seingatnya mereka tidak akrab, dua orang yang aslinya bermusuhan.
Bagaimana jadinya jika seekor harimau jatuh cinta ada tikus gemuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menaklukkan
Pemuda yang memiliki cukup banyak teman. Kali ini benar-benar bekerja sama. Wajahnya tersenyum kala mengamati Zain menikmati minumannya bersama Ruby.
Matanya melirik ke arah CCTV yang tidak begitu banyak. Benar-benar menahan tawanya, ini hanyalah keusilan remaja. Benar bukan?
Tiga orang temannya mendekat, barulah Ervan berbisik mengatur strategi. Mereka mengangguk mendengarkan terlihat misterius menahan tawanya.
Pada awalnya orang-orang ini mengira otak Ervan telah kembali normal. Tapi malah bertambah buruk.
Pura-pura baik, padahal aslinya ingin mengerjai Ruby dengan cara ini?
Mereka masuki area dalam cafe melalui jalur yang berbeda. Ada yang menggunakan sweater bertudung, ada yang menggunakan kacamata hitam dan masker, ada pula yang menggunakan topi. Ini adalah penjeratan berstruktur, sungguh ini merupakan sebuah konspirasi besar dari orang-orang yang berpura-pura tidak saling mengenal.
Otak mereka (Ervan) ada di luar sana, bersiap menggunakan sarung tangan karet.
Dan benar saja.
Zain dan Ruby mulai tidak sadarkan diri setelah mengkonsumsi minuman.
Kepanikan terjadi."Ada orang pingsan! Telepon ambulance!" Teriak sang waiters.
Ada beberapa orang pengunjung yang hendak menghubungi ambulance. Sebelum Dewa (salah satu teman Ervan) mendekat dari area cafe bagian timur.
"Bisa saja ini keracunan. Akan terlambat jika dibawa menggunakan ambulance! Bantu aku membawa mereka ke rumah sakit! Jangan khawatir jika terjadi apa-apa paling-paling kita dipanggil sebagai saksi." Ucap Dewa berusaha mengangkat tubuh Zain.
Semua orang melangkah mundur, tentu saja ketakutan akan terjerat hukum. Seperti yang direncanakan, Eka dan Yogi, yang juga merupakan komplotan mereka keluar dari kerumunan. Berpura-pura tidak saling mengenal. Hanya sebagai pengunjung cafe biasa.
"Biar aku bantu." Ucap Yogi.
"Ayo cepat! Ada rumah sakit dekat sini. Pakai mobilku saja." Teriak Eka.
Benar-benar akting yang sempurna, sementara mereka bertiga berlalu melewati kursi yang diduduki oleh Andi dan Ervan. Lima orang yang bagaikan tidak saling mengenal.
***
Tujuan mereka? Tentu saja kamar kost yang disewa per jam. Ini memang keterlaluan, sungguh keterlaluan. Tapi dengan begini ibu peri akan berhasil menikahkan Cinderella dengan pangeran.
"Yakin tidak terkam CCTV?" Tanya Yogi.
"Sepertinya aman, omong-ngomong kenapa Ervan lama?" Eka bertanya balik. Pasalnya Ervan belum datang setelah mengambil kunci mobil Zain.
"Sebentar lagi juga datang." Andi menghela napas.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Jangan-jangan Ervan mau melecehkan Ruby. Kemudian membunuh Zain karena cemburu. Kalian ingat kejadian di lapangan basket tadi siang. Sudah pasti Ervan dan Ruby baikan. Ini...bukan prank biasa. Pasti tindak kejahatan." Dewa mulai bergidik ngeri.
"Stt... Ervan bukan tipikal orang seperti itu." Ucap Andi sejatinya tidak yakin.
Menyewa kamar menggunakan kartu pelajar milik Zain, itulah yang mereka lakukan. Tidak mencurigakan, setidaknya berusaha demikian.
Hingga suara super car milik Zain terdengar, pertanda Ervan telah datang entah darimana.
Wajahnya tersenyum, memasuki kamar kost yang disewa.
"Buka pakaian mereka." Perintah Ervan penuh senyuman menatap dua makhluk menyebalkan ini berbaring di atas tempat tidur.
"Ervan! Jangan melecehkan---" Kalimat Andi disela.
"Siapa yang mau berbuat mesum. Aku hanya ingin mereka menikah muda." Pemuda dengan senyuman tengilnya.
"Tapi Ruby..." Yogi sedikit ragu.
"Aku sudah menghubungi Mela untuk melepaskan pakaiannya. Ingat! Kalian semua harus tutup mulut." Kalimat dari Ervan sedikit berpikir kemudian tersenyum menyeringai."Ruby pasti akan menyukai ini, jika ingin tetap bersama pangeran itu artinya dia harus tetap terlihat baik. Karena itu...peras dia..."
Teman-temannya saling melirik tidak mengerti. Tapi dapat dikatakan Ervan memang pangeran sekolah. Lebih tepatnya pangeran diantara kejahatan. Tidak ada yang berani menganggunya. Pria perfeksionis yang harus hidup susah, kini bahkan menjadi lebih keji lagi karena...Globe.
"Menurut kalian bagaimana caranya meminta maaf pada Bella. Dia pasti merindukanku..."
Kalimat yang membuat teman-temannya menatap jenuh. Dompet pemuda ini memang kosong, tapi seleranya aneh bin ajaib.
***
Perlahan Ruby membuka matanya. Matanya menyelidik, tempatnya berada saat ini merupakan ruangan yang tidak begitu luas.
Brak!
Brak!
Brak!
Suara ketukan pintu terdengar, diiringi dengan gagang pintu yang sedikit berputar. Bagaikan pintu yang terkunci hendak dibuka.
Melirik ke arah sampingnya, Ruby membulatkan matanya. Seingatnya dirinya dan Zain berada di cafe. Kenapa bisa berada di tempat ini. Dan... tanpa pakaian.
"Zain! Zain..." Ruby yang panik mencoba membangunkannya. Apa ini perangkap dari Zain? Itulah kecurigaan pada awalnya dalam benaknya.
Perlahan Zain membuka matanya. Betapa indah kisah cinta pangeran dan Cinderella.
"Apa yang kamu lakukan!? Dasar wanita sial!" Bentak Zain.
Tapi dengan cepat pintu terbuka, dua orang wartawan, serta seorang petugas kepolisian menerobos masuk, mengambil beberapa gambar. Benar-benar keadaan yang kacau walaupun mereka tidak benar-benar tanpa pakaian.
Zain masih memakai boxer, sedangkan Ruby mengenakan pakaian dalam bagian atas dan bawah. Tapi itu sudah cukup menjadikan ini sebagai berita besar. Dua orang yang menutupi tubuhnya menggunakan selimut.
Sepasang pelajar terjaring razia, tengah melakukan perbuatan asusila.
"Jangan ambil gambar!" Teriak Zain, bersembunyi di bawah selimut.
Sementara Ruby mengernyitkan keningnya. Berusaha memungut pakaiannya. Wanita yang sedikit berpikir. Ini bukan perangkap Zain, lalu siapa? Menghela napas...tapi... mendekati keluarga kaya bukan hal yang mudah. Lebih baik mengambil kesempatan dalam kesempitan.
***
Plak!
Napas pria paruh baya itu naik turun menatap nyalang ke arah putranya. Setelah menampar putranya cukup kencang.
"Kamu tau, karena ulahmu saham perusahaan sempat sedikit turun. Ditambah lumayan sulit menghapus pemberitaan. Bagaimana kalau Bella dan keluarganya sampai tau!" Bentak Tora (Ayah Zain).
"A...aku akan menjelaskannya pada Bella." Zain menghela napas sedikit menunduk pada ayahnya.
Sedangkan Ruby yang masih di sana terdiam sejenak tidak mengerti dengan situasi yang terjadi."Apa hubungannya dengan Bella?" tanyanya.
Renata (ibu Zain) melangkah mendekat. Seorang wanita kaya dengan pakaian elite menatap penuh rasa jijik padanya."Bella, dia calon istri Zain. Putuskan hubungan kalian sekarang. Kamu bahkan tidak sebanding seujung kuku jari pun dengan Bella."
Ruby membulatkan matanya. Bagaimana bisa nama badak itu disebut-sebut lagi?
"Tante, Bella itu gemuk dan---" Kalimat Ruby terhenti. Ini benar-benar seperti adegan orang miskin yang ingin menjadi menantu keluarga kaya.
Renata menyiramnya dengan segelas air. Kemudian melemparkan setumpuk uang ke wajahnya."Tinggalkan Zain! Atau aku akan menghancurkan hidupmu dan keluargamu yang hina itu."
Ruby tertegun, dirinya walaupun tidak sekaya Zain. Tapi merupakan putri tunggal seorang pengusaha. Semua teman ibunya menginginkan dirinya sebagai menantu.
"Apa kelebihan badak bercula itu dibandingkan denganku!?" Bentak Ruby.
Renata memijit pelipisnya sendiri."Aku bisa stres bertemu dengan kelas rendah seperti ini. Bawa dia keluar." Perintahnya pada pelayan yang segera menyeret Renata.
Tora menghela napas berusaha bersabar."Zain, dengarkan ayah, setelah kamu menikah dengan Bella, kamu bisa memiliki wanita simpanan sebanyak apapun. Asalkan tidak ketahuan oleh Bella. Yang terpenting adalah mempertahankan status keluarga kita. Keturunan juga, anak-anakmu akan dilindungi oleh raja neraka. Menjadi pewaris tunggal dari apa yang kita dan keluarga Bella miliki."
"Baik ayah... Aku minta maaf, hari ini aku lalai. Aku janji setelah ini akan kembali mendekati Bella."
Senyuman terlihat di wajah Zain. Walaupun dirinya begitu cemas saat ini. Ini menjadi semakin rumit, ada banyak hal yang harus dihadapi olehnya.
Ayah Bella yang memiliki kekuasaan, Fransisca seorang ibu yang mengendalikan segalanya bagaikan papan catur nya. Ervan pria yang tiba-tiba muncul, mencoba menggoda Bella. Dan Bella sendiri yang bagaikan tidak pernah menoleh padanya.
Mereka harus diruntuhkan satu persatu...
kangen buntalan angin
otak konslet ervan brgerk cpt/Grin//Grin/