Gadis cantik yang mengalami perpindahan jiwa kedalam tubuh gadis dari anak pengusaha terkenal.
Gadis yang memiliki tubuh istimewa yang di incar orang orang. banyak orang yang ingin memanfaatkan darah dari gadis itu.
Banyak misteri disetiap langkahnya yang akan menemani gadis itu. Jiwanya berprofesi sebagai pembunuh bayaran yang paling di cari semua orang. lalu apa penyebab gadis itu terlahir kembali sebagai bayi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon celine biollle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Dipagi hari Seorang perawat menemui dokter yang sedang memeriksa ayah Caren sambil membawa catatan medis.
"Selamat pagi, Dok. Saya membawa catatan medis yang dokter minta sebelumnya. Mengenai kondisi pasien Tuan Hattrick." Dokter mengangguk.
"Sebelumnya Tuan Hattrick sempat mengalami peningkatan denyut nadi, dan sesak napas sejak satu jam yang lalu." Lanjut perawat.
"Bagaimana, Dok? Apa kita perlu memberikan oksigen tambahan, atau perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti Rontgen dada ulang?"
"Baik, perawat Vanya. berikan oksigen 2
liter/menit via nasul kanul. Segera ambil Sempel darah untuk analisis gas darah. Dan siapkan Rontgen dada."
Tanpa diduga ayah Hattrick membuka matanya setelah sekian lama koma. dokter yang melihat pasiennya siuman segera memeriksa keadaannya. Setelah kondisi pasien cukup stabil dokter segera menelepon pihat keluarga tuan Hattrick.
Beberapa saat kemudian Caren datang dengan langkah lebarnya memasuki ruangan yang terlihat sangat ayah duduk bersandar di tempat tidurnya dengan senyuman manis yang hanya bisa dilihat Caren seorang.
Melihat kedatangan putri tercintanya Hattrick merentangkan tangannya dengan langkah lebarnya Caren memeluk erat ayahnya.
"Putri ayah.."
Mengurai pelukan hangat itu Caren memandang ayahnya datar namun lembut
"Ayah terlalu lama berdiam diri disini. Cepat membaik dan urus perusahaanmu sendiri." Caren berujar dengan ketus. sang ayah hanya terkekeh geli melihat sikap putrinya.
Tersenyum lembut "Gimana harimu tanpa ayah? Cerita gimana harimu, apa saja yang sudah Putri ayah ini lakukan."
Caren menceritakan semuanya tanpa terkecuali, Hattrick cukup terkejut mendengar jika kakek Caren meninggal dan sangat bangga dengan anak anaknya yang sudah membantu perusahaannya.
Caren juga menceritakan tentang perusahaan yang sedang di kembangkannya.
"Robot cerdas buatan perusahaanku sudah berhasil dikembangkan, 6 bulan kedepan mau ada peluncuran perdana."
Ayah mengangguk "Ayah akan berinvestasi ke perusahaanmu."
"Tidak perlu repot aku sudah investasitasikan."
Mendengar ucapan anaknya Hattrick tertawa lepas, tidak menyangka putrinya melakukan hal itu. Namun tidak mengapa.
Caren menggeleng melihat kelakuan ayahnya yang semakin aneh " Awalnya aku khawatir SVD kan perusahaan baru, nggak ada yang mau bergabung. Jadi aku menggunakan perusahaan ayah untuk berinvestasi dengan perusahaanku. Dan ternyata banyak juga perusahaan yang ikut serta."
"Itu bagus, berarti itu membuktikan grup SVD punya masa depan yang cerah."
"Lewat peluncuran perdana ini, kamu harus cari lebih banyak mitra kerja sama. Nanti ayah akan tambahkan modal di perusahaan kamu."
Lanjut sang ayah.
Mengangguk"Aku mengerti."
"Oh ya, jangan lupa berikan bonus untuk asistenmu itu dia cukup repot menjadi asisten Rick." tersenyum sang ayah dan mengangguk.
......••••......
1 bulan berlalu kini Hattrick sudah kembali seperti sedia kala, kembali duduk di singgasananya dengan di dampingi Hendry sang asisten.
Rick tetap bekerja dibawah naungan ayahnya sedangkan Cassa tetap berkuliah dan akan melanjutkan S2 nya. Keluarga yang lain pun turut bahagia mendengar Hattrick sudah kembali sehat seperti sebelumnya.
Kini Caren berada di sebuah bangunan apartemen tepatnya berada di lantai lima Dengan memegang senapan buatannya. Senapan itu mengarahkannya tepat ke kepala seorang pria tua dengan disekelilingnya terdapat beberapa penjaga.
Dor
Tembakan itu tepat mengenai dada korbannya. Dengan cepat Caren meletakan bom waktu di bawah tempat tidurnya untuk meledakkan bangunan besar itu yang sudah menjadi sarang pria pria kejam yang melakukan perdagangan manusia. Caren kembali melakukan kegiatan lamanya sebagai pembunuh bayaran profesional.
Berlari menjauhi gedung itu.
BOM
Ledakan besar itu menewaskan banyak manusia penuh dosa dan Caren terlempar cukup jauh dengan tubuh yang sedikit terluka wajah yang cukup kotor.
Hattrick menjemput putri nakalnya itu, Awalnya Hattrick tidak setuju namun melihat kegigihan dan kemampuan putrinya dengan terpaksa Hattrick mengiyakan permintaan putrinya. terlihat Caren dengan wajah santainya berjalan ke arah mobil ayahnya yang sudah menunggu di samping jalan sepi.
Caren menatap ayahnya dengan cengiran yang lebar ketika dirinya di tatap dengan tatapan tajam dan meneliti dari kaki hingga wajah "Kali ini saja aku terluka ayah." Hattrick menghela napas panjang lelah.
"Masuk, kita obati dulu lukamu."
Caren menggeleng "Aku lapar ayah, kita cari supermarket." Hattrick melajukan mobilnya dengan cepat mendengar putrinya kelaparan.
Hattrick mengusap pipi kotor putrinya dengan lembut "Ayah ajak kamu makan di restoran kan lebih enak malah milih makan roti."
Caren menatap malas ayahnya"Aku udah laper. Nggak bisa nunggu lama."
Hattrick berusaha mengusap wajah putrinya yang masih kotor akibat insiden sebelumnya sedangkan Caren masih asik dengan roti di tangannya.
Melihat noda hitam di pipi putrinya yang tidak mau menghilang dengan inisiatif besarnya Sang ayah menjilat ujung jempolnya berniat membersihkan noda hitam itu.
Caren menghindari melihat tangan ayahnya yang ingin memegang wajahnya "Ayah ngapain sih?" memundurkan wajahnya
"Membersihkan noda hitam di wajah mu. Masa kamu jijik dengan ayah kandung mu sendiri."
Caren menatap menggeleng melihat jemput yang semakin mendekat "Jangan seperti ini. Ini nggak sesuai dengan citra mu yang dingin dan kejam."
"Citra apa sih, jangan bergerak." Memegang kepala putrinya, jempol dengan dilapisi air liur itu terus mendekat.
Caren Terus menahan tangan ayahnya dengan wajah yang terus menghindar "Jangan seperti ini ayah."
Hattrick menghiraukan ucapan putrinya dan tetap memaksa ingin menghapus noda yang mengganggu diwajah cantik putrinya.
"Tolong!" Ucap Caren dramatis.