NovelToon NovelToon
Perlindungan Anak Mafia

Perlindungan Anak Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Himawari Daon

Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.

Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 : Demam

Welcome… 

...Happy Reading...

.... ...

.... ...

.... ...

Luna terlihat cemas saat Jameson menelpon dengan panggilan video melalui ponsel Seven. Namun, Navarro mencoba menenangkan Luna dengan meminta Seven untuk menjawab panggilan video Jameson di luar kamar. 

“Halo, iya Tuan?” jawab Seven kini berdiri di depan pintu kamar Luna. Sehingga Navarro dan wanita itu masih bisa melihat dan mendengar obrolan mereka. 

“Kau ada di mana? Luna kok susah dihubungi? Dia baik-baik saja kan?” tanya Jameson bertubi-tubi. 

“Aku ada di depan pintu kamar Nyonya, Tuan. Sepertinya, handphone Nyonya kehabisan daya.”

“Tapi, dia baik-baik saja kan?” Jameson memastikannya lagi seakan dia memiliki firasat yang buruk kepada istrinya. 

“Nyonya baik-baik saja, Tuan.”

“Sekarang di mana Luna? Aku ingin bicara padanya!” 

Seven melirik ke arah Luna dengan isyarat apa yang harus dia katakan. Navarro dengan cepat langsung mengisyaratkan sesuatu kepadanya. 

Seven pun paham dan langsung mengatakan kepada Jameson bahwa Luna sedang tidur. Mendengar hal itu, Jameson memutuskan untuk tidak mengganggu istirahat Luna. 

Sudah enam hari perut Luna sudah kembali seperti semula. Dia sudah tidak memuntahkan isi perutnya. Hanya saja, tubuhnya panas hampir mencapai 40 derajat. Dan kulitnya muncul bintik-bintik merah. 

Navarro masuk ke dalam kamar Luna dengan membawa semangkuk bubur nasi. Sejak kemarin pria paruh baya itu merawat Luna dengan penuh perhatian. Karena dia merasa saat ini hanya Luna menantu perempuan yang dia punya. 

Pria itu mengambil handuk kecil yang ada di kening Luna. Tadi dia sampaikan disana untuk mengompres Luna. Akan tetapi, saat dia mengecek suhu badan Luna belum ada perubahan. Suhu panasnya masih tetap sama. 

Navarro memanggil Seven dan menanyakan tentang proses pemulihan ingatan. Jika seseorang yang sedang dalam proses pemulihan ingatan, apakah diperbolehkan untuk minum obat yang lain ataukah tidak. 

Namun, sayangnya Seven tidak tahu menahu tentang hal itu. Akhirnya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Navarro tidak memberikan obat apapun kepada Luna. Dia membiarkan wanita itu merasakan sakit, bukan karena dia tidak peduli. Akan tetapi, itu semua demi kebaikan keluarganya. 

Setelah Navarro yang berusaha menyuapi Luna makan bubur. Wanita itu tertidur dalam selimut yang tebal. Kemudian pria paruh baya itu berjalan keluar, di sana berdiri dua orang bertubuh tinggi. 

“Seven, panggil Dokter Pretty kemari! Aku khawatir dengan kondisi Luna. Mengapa efek ini berkepanjangan? Aku hanya takut, dia tidak kuat.” Navarro menatap pintu kamar itu dengan penuh ketakutan. 

“Baik, Tuan. Aku akan segera menghubunginya.” Seven menepi dan menghubungi Dokter Pretty untuk datang memeriksa kondisi Luna. 

Sedangkan Kevin diminta Navarro untuk terus mengawasi aktivitas Jameson yang sedang berada di China. 

Sekarang seorang perempuan cantik berambut pendek telah memakai pakaian yang rapi. Namun, dia berdiri di hadapan seorang lelaki yang rebahan di tempat tidur.

Dokter Pretty sudah siap untuk berangkat ke rumah Jameson, setelah mendapat panggilan mendadak dari Seven untuk mengecek kondisi Luna. 

“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya lelaki itu sambil menyipitkan matanya. 

“Aku harus pergi ke tempat pasienku, enam hari yang lalu perut dia membesar dan aku merawatnya.”

“Dia hamil? Kok gak panggil Dokter kandungan sih?” Dia mengerutkan keningnya. 

Perempuan itu menatap suaminya dengan tatapan bingung, “Aku juga tidak tahu, yang aku tahu dia istri dari pasien pribadimu juga.”

“Siapa?” Lelaki itu semakin dibuat berpikir. 

“Hmm–” Dokter Pretty tampak mengingat, tapi dia tetap tidak bisa mengingatnya. “Aku lupa, pokoknya rumahnya sangat besar. Dia salah satu pebisnis paling kaya di dunia. Mempunyai bisnis Kafe, Villa, dan Hotel.”

“Tuan Jameson?” tebaknya. 

“M-mungkin,” Dokter Pretty terlihat ragu. 

“Sudah ya, sayang. Aku harus segera berangkat!”

“Hm, Hati-hati sayang!” 

Lelaki itu mulai berpikir, dia sebagai pacar dari Dokter Pretty mulai merasa ada yang tidak beres. Dia tahu kalau Jameson sedang pergi keluar negeri karena masalah bisnisnya.

Namun, dia sangat mengenali Jameson. Tidak mungkin pasien pribadinya itu pergi meninggalkan istrinya yang sedang sakit begitu saja. Apalagi Jameson yang baru saja bertemu kembali dengan istrinya yang selama lima tahun berpisah. 

“Apa aku harus menanyakannya kepada Tuan Jameson?” Lelaki yang bernama Robby itu bimbang. 

Hanya membutuhkan beberapa menit Dokter Pretty sampai di Rumah Jameson. Dia memarkirkan mobil berwarna merah miliknya di halaman rumah pebisnis kaya itu. 

Dengan terburu-buru, dia masuk ke dalam rumah yang sudah disambut oleh Seven. Dia pun diantarkan langsung ke kamar Luna. 

Sesampainya di kamar dia melihat Navarro yang duduk dengan cemas di samping Luna yang terlihat menggigil. Dokter Pretty terpaku sejenak. 

Mata mereka saling bertemu, perempuan itu membungkukkan badan di depan Navarro. Tatapan pria paruh baya itu seakan penuh dengan kenangan lama. 

Namun, Navarro menahannya. Dia tidak peduli masa lalu perempuan itu, yang dia harus tekankan pada dirinya. Dokter Pretty adalah Dokter yang hebat dikalangan dokter-dokter lain. Dan saat ini dia membutuhkan perempuan itu untuk menangani menantunya.

“Apa yang sedang kau lakukan? Cepat periksa kondisi menantuku!” perintah Navarro dengan nada tinggi. 

Dokter Pretty tersadar dari lamunannya dan segera memeriksa kondisi Luna. Saat memeriksa nya, dia sedikit membulatkan matanya gelisah. 

“Kenapa?” tanya Navarro tahu akan kegelisahannya. 

“Anda sudah mencoba mengompresnya?” tanyanya memastikan. 

“Kau tidak lihat bekas handuk itu!” sindir Navarro dengan suara yang kesal. 

“B-baik,” Perempuan itu terdengar ragu. “Aku harus menginfusnya lagi.” 

Dokter Pretty mengeluarkan semua peralatan yang dia bawa. Dengan keahliannya, dia memasang infus pada punggung tangan Luna. 

Setelah semuanya sedikit membaik dan Luna sudah mulai tenang. Dokter Pretty bisa bernapas sedikit lega begitu juga dengan Navarro. 

“Tuan, tugas saya sudah selesai. Jika tidak ada yang ingin disampaikan saya ijin pamit dulu.” 

“Yakin dia sudah aman?” Navarro melirik ke arah Luna. 

“Sampai saat ini, Nyonya dipastikan aman. Dia hanya dehidrasi Tuan karena demamnya yang terlalu tinggi.” 

Navarro mengangguk menatap menantunya itu. 

“Kalau begitu saya pamit, Tuan.”

Saat Dokter Pretty baru saja melangkahkan kakinya, dia terpaksa berhenti karena ucapan Navarro. 

“Ternyata kau hidup dengan enak sekarang ya,” Navarro menyeringai. 

To be continued

1
Emmanuel
Bahasanya keren abis.
Himawari Daon: Hehe, terima kasih kakak 🥰 Ini juga baru belajar. Ditunggu bab selanjutnya ya 🤗
total 1 replies
Yoi Lindra
Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!
Himawari Daon: hehe, siap ditunggu ya gaes😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!