Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 [ Tidur Bersama ]
Malam telah tiba. Hanya satu kamar yang dipesan akhirnya mau tidak mau mereka harus tidur sekamar biarpun tidak satu ranjang.
Pukul 21:00 Adara merehatkan tubuhnya sejenak. Pintu kembali terbuka dengan lebar tak mengejutkan Adara karena ia tau Elgar dalang utamanya.
Selangkah Elgar mendekati gadis yang sudah bersantai di ranjang, tanpa sengaja fokus Elgar malah tertuju pada bibir manis Adara, bukan sekali, tapi dua kali bibir mereka saling berhubungan dan hal itu membuat kegugupan Elgar berubah tak terkendali.
Ditarik pergelangan tangan Adara, tak ada angin ataupun hujan tiba-tiba Elgar memborgol satu tangan Adara, tapi tangan Elgar juga sama-sama ikut ia borgol.
"Ini? Ini apa maksudnya?"
"Baru sehari kamu sudah melakukan kecerobohan! Jika aku abaikan tanpa berbuat sesuatu kamu pasti akan mengulangi dan ini yang tepat! Diam dan jangan memberontak!"
"Tidak! Ini salah! Lepaskan aku!"
"Jangan harap! Itu hanya akan jadi mimpi, paham!"tegas Elgar memperingatkan.
"Lepas!"
"Lakukan apa maumu jika berhasil melepaskan borgol yang menyatu ditangan kita kamu boleh pergi! Bahkan terserah apa yang ingin kamu lakukan, ngerti!"tegas Elgar lagi.
"Tuan tidak bisa berbuat seperti ini? Lepas!" Lagi-lagi Adara memohon, namun lelaki itu tak menyetujuinya.
"Kamu menginginkan aku melepaskan borgol ini? Ataukah kamu menginginkan ini?"
Ditunjukkan kunci borgol itu yang kemudian Elgar simpan dalam sakunya.
Rantai borgol yang sengaja Elgar buat agak panjang tak menghalangi keduanya untuk melakukan aktifitas yang mengharuskan untuk bersama.
"Aku benar-benar tidak tau apa yang ada dipikiran lelaki itu? Apa maksudnya pula yang malah memborgol ku?"gerutu Adara dengan kesal, lirikannya tak juga teralihkan memandang sinis lelaki dihadapannya ini.
"Jangan memandangku setajam itu,"tegur Elgar.
"Baiklah aku bakal atur emosiku, ngomong-ngomong kita tidurnya gimana kalau tangan kita sama-sama terborgol tidak mungkin kan kalau kita tidur satu ranjang?"sungut Adara dengan wajah kesalnya.
"Kita hanya tidur! Ranjang ini luas kamu bisa sebelah sisi kanan, sedangkan aku sisi kiri apa yang susah?"balas Elgar.
"Dasar mesum!"sungut Adara.
"Jika aku lelaki mesum sudah sedari dulu kamu aku makan! Jika aku mesum mungkin Sandra juga sudah mengandung anakku!"timpalnya yang lalu memutuskan tidur disisi kiri.
"Dasar laki-laki b4jingan!"
"Jangan mengumpat! Aku bisa mendengar! Aku juga tidak tuli!"sahutnya.
PUKUL 22:00
Celingak-celinguk melihat Elgar yang sudah seperti tertidur pulas, Adara bangun meneliti kemana kunci yang Lelaki itu sembunyikan.
"Apa yang kamu cari?"
Adara seketika terbelalak kaget sadar Tuannya belum sepenuhnya tertidur.
"Belum tidur?"tanyanya.
"Ini kan yang kamu cari?" Ditunjukkan kunci itu.
"Tolong berikan kunci itu!"
Tak menanggapi pertanyaan sang Sekretaris, Elgar kembali menaruhnya, tapi kali ini malah berada dekat dengan barang berharga miliknya, lalu Elgar kembali memejamkan mata, namun tidak bisa dibohongi jika sesungguhnya lelaki itu tak bisa tidur.
****
Elgar siapa sangka sudah berlarut dalam tidurnya sedangkan Adara sendiri ikut ketiduran sambil memeluk guling-nya. Posisi Adara yang semakin mepet kearah kiri membuat tubuhnya semakin mendekati Elgar.
Elgar sendiri yang masih tertidur pulas tak membuat kesadarannya sadar jika Adara telah lancang memeluk tubuhnya yang ia sangka-sangka guling kesukaannya.
Pagi yang sangat cerah. Sinar matahari yang mulai bermunculan hinga menembus gorden jendela. Suasana yang sangat sunyi yang tadinya nampak sepi kini suasana itu berubah setelah suara alarm yang mengagetkan keduanya hinga terbangun.
Pejaman mata mereka seketika terbuka dengan lebar. Tatapan kedua tak henti-hentinya berpaling pada arah satu sama lain sesaat mereka menyadari jika keduanya nampak tertidur dalam satu ranjang yang sama dan dalam posisi berpelukan layaknya sepasang suami-istri.
Adara yang masih memeluk erat lengan tangan Elgar, tatapan keduanya yang sangat dekat membuat keduanya terkejut tidak main hinga bergegas bangkit dari tempat mereka tertidur saat ini.
BERSAMBUNG.