Novel ini menceritakan kisah perjalanan cinta seorang perempuan yang bernama Syajia, nama panggilanya Jia.
Seorang perempuan yang sangat sederhana ini mampu menarik perhatian seorang laki-laki dari anak ketua yayasan di kampusnya dan seorang pemilik kafe tempat ia bekerja.
Tentu keduanya mempunyai cara tersendiri untuk bisa mendapatkan Jia. Namun Jia sudah terlanjur menaruh hatinya pada anak ketua yayasan itu.
Sayangnya perjalanan cinta tidak selalu lurus dan mulus. Banyak sekali lika-liku bahkan jalan yang sangat curam dalam kisah cinta Jia.
Apakah Jia mampu melewati Kisah Perjalanan Cinta nya? Dan siapakah yang akan mendapatkan Jia seutuhnya? Ikuti terus kisahnya di dalam novel ini yang mampu membawamu terjun kedalam Kisah Perjalanan Cinta Syajia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Geamul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Pembuat Ulah
Saat di kantin, Cantika dan dua temannya sedang asik mengobrol semblary memakan makanan pesanan mereka. Saat itu juga, Cantika melihat Al dan Bima di samping meja mereka dan hanya terhalang satu meja saja.
“Eh Ca, dilihat-lihat Al sama Bima kayak deket banget ya?” ucap Viola penasaran.
“Iya juga yah, dulu pas awal Al masuk mereka gak sedekat itu,” sahut Cantika sembari memandangi Al dan Bima.
“Eh iya, kalian udah pada tahu gak? Katanya, Al itu anaknya Pak Wijaya,” ucap Syeli.
“Hah, seriusan lo? Kata siapa?” Cantika sangat kaget mendengar ucapan Syeli.
“Serius Ca, kemarin gue denger dari anak-anak kelas,” jawab Syeli.
“Wah, kayaknya lo harus berusaha dapetin Al lagi nih,” ucap Viola pada Cantika.
Cantika pun tersenyum dengan apa yang dikatakan Vera dan Syeli. Kali ini, dia harus bisa berhasil untuk mendapatkan Al. Dia pun terus memandang Al yang sedang makan, sembari memikirkan cara untuk bisa mendapatkannya.
Disisi lain, Cantika ingin mendapatkan Al bukan hanya semata-mata dia anak ketua yayasan atau dia orang yang sangat tampan dan keren.
Tapi, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia benar-benar menaruh perasaan yang sebenarnya untuk Al.
Dari awal dia bertemu dengan Al pun, Cantika sudah merasakannya. Dan kali ini, ia benar-benar dan tulus menyukai Al, tidak ada pula yang bisa menggantikan posisi Al di hatinya. Apapun caranya itu, ia akan melakukan untuk mendapatkan Al.
Namun sayangnya, cara Cantika untuk mendapatkan Al sangatlah salah. Ia berusaha memaksa Al untuk menyukainya dan memaksa orang yang dekat dengan Al untuk menjauhi Al. Padahal itu adalah cara yang sangat tidak disukai oleh Al. Tetapi, ia terus melakukannya demi mementingkan perasaannya sendiri.
“Sekarang, rencana lo apa Ca?” tanya Viola penasaran.
“Kalian tenang aja, yang pasti kalian berdua harus bantuin gue ya!” ujar Cantika pada Viola dan Syela.
“Pasti dong Ca, kita bakal selalu dukung lo,” sahut Syela dan Viola hanya mengangguk.
Cantika pun tersenyum senang, tak lama kemudian mereka beranjak pergi ke kelas karena sebentar lagi kelas akan dimulai.
***
Keesokan harinya di kampus, saat Cantika dan gengnya sedang mencari Al. Mereka pun melihat Al sedang makan berdua dengan Jia di kantin. Hati Cantika mulai membara, ia benar-benar tidak merelakan Al didekati cewek apalagi cewek itu adalah Jia.
Cantika pun segera mendekati meja yang diduduki Al dan Jia, dengan marah yang sudah meluap. Lalu seketika meledak saat mendapati wajah Jia di hadapan Cantika. Cantika pun langsung melabrak Jia.
“Heh, lo ngapain sih deket-deket sama Al?” pekik Cantika sembari mendorong bahu Jia.
Jia terperanjat kaget badannya pun terdorong dan untungnya Jia tidak terjatuh karena ia segera menahan diri dengan memegang ujung meja.
Al sangat kaget dengan apa yang ia lihat barusan, Al pun langsung sigap mengahadapi Cantika dan membela Jia.
“Lo apa-apa sih Ca, lo gak liat apa Jia lagi makan?” bentak Al.
“Tapi Al, aku gak suka kalau dia deket-deket sama kamu.”
“Ya suka-suka gue-lah mau deket sama siapa, emang lo siapa? berani ngatur-ngatur orang." kali ini, Al benar-benar marah.
“Tapi Al,” belum sempat Cantika menjelaskan, ucapannya terpotong.
“Lo emang cewek yang gak punya adab ya! udah di sekolahin tinggi-tinggi, masih aja kelakuannya kayak anak SMA,” ketus Al.
Perkataan itu mampu menusuk hati Cantika, seperti ada petir yang menyambar dirinya dan seakan Al mampu menusuk hatinya yang sangat keras itu. Cantika berusaha menahan dirinya, dia tidak mau amarahnya keluar di hadapan Al.
“Tapi Al, aku gak bermaksud,” ucapannya terpotong lagi.
“Sudahlah, ayok Ji kita pergi dari sini!" Al menarik lengan Jia dan pergi meninggalkan Cantika dan gengnya yang mematung.
Wajah Cantika sangat kesal, ia pun berlari menuju toilet dan diikuti oleh kedua temannya. Air mata Cantika mulai keluar saat ia mengunci diri di toilet. Kali ini, ia benar-benar menyesali perbuatannya.
Kalau dari awal ia tahu, reaksi Al akan seperti itu. Mungkin ia akan lebih berhati-hati untuk bisa mendapatkan hati Al. Dan sekarang, semuanya sudah terlambat. Pasti Al sangat membenci Cantika.
“Ca, lo gak apa-apa kan? Udahlah Ca, jangan ngunci diri di toilet kayak gini!” ucap Viola mengetuk-ngetuk pintu toilet merasa cemas dengan keadaan sahabatnya.
“Iya Ca, ayo dong keluar, gak bau apa di dalam toilet mulu,” bujuk Syeli yang sangat polos.
Cantika pun mengusap pipinya yang basah kuyup, lalu mencuci mukanya yang sangat kusut. Matanya terlihat merah karena mengeluarkan air mata yang sangat banyak.
Ia masih tak percaya bahwa Al akan mengatakan hal seperti itu pada dirinya.
Dan Cantika pun menyadarinya bahwa karena sikap dirinya-lah yang membuat Al tidak suka padanya.
Seharusnya ia bisa mengambil hati Al dengan cara lain sehingga Al bisa didapatinya dengan mudah dan lebih memilih dirinya dari pada Jia.
Tak lama kemudian, Cantika pun membuka kunci toilet lalu keluar dari toilet dan menghampiri kaca besar yang terdapat di dinding toilet. Viola dan Syeli pun menghampirinya dengan hati-hati.
“Ca, lo gak apa-apa kan?” tanya Syeli dengan kepolosannya lalu meraih bahu Cantika. Viola pun menyikut lengan Syeli, karena pertannyaanya yang tidak tepat.
Cantika menoleh ke arah Syeli dengan wajah yang sedih. Menunjukan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Syeli dan Viola pun merangkul badan Cantika yang dingin, berusaha menenangkan hati sahabatnya.
“Lo yang sabar ya Ca,” ujar Viola.
“Kasihan banget si lo Ca. Saran gue, lo minta maaf aja sama Al biar dia gak marah lagi sama lo,” sambar Syeli, lagi-lagi ia berbicara yang tidak tepat dan dengan kepolosannya.
“Syeli!” Viola membentak Syeli.
“Lah, kenapa sih? emang gue salah Ca ngomong kayak gitu?” tutur Syeli.
Cantika pun melepaskan pelukan kedua sahabatnya, ia terdiam sejenak memikirkan perkataan Syeli. Dan perkata Syeli ada benarnya juga, itu adalah cara satu-satunya supaya Al tidak membencinya lagi.
Dan kalau Al memaafkannya, mungkin dia bisa mendapatkan hatinya Al dengan cara yang benar. Cantika pun mulai tersenyum dan menatap sahabatnya˗˗Syeli lalu menjawab pertanyaan Syeli.
“Lo gak salah kok Sye. Mungkin, gue harus minta maaf ke Al,” ujar Cantika.
“Tapi Ca,” Viola menyela.
“Tuh kan apa kata gue, Cantika emang harus minta maaf sama Al biar Al gak marah lagi, iya kan Ca?”
Cantika hanya mengangguk.
‘Yah, mungkin sebaiknya gue minta maaf. Gue gak mau Al benar-benar benci sama gue,’ batin Cantika memastikan keputusannya. Mereka pun keluar toilet dan kembali ke kelas.