Mawar. Gadis yang sengaja diberikan kepada orang lain oleh kedua orang tuanya hanya karena terlahir sebagai anak perempuan, tiba-tiba dijemput kembali oleh orang tuanya setelah dua puluh tahun hidup tenang bersama orang tua angkat nya dan dipaksa menikah dengan calon suami kakaknya.
"Kamu harus menikah dengan Abymana menggantikan posisi kakakmu," ucap Mahendra setelah tiba di rumahnya.
"Jadi, Anda menjemputku hanya untuk ini? Ternyata kalian orang tua yang tidak punya hati," ucap Mawar.
Plak!
Marisa menampar Mawar dengan keras.
"Turuti apa yang kami minta atau kamu tidak akan pernah melihat dunia ini lagi!" tegas Marisa.
Bagaimanakah kehidupan Mawar setelah menikah dengan Aby?
Apakah Aby akan menerima Mawar sebagai istrinya atau justru mengabaikan Mawar dan memilih tetap mengejar Jingga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lena Laiha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
Setibanya di kamar Aby.
"Kamu apa-apaan sih? Bikin malu aja. Astaga Abymana sebenarnya kamu makan apa semalam? Kenapa kamu jadi gila kayak gini?"
"Aku gila karena cintamu. Aku gila karena mencintaimu."
Tok!
Tok!
Saat Aby hendak memeluk Mawar lagi, tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Ada orang!" Spontan Mawar mendorong tubuh Aby hingga dia terpental ke atas tempat tidur!
Mawar pun langsung membuka pintu kamarnya dengan secepat mungkin!
"Dirga. Untung kamu cepat datang," ucap Mawar setelah melihat Dirga berdiri didepan pintu kamarnya.
"Kalian sedang apa?" tanya Dirga sembari melihat-lihat keadaan didalam kamar itu.
"Jangan tanya sedang apa seharusnya aku yang bertanya kenapa. Kenapa laki-laki itu menjadi gila?" ucap Mawar sembari mengarahkan jari telunjuknya pada Aby yang masih terlentang di atas tempat tidur.
"Aku rasa Tuan Muda baik-baik saja," sahutnya setelah melihat Aby yang bersikap biasa saja.
Beberapa detik kemudian, Aby berjalan mendekati Mawar lalu membawanya ke atas tempat tidurnya tanpa menghiraukan Dirga yang sedang menatapnya!
"Aaa!" teriak Mawar karena terkejut.
"Dirga! Hentikan dia, jangan diam saja dengan hanya menatapku seperti itu!"
"Astaga, apa mungkin pengaruh minuman itu masih tersisa?" pikir Dirga.
Dirga langsung berjalan cepat menghampiri Aby yang tengah menindih tubuh Mawar.
"Tuan Muda! Sadarlah!" Dirga berusaha menarik tubuh Aby agar menyingkir dari atas tubuh Mawar!
"Hah." Mawar menarik nafas lega karena sudah berhasil keluar dari kungkungan Abymana.
"Astaga. Tolong urus dia, aku mau melanjutkan masak di dapur."
Mawar pun langsung pergi meninggalkan Aby dan Dirga di kamarnya!
Dirga nyengir kuda saat Aby menatapnya dengan tatapan tajam.
"Maaf Tuan Muda tapi Anda tidak boleh menyentuh Mawar dalam keadaan seperti ini. Sekarang Anda dalam pengaruh minuman haram itu."
Di dapur.
"Masaknya udah selesai ya Ma, masaknya?" tanya Mawar saat melihat Ratu yang sedang menata makanan di atas meja makan.
"Udah. Tadi ada Dirga ya?"
"Iya."
"Maaf ya, dia jadi ganggu kebersamaan kalian," ucap Ratu dengan sedikit mengulas senyuman di bibirnya.
"Gak apa-apa Ma, lagian urusan pekerjaan kan lebih penting pas siang hari seperti ini. Ya sekarang kan emang waktunya bekerja."
"Kamu emang istri yang terbaik, kamu begitu mengerti akan urusan suami kamu."
"Papa udah datang belum? Jadi makan siang bersama gak?"
"Jadi dong, tadi Papa pulang bareng Dirga," ucap Randy sembari melangkahkan kakinya mendekati Mawar!
"Ya udah, kita langsung makan aja. Mama udah lapar nih. Mawar kamu panggil Aby dan Dirga ya."
"Iya Ma." Mawar pun langsung memanggil suaminya dan Dirga yang sedang berada di dalam kamarnya.
**********
Di perjalanan menuju rumah Abymana.
"Pa nanti di sana jangan lama-lama ya," ucap Marisa.
"Iya. Ingat ya Ma, Mama harus bersikap baik pada Mawar, jangan sampai Mama melontarkan kata-kata yang membuat dia sedih."
"Aku udah gak sabar melihat bagaimana ekspresi wajah Aby saat melihat aku. Pasti dia langsung nyesel karena sudah menikahi Mawar," ucap Jingga.
"Kamu tuh harusnya berdoa agar Aby bisa melupakan kamu, agar kamu bisa bebas."
"Iya Pa, aku cuma bangga aja kalau melihat orang kecewa karena cintanya sama aku harus kandas."
"Astaga apa yang ada dalam pikiran kamu Jingga. Ingat, karma itu ada jangan sampai kamu merasakan kekecewaan seperti yang Aby rasakan," ucap Mahendra.
"Zaman sekarang, Papa masih aja percaya yang begituan. Jingga itu cantik, gak akan ada yang berani menduakan dia atau meninggalkan anak kita tanpa alasan."
"Mama belum sadar juga rupanya. Mama ingat gak kalau kita gak bisa punya anak lagi setelah kita menyia-nyiakan Mawar, padahal kita tidak pernah mengalami kecelakaan atau hal apapun yang bisa saja membuat kita tidak punya anak. Tiba-tiba kita dinyatakan tidak bisa punya anak lagi oleh Dokter."
"Itu bukan karena karma Pa, tapi karena benih Papa aja yang jelek."
"Mama ingat gak, setelah Mama melahirkan Mawar, Mama pernah berkata lebih baik kita tidak punya anak lagi daripada harus memiliki anak perempuan lagi. Waktu itu Mama sendiri yang mengucapkan kata-kata itu. Mungkin sekarang Tuhan marah sama kita karena kita membuang Mawar gitu aja hanya karena kita ingin anak laki-laki."
"Jadi, Mawar beneran anak Papa dan Mama? Karena dia terlahir sebagai anak perempuan, kalian berdua membuangnya gitu aja?"
"Itu masa lalu. Udahlah kita sudah sampai di rumah Aby."
Saat mobil mereka mendekat pada gerbang tinggi itu, seorang laki-laki berpakaian serba hitam langsung membuka gerbangnya dan Mempersilahkan mereka masuk!
Di dalam rumah.
Setelah selesai makan siang Ratu dan yang lainnya duduk di ruang keluarga termasuk Abymana. Laki-laki yang masih berada dibawah pengaruh minuman beralkohol itu terus saja menempel pada Mawar.
"Astaga, kenapa efek minuman itu lama banget bilangnya? Ini beneran gak sih, apa mungkin Tuan Muda hanya bersandiwara agar bisa terus dekat-dekat sama Mawar?" batin Dirga.
"Assalamu'alaikum!" ucap Mahendra dan keluarganya yang masih berdiri di luar rumah mewah itu.
"Waalaikumsalam," ucap semua orang yang berada di dalam rumah.
Tak lama, Mahendra menampakkan dirinya dengan diikuti oleh Marisa dan Jingga dibelakangnya!
"Pak Mahendra, mari-mari Pak, Bu, silahkan duduk," ucap Randy dengan ramahnya.
"Masalah datang. Gimana kalau tiba-tiba Tuan Muda menanyakan apa yang dia lihat dari Michelle? Bisa gawat ini," ucap Dirga didalam hatinya.
"Maaf mengganggu Pak, maksud kedatangan kami ingin menengok Mawar yang katanya terluka karena terkena senjata tajam," ucap Marisa.
Mawar hanya diam sembari menatap Jingga yang duduk diantara Mahendra dan Marisa.
"Mawar, kamu udah baikkan sayang?" tanya Marisa.
"Saya tidak apa-apa Bu, tidak usah khawatir," sahut Mawar dengan suara pelan.
Sebisa mungkin, Mawar menyembunyikan kebenciannya terhadap kedua orang tuanya itu.
"Maaf ya Pak Mahendra, Bu Marisa, bukannya saya tidak ingin berbincang dengan ibu dan bapak tapi saya ada jadwal meeting yang sudah ditetapkan jam nya jadi saya tidak bisa menemani kalian di sini," jelas Randy.
"Oh, iya tidak apa Pak, silahkan kalau memang ada kepentingan, jangan buat kami sebagai penghalang pekerjaan Bapak."
"Maaf ya, saya tinggal dulu."
Randy pun langsung pergi tak lupa dirinya mengajak Dirga bersamanya!
"Saya buatkan minum dulu ya," ucap Ratu.
"Mawar, kamu lanjut ngobrol aja sama orang tua kamu ya," sambung Ratu.
Mawar hanya tersenyum menanggapi perkataan Ratu.
Aby menatap Jingga dengan tatapan datar. Dia yang sudah mulai memiliki kesadaran penuh pun merasa benci bahkan jijik terhadap Jingga.
"Aby, maaf ya karena aku diculik dimalam sebelum kita menikah akhirnya kamu harus menikahi adik aku," ucap Jingga.
"Oh jadi ini orang yang bernama Jingga," batin Mawar.
"Mawar, kamu gak apa-apa Nak? Apa lukanya masih sakit?" tanya Mahendra dengan nada halus.
"Saya sudah bilang kalau saya baik-baik saja. Tidak usah khawatir terhadap saya."
"Permisi, aku mau kebelakang sebentar," ucap Aby sembari beranjak dari duduknya!
Aby langsung pergi namun tidak ke kamar mandi, dia menyandarkan punggungnya dibalik tembok agar dapat mendengar pembicaraan mereka.
"Jadi ini adik aku?" ucap Jingga.
"Maaf, saya tidak punya kakak," ucap Mawar datar.
"Heh anak sial, awas ya kalau kamu meminta cerai dari Aby," ucap Marisa dengan nada sinis.
"Selamat berjuang untuk mendapatkan hati Aby, aku yakin Aby pasti sangat membencimu karena dia kan cinta banget sama aku."
"Kalau dia cinta sama kamu, dia akan menceraikan aku tanpa aku minta dan dia pasti akan menikahi kamu."
"Ssst! Ssst! Diam Mawar. Bicaranya jangan keras-keras nanti mereka mendengarnya," ucap Marisa.
"Dengar ya, Jingga tidak mau menikah dengan Aby jadi, kamu harus berusaha agar Aby tidak menceraikan kamu," sambung Marisa.
"Udah-udah, kita ke sini untuk menjenguk Mawar, bukan untuk mengancamnya," ucap Mahendra yang sedari tadi hanya terdiam.
Mendengar pembicaraan mereka membuat Aby mempunyai ide bagus untuk mengerjai Jingga.
Bersambung