Kehidupan pernikahan Tiara dan Dimas berjalan harmonis dan bahagia. Namun semuanya berubah ketika sang mertua dari desa datang ke rumah. Ibu mengkritik kebiasaan Tiara yang bangun beberapa jam dari jam kerjanya, kebiasaannya melondri baju padahal memiliki mesin cuci, juga kebiasaannya yang lebih sering jajan di luar dari pada memasak untuk suaminya. Di awal Tiara tidak terlalu ambil pusing, namun ibu mertuanya menganggap semua pekerjaan itu haruslah dilakukan oleh sang istri. Beberapa perdebatan kecil terjadi antar ibuk dan Tiara. Perbedaan pendapat dan pandangan membuat menantu dan mertua berselisih pada akhirnya. Ketegasan Dimas pun di uji. Menjadi penengah antara ibu dan istrinya tentu tidaklah mudah. Hingga Tiara memilih untuk pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danie A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
Bu Ismiyati kembali ke rumah Dimas dengan perasaan hampa. Wanita paruh baya itu tidak berhasil membujuk Tiara untuk pulang. Tapi setidaknya Bu Ismiyati sudah tahu di mana tempat tinggal Tiara. Paling tidak Bu Ismiyati tahu ke mana harus mencari Tiara.
"Mendingan aku pulang aja. Gara-gara kelakuanku, rumah tangga anakku hampir saja hancur. Lebih baik aku balik ke kampung aja," gumam Bu Ismiyati bertekad untuk pulang dan mengalah demi kebahagiaan putranya. Demi putranya, Bu Ismiyati rela angkat kaki dari rumah anaknya sendiri dan menjauh dari Dimas.
Wanita itu tidak dapat melakukan apa pun untuk membantu memperbaiki hubungan Tiara dan juga Dimas. Hanya ini yang Bu Ismiyati bisa lakukan untuk membawa Tiara pulang kembali.
Tepat di malam sebelum Bu Ismiyati pulang, wanita itu sempat melihat Dimas yang terbangun di sepertiga malam. Melalui celah pintu kamar yang terbuka, wanita paruh baya itu melihat Dimas yang tengah bersujud dan menangis sendirian di dalam kamar.
Makin tersiksalah batin Bu Ismiyati saat ia melihat keadaan putranya yang seperti ini. Wanita paruh baya itu tahu betul kalau putranya sangat merindukan Tiara.
"Dimas, Ibu akan lakukan apa pun buat kamu," gumam Bu Ismiyati.
Sayangnya ia tak sanggup membujuk Tiara untuk pulang. Sebagai gantinya, Bu Ismiyati pun akan menyingkir dari rumah itu dan membiarkan putranya kembali pada sang istri.
Dengan hati yang hancur, Bu Ismiyati bergegas kembali ke kamar kemudian mengemasi semua barang-barangnya. Bu Ismiyati tidak akan menunda waktu lebih lama lagi. Wanita itu akan segera pulang ke kampung begitu pagi tiba.
"Kenapa hidupku jadi begini? Bisa-bisanya aku nggak diterima di rumah anakku sendiri," gumam Bu Ismiyati miris.
"Kenapa hubunganku dan Tiara jadi begini?" Bu Ismiyati tak pernah menyangka jika perbedaan prinsip dan pandangan antara dirinya dan Tiara akan membuat hubungan mereka menjadi berjarak. Bu Ismiyati cukup menyayangkan sikapnya dan Tiara yang tidak bisa menemukan kecocokan. Bahkan Bu Ismiyati sendiri sudah tidak bisa lagi membujuk Tiara dan mengajak menantunya itu untuk berbicara baik-baik.
"Aku harus ikhlas. Ini semua demi Dimas. Memang lebih baik aku tinggal di kampung saja."
****
"Ibu mau ke mana?" tanya Dimas begitu ia melihat Bu Ismiyati yang keluar dari kamar dengan membawa tas besar di pagi hari.
Bu Ismiyati pun mulai mengutarakan niatnya untuk pulang ke kampung halaman. "Ibu mau pulang ke Sukoharjo," ungkap Bu Ismiyati sembari melempar senyum tipis pada sang putra.
Tentu saja Dimas terkejut bukan main saat mendengar penuturan ibunya. "Pulang? Maksud Ibu apa? Kenapa Ibu pengen pulang?"
Manik mata Bu Ismiyati mulai berkaca-kaca. "Kamu nggak perlu bohong lagi, Dimas. Ibu udah tahu semuanya. Tiara nggak pergi dinas, kan? Tiara pergi dari rumah, kan?" tanya Bu Ismiyati.
Tentu Dimas makin dibuat shock saat mendengar perkataan Bu Ismiyati. "Ibu ngomong apa, sih? Ibu tahu dari mana? Siapa yang ngomong kaya gitu ke Ibu?"
"Ibu tahu semuanya. Ibu bukan anak kecil lagi, Dimas. Kamu pikir kamu bisa bohongin Ibu? Kenapa kamu nggak terus terang aja dari awal? Kamu bertengkar sama Tiara, kan? Dan penyebab pertengkaran kamu sama Tiara ... karena Ibu, kan?"
Tangis Bu Ismiyati langsung pecah. Begitupun dengan Dimas yang juga ikut menangis di depan sang ibu. "Sejak kapan Ibu tahu? Ini alasan Ibu pengen pulang ke Sukoharjo?"
ibu selalu ingin yang terbaik buat anaknya.. ibu berusaha mendidik menantu nya buat bisa memberikan yang terbaik juga buat anaknya.. meskipun terbaik nya itu versi dirinya..
dan ibu juga rela merendahkan ego nya demi kebahagiaan anaknya..
ibuu oh ibuu... ibu kandung ataupun ibu mertua,, itu sama...
dicerita ini tuh sebenarnya salah semua.. tapi yaa juga bener semua..
terlalu syuliiitt..
nyalahin Dimas, salah.. nyalahin bu Ismiyati, salah juga.. biar bagaimanapun mertua juga termasuk orang tua kita.. nyalahin Tiara, salah juga.. yaah namanya manusia pasti ada titik lelah dan ingin dimengerti nya..
nyalahin author aja apa yak???
kamu skrg bisa ngomong gitu, nanti suatu saat kalau kamu punya anak laki, dan istrinya juga nyuruh memilih antara kamu atau istrinya, gimana hayo??
Yaa walaupun Adam nggak salah juga mau bantu istrinya.. bagus malah .. istri jd lebih merasa diperhatikan dan di mengerti..
udah siih buk,, udah nurut loh mantu nya itu.. udah nyuci baju sendiri nggak laundry. udah mask sendiri nggak beli. keasinan atau hambar dikit nggak papa kali ah.. nggak bikin ibu meninggoy mendadak juga kok.. yaa sambil minum aja bu kalau keasinan.. atau nyuap nya nasi nya dibanyakin, sayur nya dikit aja biar nggak kerasa asin nya
dari sabang sampai Merauke kayaknya permasalahan nya ini terus deh..
yaaahh gimana ya,, sbg seorang ibu yg melahirkan dan menjaga anak laki² nya dari bayi sampai dewasa, mencurahkan segenap cinta & usaha terbaik nya, wajar siih kalau ibu² agak kesel ngelihat anak nya nggak diperlakukan semaksimal dia memperlakukan anaknya.. kita juga pasti nanti gitu,, sama anak kita, kita usahakan yg terbaik, dan kita juga nggak mau kalau anak kita dapat pasangan yg apa² beli, apa² laundry. kasian pasti ngelihat anak kita, capek² kerja, tp istri keluar duit terus.. tapi yaa,, terkadang mertua juga ngomong nya kelewatan. terlalu kasar mungkin..
sama-sama introspeksi diri ajasiih kayaknya baiknya..
yg penting suami ttp syg sama kita
cerita ini bisa jadi pelajari buat readers, intinya komunikasi antara suami istri juga mertua itu penting untuk menghindari salah paham berujung kehancuran rumah tangga
Dimas tegas sedikit sama ibumu tanpa harus menjadi anak durhaka, tp klo ibumu tetap keras kepala gitu ya siap-siap aja untuk kehilangan istrimu
sabar, cari jalan keluar yg terbaik, minta bantuan ustadz atau siapa yg bisa bantu menyelesaikan masalah kalian
Bu Ismi mah komennya hanya apa yg terlihat oleh matanya aja, gak tau kan... klo dirumahnya gimana... ini Bu Ismi su'udzon bilang suami pulang kerja gak disambut pake teh hangat segala, padahal kan td si Adam bilang klo belanja skalian pulang kerja karena searah sm jalan pulang
klo gak kerja, gampang aja bilang bisa ngerjain semua kerjaan domestik seperti masak nyuci sampai beres-beres rumah karena seharian gak keluar rumah buat nyari cuan, ini posisi istri kerja, pulangnya aja lebih dulu suaminya, gimana mau ngerjain semuanya...
punya mulut jangan asal jeplak ya Bu...
jadi gemes emosi sendiri gue😖😖😖