Thalita, 25 thn seorang dosen sekaligus pengusaha membalaskan sakit hatinya kepada suami dan keluarga suaminya yang sudah menggelapkan uang restoran milik nya hanya karena ia sibuk mengurus ibunya yang sedang sakit.
Ia dianggap miskin oleh keluarga suaminya, karena sewaktu menikah ia di wali kan kepada wali hakim karena ayahnya sudah meninggal ketika ia berusia 17 tahun. Dan ia juga di anggap bodoh, karena selama restoran di handel Dika suaminya, ia tidak pernah menanyakan laporan keuangan restoran tersebut sehingga membuat Dika dan keluarganya besar kepala dan menggelapkan uang restoran untuk gaya hidup mereka.
Hanya Alana lah yang menyukai Thalita dan dialah yang mengirim video Dika dan keluarga nya merayakan pesta ulang tahun selingkuhan Dika di restoran milik Thalita.
Berhasilkah Thalita membalas perlakuan Dika dan keluarga nya? Adakah nanti seseorang yang mencintai Thalita setulus hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Di grebek warga
Hari minggu, Kadir memutuskan untuk menemui istri dan anaknya di kampung mertuanya.
Pagi-pagi sekali ia sudah bersiap-siap untuk berangkat. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kedua anaknya Kayla dan Kana.
"Kang, saya pamit dulu ya Kang! " pamit Kadir kepada Kang marbot yang sedang menyapu halaman masjid.
"Iya Mas, Sampean hati-hati! Jangan ngebut bawa motornya! " ucap Kang marbot dengan suara kencang.
"Okeh! Assalamualaikum! " jawab Kadir sambil mengucapkan salam.
Kadir melajukan kendaraan nya dengan kecepatan sedang karena ia tidak ingin buru-buru. Ia sengaja berangkat pagi agar bisa kembali lagi sore hari nya bersama istri dan anak-anaknya. Ia berkendara sambil mulut yang tidak berhenti berdzikir menyebut Asma Allah. Sepanjang jalan ia selalu berdoa agar anak-anaknya serta istri nya dalam keadaan sehat walafiat.
Setelah berkendara selama dua jam perjalanan. Kadir akhirnya sampai juga di kampung istrinya. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu anak-anaknya yang sudah ia tinggalkan selama hampir satu bulan lamanya.
Ketika ia memasuki pekarangan rumah mertuanya, ia melihat ada banyak warga yang berkumpul di halaman rumah. Ketika kadir menghentikan motornya, para warga langsung melihat ke arah Kadir dengan pandangan yang tidak Kadir mengerti. Ada yang memandang dengan wajah prihatin, kasihan, cuek saja dan ada yang tidak peduli dengan kedatangannya.
"Kenapa di rumah ini ramai sekali?Apa yang telah terjadi? Ya Allah, apa terjadi sesuatu dengan istri dan anak-anakku? Kenapa aku tidak melihat Bapak, Ibu dan juga Yuli? " gumam Kadir dalam hati.
Kadir terus berjalan tanpa memperdulikan tatapan orang padanya. Ia berjalan dengan cepat dan langsung mengucapkan salam.
"Assalamualaikum.. " ucap Kadir dengan keras.
"Papa!! " teriak Kayla sambil berlari kearah Kadir.
Mendengar suara anak sulungnya, Kadir pun tersenyum sambil merentangkan kedua tangannya dan memeluk anak sulungnya dengan erat.
"Ya ampun, anak Papa sudah besar aja. Sudah makin tinggi juga. " ucap Kadir sambil mencubit gemes pipi anaknya.
"Iya dong Pa, kan sebentar lagi Ila mau masuk sekolah! " jawabnya dengan wajah ceria.
"Wah, gak nyangka banget Papa kalau Ila udah mau masuk sekolah. Rasanya baru kemarin Papa gendong-gendong Ila. " ucap Kadir lagi dengan wajah bahagia.
"Oya, adik Kana mana? " tanya Kadir sampai celingak celinguk mencari keberadaan putri bungsu nya.
"Dedek lagi bobok Pa, tadi dedek nangis-nangis terus. Sekarang bobok deh dedek nya. " jawab Kayla dengan wajah imutnya.
"Kayla, ayo makan siang dulu! Abis itu tidur suang! " ucap seorang wanita paruh baya yang datang dari arah belakang.
"Gak mau! Ila gak mau makan! " tolak Kayla dengan wajah cemberut.
"Maaf Bu, mau tanya sebentar. Kenapa banyak orang di sini ya? Kenapa saya tidak melihat istri dan mertua saya dari tadi? " tanya Kadir dengan wajah heran.
Wanita itu tampak gelagapan mendengar pertanyaan Kadir. Ia melihat kanan kiri seperti mencari sesuatu. Ia menatap wajah Kadir dengan wajah kasihan.
"Mama pergi Pa, di bawa orang-orang gak pake baju, cuma pake selimut. Kakek sama nenek ikut Mama pergi. " jawab Kayla dengan polosnya.
"Bu, tolong katakan apa maksud perkataan Kayla barusan? Apa benar yang di katakan anak saya tadi? "tanya Kadir semakin penasaran.
"Maaf kan saya Mas kalau salah bicara. Saya hanya mengatakan apa yang saya lihat dan apa yang saya dengar. Begini ceritanya.. " ucap wanita paruh baya itu dengan wajah kasihan.
Flashback On
Dua hari sudah Yuli minggat dari rumah karena bertengkar dengan Bapaknya. Ibu Yuli sudah lama mendesak suaminya untuk mencari Yuli dan membawanya pulang. Tapi Bapak Yuli tidak mau melakukan semua keinginan istrinya itu. Ia masih marah dengan sikap Yuli yang kasar dengan anak-anak nya.
Karena suaminya tidak mau mencari, Ibunya Yuli nekat mencari Yuli walau tanpa izin dari suaminya. Ia mencari Yuli ke rumah Darman, karena ia yakin kalau anaknya itu pasti pergi ke sana. Sesampainya di sana ia merasa lega karena Yuli memang tinggal di sana selama dua hari ini.
Ibunya Yuli membujuk anaknya itu agar mau ikutnya pulang. Ia merasa tidak pantas seorang wanita yang sudah bersuami tinggal satu atap dengan lelaki yang bukan muhrimnya. Apalagi mereka hanya berdua saja, dan Ibunya tidak mau kalau nanti ketahuan warga sekitarnya.
Setelah lama di bujuk, Yuli akhirnya mau pulang bersama ibunya. Ia tetap tidak di tegur dan di sapa Bapaknya walaupun mereka sudah tinggal satu atap lagi.
Pagi itu, kedua orang tua Yuli dan anaknya pergi ke rumah saudara dari Bapaknya Yuli di kampung sebelah. Mereka pergi pagi dan berencana menginap semalam di sana karena ada acara pesta pernikahan.
Yuli tidak mau ikut karena alasan tidak enak badan. Begitu orang tua nya sudah pergi dari rumah, Yuli bergegas menghubungi Darman dan memintanya untuk datang ke rumahnya.
"Eh ayang Yuli cantik banget! Akang jadi tambah cinta sama ayang Yuli" ucap Darman sambil menelan air liur melihat Yuli memakai pakaian yang minim menyambut kedatangan nya.
Yuli yang di puji seperti itu, tersenyum malu-malu dan bahagia karena merasa sudah berhasil membuat Darman tergila-gila padanya.
Darman datang ke rumah Yuli ketika magrib datang karena ia sengaja menunggu waktu yang sepi dan orang-orang sibuk dengan kegiatan mereka agar tidak ada yang tahu jika ia datang ke rumah itu.
Setelah menutup pintu dan menguncinya, Darman langsung saja menyerang Yuli karena sudah tidak tahan lagi karena Yuli pintar membangkitkan hasratnya sebagai seorang pria.
Mereka berdua melakukan perbuatan terkutuk itu di saat semua orang sedang melakukan ibadah magrib di masjid. Sungguh sangat gembira syaitan karena telah berhasil membuat manusia seperti mereka bertekuk lutut dengan hawa nafsunya.
Mak Inem seorang janda tua dengan tiga orang anak hendak pergi ke masjid. Dan ia melewati rumah orang tua Yuli karena rumahnya berada di belakang kebun milik orang tua Yuli. Ketika ia mau ke masjid, otomatis ia melewati rumah orang tua Yuli.
Ketika melewati jendela sebuah kamar, ia mendengar suara teriakan, ******* dan cekikikan dari dalam sana.
"Kenapa ada suara yang seperti itu ya? Bukannya Pak Amin dan istrinya lagi ada di kampung sebelah. Kenapa suara seperti gak asing? Atau jangan-jangan suara setan.. Hiy... " gumamnya sambil bergidik ngeri.
"Atau aku salah dengar kali ya? Aku coba dengerin aja ah biar gak salah sangka! " ucapnya sambil mendekatkan telinganya ke dinding.
Ternyata suara *******, cekikikan dan lenguhan semakin terdengar dengan keras.
"Astaghfirullah hal adzim... Suara itu bukan suara setan, tapi suara manusia. Aku harus lapor pak RT kalau kayak gini. " ucapnya sambil mengurut dada.
Mak inem pun bergegas berlari ke arah masjid sampai ia hampir saja terjatuh. Ia sampai di masjid ketika orang sedang shalat berjamaah. Ia terlambat datang gara-gara penasaran dengan suara tersebut. Mak inem pun melaksanakan shalat magrib dengan tidak terlalu fokus. Setelah selesai shalat ia sengaja menunggu jemaah laki-laki bubar dan tanpa basa basi ia langsung menemui Pak RT yang sedang berbincang dengan warga lainnya.
"Maaf Pak RT, saya mau ngasih tau sesuatu! " ucap Mak Inem dengan tangan berkeringat dingin.
"Eh Mak Inem! Mau ngomong apa Mak? " jawab Pak RT dengan ramah.
"Anu pak itu... Anu... Itu di rumah anu! " ucap Mak Inem terbata-bata kerena gugup dan takut.
"Kenapa Mak Inem gugup begitu? Katakan saja Mak gak usah sungkan. Siapa tau saya bisa bantu! " ucap Pak RT dengan heran.
Semua yang ada di sana menatap Mak Inem dengan raut wajah bingung.
"Itu Pak, saya mau lapor kalau saya mendengar suara orang main kuda-kudaan di rumah Pak Amin. Saya kira tadi saya salah dengar, tapi suaranya malah semakin jelas. Saya takut salah sangka makanya saya lapor Pak RT. " jawab Mak Inem sambil menunduk.
"Beneran itu Mak? " tanya Bu RT yang ikut nimbrung.
"Beneran Bu RT... Saya berani sumpah! " jawab Mak Inem lagi dengan yakin.
"Astaghfirullah hal adzim... Ayo Pak kita kesana! Ini tidak bisa di biarin, Pak Amin dan istrinya kan sedang pergi ke kampung sebelah. " ucap Bu RT dengan geram.
"Benar Pak RT... Ayo kita pergoki mereka, berbuat senonoh magrib begini! Itu pencemaran kampung kita Pak RT! " teriak salah satu warga.
"Tenang semuanya!Mohon tenang! Mungkin saja itu mbak Yuli dan suaminya! Kita tidak bisa asal tuduh saja! " jawab Pak RT mencoba meredakan emosi warga.
"Kenapa gak kita grebeg aja Pak, biar kita tahu itu beneran mbak Yuli dan suaminya atau bukan! Dari pada kita hanya menduga saja! " ucap salah satu perangkat desa yang ikutan bicara.
Karena terus di desak warga, Pak RT dan semua warga pergi ke rumah Pak Amin dengan Mak Inem yang berjalan di depan mereka. Mereka berjalan dengan cepat dan sampai di dekat jendela sewaktu Mak Inem mendengar suara laknat tersebut.
Ketika sampai di sana, mereka diam sejenak dan suara laknat tersebut terdengar lagi, kali ini semakin kencang dengan di iringi lenguhan panjang. Semua warga langsung geram dan juga malu mendengar suara laknat tersebut terdengar keras sampai keluar rumah.
"Pak, ini tidak bisa di biarkan! Kampung kita sudah tercemar karena perbuatan mereka. Sekarang kita buktikan saja apa benar di dalam mbak Yuli dan suaminya atau bukan! " geram salah seorang warga.
Kejadian penggrebekan terjadi sangat cepat, warga semakin marah dan geram ketika melihat orang yang bersama mbak Yuli bukan suaminya, tetapi Darman. Duda kampung ini yang rumahnya di samping perkebunan kelapa. Mereka menangkap basah Mbak Yuli yang saat itu masih bugil dan hanya tertutup selimut. Sedangkan Darman juga dalam kondisi yang sama, tapi ia masih sempat memakai bokser nya meski dalam keadaan terbalik.
Flashback Off.
"Begitu cerita nya Mas, saya harap sampean sabar dengan ujian ini! " jawab wanita paruh baya itu dengan wajah prihatin.
"Astaghfirullah Ya Allah... Astaghfirullah... Ya Allah.. Ternyata ini jawaban dari mimpiku beberapa hari yang lalu.. Astaghfirullah hal adzim ya Allah... Astaghfirullah... " ucap Kadir istighfar dengan linangan air mata sambil menepuk-nepuk dadanya.
Bersambung....
Selamat membaca dan selamat beraktivitas ya...
Selamat mudik bagi yang mudik ya...
Semoga selamat sampai tujuan....
tanggung jawab thor 😭