Kisah seorang wanita yang mencari kebahagiaan setelah perceraian.
Kara Gantari seorang gadis yang menikah dengan Adi Saputro karena permintaan sang kakek disertai ancaman tidak akan mendapatkan warisan. Setahun kemudian Kara diceraikan oleh Adi karena sudah mendapatkan warisannya.
Pertemuannya dengan seorang CEO yang gesrek, pecinta dangdut, melokal luar dalam, membuat Kara pusing tujuh keliling tapi Rayden adalah pria yang sangat memuja Kara. Kehidupan keduanya pun diuji dengan tragedi.
Apakah Kara dan Rayden akan menemukan kebahagiaannya?
Cerita ini murni halu milik author
Follow Ig ku di hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemodusan Yang Haqiqi
Kara kembali ke kantornya tiga jam setelah dia pergi dan diantar oleh Rayden bersama dua asistennya. Harusnya Kara sudah kembali ke kantor sejam sebelumnya namun dia harus menunggu kiriman baju karena Rayden merusak blusnya akibat terlalu semangat.
Sembari menunggu bajunya datang, Rayden dan Kara makan siang di kamar milik Rayden. Kedua suami istri receh itu sangat menikmati kehidupan mereka berdua.
Kini Kara turun ditemani oleh Rayden untuk menemui Sophia sekalian membicarakan soal penggalangan dana yang akan dilaksanakan sebulan lagi.
Kara tampak cantik dan segar dengan gaun dan mantel yang dibelikan Rayden. Sang suami sendiri tampak paripurna di sebelahnya.
"Kalau Sophia marah, dia nggak berhak. Kan dia sendiri yang mengirimkan kamu ke aku yang kebetulan adalah aku suamimu. Jadi apa yang dilakukan suami istri yang baru dua bulan menikah? Pikir saja sendiri" ucap Rayden santai.
"Iya deh mas. Kamu yang tanggung jawab pokoknya" ujar Kara.
"Lho kan aku suami bertanggungjawab atas segala sesuatunya" sahut Rayden serius.
Kara merangkul lengan suaminya. "Thank you."
Rayden tersenyum manis kepada istrinya. "Always."
***
Sophia hanya menatap kedua orang dihadapannya dengan wajah sebal. Sebenarnya sebal ke Rayden yang terlalu lama bersama asisten/istrinya dan sebal ke diri sendiri mengirimkan Kara ke suaminya.
"Jangan cemberut begitu Bu Sophia" goda Rayden.
"Kalian tuh! Bisa nggak jangan terlalu lama berduaannya dan anda tuan Takahashi" Sophia memajukan tubuhnya dari mejanya "jangan brutal sampai membuat baju Kara rusak" bisik nya yang sukses membuat Rayden terbahak.
"Bu Sophia kan tahu rasanya menjadi pengantin baru?" kerling Rayden tanpa beban.
"Haaaiissshhhh!" cebik Sophia tidak bisa membantah.
"Mumpung saya disini, saya sekalian membicarakan soal penggalangan dana yang rutin diadakan oleh almarhum mama saya setiap tahun."
Sophia lalu membuka file begitu juga dengan Rayden yang membuka berkas yang dibawakan oleh Kara tadi. Ketiganya pun saling membahas tema dan acara yang akan dilaksanakan karena setiap tahun berbeda.
Tristan yang berada di dalam ruangan itu hanya memandang Kara dan Rayden dengan tatapan dingin. Ternyata itu suaminya.
Kara merasakan hawa dingin yang tidak enak dan terasa di kuduk nya sehingga membuatnya menoleh ke belakang. Tristan tampak sibuk dengan pekerjaan di depan laptop nya. Kara mengerenyitkan dahinya. Perasaan apa ini?
***
Kara tiba di rumah bersama dengan Rayden dan bergegas masuk ke dalam rumah karena dia hendak membantu Bu Sumi dan bik Ijah memasak.
"Kamu mau kemana sayang?" tanya Rayden yang melihat istrinya berlari kecil menuju dapur setelah mengganti sepatunya dengan sandal jepit rumahannya.
"Mau membantu memasak. Aku mau membuat daging sapi lada hitam" ucap Kara.
Rayden merengkuh pinggang Kara dan menggendongnya seperti membawa karung beras.
"RAAYDDEEENN! Apa-apaan!" teriaknya dari balik punggung suaminya.
"Temani aku dulu!" ucap Rayden yang dengan santainya menggendong istrinya bagaikan tidak ada beban.
Kara hanya pasrah dengan keinginan suami absurd nya.
Di kamar, Rayden menurunkan Kara di atas tempat tidur dengan pelan.
"Bantuin" pintanya.
"Bantuin apa?" tanya Kara bingung.
"Bukain bajuku" cengir Rayden.
Astagaaaaa! Demi semua anggota Ghost in the Shell! Suamiku umur berapa ya?
"Memang mas gak bisa buka baju sendiri?" tanya Kara sembari memincingkan matanya.
"Lebih enak dibukain sama istri sendiri."
Kara hanya bisa menggelengkan kepalanya tapi tetap memenuhi permintaan pria tampan itu. Kara melepaskan jas, dasi dan kemejanya. Wanita itu harus bersusah payah menelan salivanya karena melihat perut kotak-kotak yang selalu membuatnya bergetar.
"Kalau mau pegang, pegang saja sayang" goda Rayden.
"Dah sisanya kamu sendiri!" Kara pun berjalan keluar kamar.
"Lha? Woooiiii Kara Santanku! Kok nanggung?" teriaknya namun istrinya sudah keluar kamar. Rayden tersenyum dan mulai menyetel lagu dangdut ritual mau mandi.
Lirikan matamu menarik hati
Oh, senyumanmu manis sekali
Sehingga membuat aku tergoda
Sebenarnya aku ingin sekali
Mendekatimu, memadu kasih
Namun, sayang, sayang, malu rasanya
Biar kucari nanti caranya
Memang sekarang malam perpisahan
Namun awal lahirnya percintaan
Harapanku dapatkah kau rasakan?
Meskipun belum aku menyatakan
Oh, kiranya aku telah jatuh cinta
Lagu lawas milik A. Rafiq terdengar di kamar utama yang membuat Kara dan para pelayan hanya menggelengkan kepalanya.
Suamiku benar-benar melokal!
"Non, tuan Rayden kesambit lagi?" tanya bik Ijah.
"Kesambit A. Rafiq" jawab Kara asal yang otaknya langsung bertraveling membayangkan suaminya hanya memakai handuk terus goyang dombret.
"Nyonya, tolong bilang sama tuan Rayden. Dikurangi deh melokalnya. Pusing kita-kita ini" kekeh Bu Sumi.
"Aku sendiri ya bingung Bu. Kemarin saja pas ke Bandung mau nyetel campursari di mobil dan aku langsung auto nolak. Ga banget deh, mobil Mercedes Benz G lagunya campursari?" gerutu Kara yang dijawab tawa para pelayan disana.
"Sekali-kali tuan Rayden didoktrin lagu K-Pop nyonya" sahut salah seorang pelayan yang masih muda.
"Nanti aku doktrin EXO, Blackpink, Red Velvet, NCT, BTS ya" kekeh Kara yang langsung mendapatkan jempol dari pelayannya.
"Wuuiihhhh, ternyata nyonya tahu KPop" seru pelayan yang lain.
"Karaaa!" teriak Rayden dari dalam kamar.
"Ya Allah, emang rumah ini hutan rimba apa ya!" gerutu Kara yang segera naik ke lantai dua.
Bu Sumi dan bik Ijah hanya tertawa.
"Mereka berdua tuh ya bik" kekeh Bu Sumi.
"Semoga pernikahan mereka awet ya" timpal bik Ijah.
"Aamiin." Semua orang disana mengaminkan.
***
"Mas, bisa nggak sih nggak teriak-teriak? Ini tuh rumah bukan hutan" tegur Kara sambil menutup pintu kamar.
"Lha kamu pasti nggak dengar" sahut Rayden yang masih memakai handuk sehabis mandi.
"Gimana mau denger, mas nyetel speakernya banter banget!" gerutu Kara sambil mematikan aplikasi musik di hp Rayden.
"Oh ya bener" cengir Rayden yang membuat Kara memutar matanya malas.
"Mas panggil aku ada apa? Aku sedang menyiapkan makan malam."
"Kamu sudah mandi?"
"Belum. Mau mandi kan nunggu mas selesai dengan ritual dangdutan dulu" goda Kara.
"Mau lagu yang lain?" Rayden mengutak-atik ponselnya dan terdengar lagu lawas dari Color Me Badd.
Come inside take off your coat I'll make you feel at home
Now let's pour a glass of wine .Cause now we're all alone
I've been waiting all night so just let me hold you close to me
'Cause I've been dying for you girl to make love to me
Girl you make me feel real good
We can do it 'til we both wake up
Girl you know I'm hooked on you
And this is what I'll do
I wanna s*x you up
(A tick tock, ya don't stop-stop, to the)
All night, girl you make me feel good
I want to (let me rub you down)
I wanna s*x you up
Kara melongo. "Ini mah modusnya kamu mas!"
Rayden menyeringai. "Mandi bareng yuk!"
***
Yuhuuu Up Pagi Yaaaa
Yang nunggu Bara, masih belum lolos dari semalam. Insyaallah hari ini lolos. Doakan saja.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
