NovelToon NovelToon
Menikahi Pengawal Pribadi

Menikahi Pengawal Pribadi

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cinta setelah menikah / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Titin

Jelita Sasongko putri satu satunya keluarga Dery Sasongko dipaksa menikah dengan Evan Nugraha pengawal pribadi ayahnya. Jelita harus menikahi Evan selama dua tahun atau seluruh harta ayahnya beralih ke panti asuhan. Demi ketidak relaan meninggalkan kehidupan mewah yang selama ini dia jalani dia setuju menikahi pengawal pribadi ayahnya. Ayahnya berharap selama kurun waktu dua tahun, putrinya akan mencintai Evan.

Akankah keinginan Dery Sasongko terwujud, bagaimana dengan cinta mati Jelita pada sosok Boy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29

Persiapan jelang resepsi pernikahan Evan dan Jelita sudah lima puluh persen rampung. Dari urusan baju pengantin sampai ketring. Sebab acara pernikahan mereka tingga tujuh belas hari lagi.

Udangan sudah selesai dicetak, kalau gedung mereka memakai hotel milik Sasongko sebagai tempat wedding.

Evan mengulum senyum saat mlihat beberapa slide foto di ponselnya. Foto Jelita sedang fitting baju kebaya untuk adat jawa. Pernikahan mereka nanti Jelita ingin menggunakan ada jawa lengkap dengan ritualnya.

Jelita terlihat sangat anggun dibalut dengan kebaya berwarna hitam khas adat jawa. Dia sudah tak sabar rasanya ingin melihat betapa cantiknya istrinya saat resepsi nanti.

Sementara Jelita, sedang makan di mall bersama teman-temannya. Tentunya atas izin Evan. Evan bahkan menempatkan beberapa orang berjaga disekitarnya. Ella dan yang lainnya ingin pergi nonton setelah makan. Sedang Jelita memilih pulang, dia tadi izin hanya makan diluar dengan teman-teman tidak izin nonton. Ingin izin sekali lagi dia tidak berani, mengingat betapa susahnya tadi dia merayu Evan untuk pergi.

"Habis makan langsung pulang," titah Evan dengan ekspresi dingin dan datar. Saat Jelita meminta izin. Tubuh Jelita saja hampir membeku saking dinginnya tatapan Evan, terus sekarang harus izin nonton. Dia mana berani.

"Pelit banget sih Suaminu Je!" sungut Ella. Saat Jelita menolak ikut.

"Dia tu orangnya khawatiran La. Kamu tau sendirikan, makan disini aja aku di kawal." sahut Jelita sembari melirik kearah orang suruhan Evan.

"Hadeh, sulit hidup mu Je," keluh Ella lagi dengan helaan napas panjang.

"Aku udah biasa. Ya udah pergi sana, aku mau langsung pulang. Supirku udah nunggu di bawah." ujar Jelita.

"Baiklah kami pergi ya." pamit mereka serempak.

Jelita menatap punggung para sohibnya sembari tersenyu. Dunianya sudah berbeda sekarang. sudah tak bisa bebas lagi seperti dulu. Dulu dia bisa setiap hari nongkrong di bioskop. Bahkan petugas tiket dan penjaga pintu sampai kenal dengannya.

Mall jadi tempat mereka hunting makanan enak setiap hari. Melalui jenaring sosial mereka menjelaja tempat-tempat yang lagi viral di dunia maya. Dan itu dia lakukan dengan Boy. Mengenang Boy ada rasa bersalah terselip di relung hatinya. Lelaki yang sanggup menahan hasratnya untuk tak menyentuhnya walau telah bergelar pacar.

Tapi takdir siapapun tak dapan menentukan.Dia malah terjerat kelembutan Evan dan berujung jatuh cinta.

"Nona kita mau kemana?" tanya sopir pribadi Jelita saat mobil sudah menyusuri jalan raya.

"Kerumah aja pak," sahut Jelita.

"Baik non." Sopir pun membawa mobil kearah apartement.

Ponsel Jelita berdering saat mobil sudah hampir sampai ke apartemen.

"Sore sayang, kamu dimana?" tanya Evan dengan suara lembut.

"Di mobil arah pulang, udah mau nyape malah." sahut Jelita.

Ciiitt!!

Jelita terhenyak kebelakang saat pak sopir mendadak menghentikan mobilny.

"Ada apa pak?!"

"Ada yang nyalip kita didepan non. Jangan buka kaca apapun yang terjadi nona." ujar supir memberi perintah. Suaranya yang biasa lemah lembut, kini terdengar tegas di telinga jelita.

"Je! ada apa sayang. Apa yang terjadi?!" suara panik terdengar di ujung telpon.

"Gak tau, ada orang yang hentikan mobil. Tapi orang mu lagi nangani mereka." sahut Jelita sambil terus mengawasi gerak orangnya.

"Baguslah," sahut Evan lega.

Jelita dapat melihat beberapa orang Evan memeriksa mobil didepan. Seperti sedang mengintrogasi. Tapi tiba-tiba salah satu dari mereka tumbang kebelakang dususul oleh yang lainnya.

"Van, ada yang gak beres. sepertinya orang kita dilumpuhkan." ujar Jelita dengan suara bergetar.

"Tetap tenang sayang, aku dan orangku akan kesana. Jangan buka pintu atau jendela, mobilmu anti peluru. Mereka tidak akan mampu memecah kacanya. Je, kamu pakai mobil yang biasakan?" tanya Fathan sedikit curiga. Sebab Jelita suka gonta ganti mobil.

Jelita terdiam. Si al! kenapa disaat begini dia harus tukar mobil.

"Je! kau dengar aku sayang. Kau tidak menukar mobilnya kan?"

"Aku menukarnya Van..."lirih jelita pasrah.

Tiba-tiba sopir Jelita tumbang dengan bersimbah darah. Bersamaan dengan kaca mobil yang dipecah. Belum sempat Jelita mampu berpikir, tangan-tangan kekar masuk melalui jendela yang pecah menekan tombol kunci pada pintu mobil.

Pintu mobil pun terbuka lebar, seorang pria yang memakai penutup muka menarik tubuh Jelita keluar dari dalam mobil.

Tak ada yang bisa dilakukan Jelita, kecuali berteriak histeris memanggil-manggil Evan. Sementara ponselnya entah jatuh kemana.

Mereka menutupi kepala Jelita saat berhasil keluar dari mobil. Lalu membawanya entah kemana.

******

Mobil Evan melesat bak peluru tajam dijalanan. Makian dan umpatan karena beberapa kali hampir menabrak mobil lain, tak dia hiraukan. Teriakan dan tangisan Jelita masih terngiang ditelinganya, seolah dia dapat melihat apa yang terjadi dengan istrinya saat itu. Membuat dadanya terasa sesak oleh amarah. Dia tak kan memafkan dirinya sendiri bila hal buruk menimpa Jelita, istrinya tercinta.

Sesampainya di tempat kejadian, polisi sudah memasang polis line di sekeliling mobil dan mayat anak buahnya. Orang-orang juga sudah berkerumun menonton mayat-mayat yang bergelimpangan.

Tubuh Evan lemas keluar dari mobil, berjalan gontai menuju mobil Jelita.

"Maaf pak jangan mendekat. Polisi sedang melakukan penyeledikan. Salah seorang polisi menahan langkah Evan melewani garis polis line.

"Saya suami dari wanita yang diculik pak," sahut Evan dengan suara lemah.

"Kalau begitu silahkan."

Napasnya sedikit lega, saat memeriksa tak ada bercak darah dikursi Jelita. Setidaknya menandakan mereka tak menyakiti Jelita saat membawanya. Evan memunguti benda milik istrinya, dengan persaan hancur. Sebaik-baiknya perlakuan mereka terhadap Jelita. Mereka tetaplah penjahat.

Tak berapa lama beberapa anak buah Evan datang ketempat kejadian menyusul Evan.

"Maaf tuan kami terlambat." ujar salah seorang dari mereka.

"Tidak apa, secepat apa pun kalian datang tetap terlambat. Mereka sangat lihai dan propesional. Orang kita juga terkecoh umpan. Mobil yang menghentikan mobil istriku sengaja mengalihkan perhatian mereka. Setelah terpancing, mereka diserang. Ya sudah kalian urus disini aku mau pulang. Nanti malam bawa semua bukti kemarkas." titah Evan.

"Baik tuan."

Setelah memberi keterangan seperlunya pada polisi. Evan pergi kekediaman Sasongko. Bagaimanapun Sasongko harus tau apa yang terjadi pada putrinya.

Berita penculikan Jelita sudah sampai ke telinga Sansongko terlebuh dahulu. Lelaki paruh baya itu menatap nanar kedatangan Evan.

"Tuan maaf..." lirih Evan sambil bersimpuh di hadapan Sasongko. Bahunya berguncang halus, menahan tangis yang sudah pecah. Dia tak pernah serapuh ini dalam menghadapi masalah. Tapi menyangkut Jelita hatinya melemah.

"Ini bukan salahmu Van. Kau sudah menjaga putriku dengan sangat baik. Tenangkan hatimu, kita cari sama-sama keberadaan Jelita. Aku yakin mereka tak sepintar itu menghapus jejak." ujar Sasongko terlihat tegar.

Evan mengangkat wajahnya yang terlihat basah oleh air mata. Menatap Sasongko lekat. Dia yakin dia mampu menemukan istrinya. Tapi sebelum itu bagaimana keadaannya. Evan tau betul bagaimana perangai Jelita, dia penakut dan manja.

"Aku pasti bisa menemukannya. Dan aku pastikan di akan baik-baik saja." ujar Evan menghibur dirinya sendiri.

"Sekali lagi maafkan aku pa. Aku lalai." ujar Evan sembari beranjak bangkit.

"Baiklah, bawa dia pulang dengan segera."

"Siap pa. Aku permisi dulu."

"Pergilah."

Sasongko menghela napas dalam. Bulir bening menetes disudut bibirnya. Dia tak sanggup membayangkan nasip buruk yang menimpa putrinya. Dia sanggup kehilangan segalanya tapi tidak Jelita.

To be continuous.

Hay readers tercinta, terimakasih atas dukungan pada karya ini. Love banyak-banyak buat readers semua🙏🙏🥰🥰🥰

1
Jauriah Aspan
Mantap sangat puas dg alur cerita ini
Maria Longgak
suka sekali dengan ceritanya
Cesy Luthfi
Luar biasa
Arwet Bach
keren bgt
lia juliati
cerita bagusss konflik gak berat2 amat tp cerita alurnya mudah d ikuti
Sri Udaningsih Widjaya
Ceritanya keren thor
Rosmiati 52
ga pernah di azani
Hayanti Yanti
Luar biasa
jumirah slavina
kerennnn Evan...
Aku padamu pokoke..
😘😘😘😘
jumirah slavina
ko' Tuan trs manggil'y bkn Papa Keq Jelita.. kan mertua...
Ani Suwarni
karena ada Kiara
jumirah slavina
drtd ko' manggil'y Tuan bkn Papa..
jumirah slavina
apakah pekerjaan sampingan Evan mafia ??
jumirah slavina
wow
Ani Suwarni
akhirnya.....
Ani Suwarni
Evan yang cemburu kenapa hatiku yang deg deg serrrr ngiluuu 😆
Ani Suwarni
badan Evan terbuat dari apakah?
Ani Suwarni
siapa Evan sebenarnya?
Ani Suwarni
aku penasaran dgn sosok evan,semoga dia orang baik
Ani Suwarni
salut dengan Evan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!