NovelToon NovelToon
Boss Kekasih Adikku

Boss Kekasih Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:12.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yudhi Nita

Valeria bahagia ketika sang adik, Cantika diterima sebagai sekertaris di sebuah perusahaan. Setelah 3 bulan bekerja, Cantika menjalin hubungan dengan pimpinannya.

Ketika Cantika mengenalkan sang pimpinan kepada Valeria, dia terkejut karena pria itu adalah Surya, orang yang dulu pernah menjalin cinta dengannya sewaktu SMU, bahkan pernah merenggut keperawanannya.

Apakah yang Valeria lakukan selanjutnya? Apa yang akan terjadi pada mereka? Apakah hubungan mereka akan berlanjut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhi Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 29

Hari kedua aku di negeri orang, terasa begitu cepatnya, padahal aku ingin melambatkan waktu. Yakin, aku belum siap bertemu dengan keluarga itu. Kok deg-degannya malah seperti mau acara lamaran sih, ya?

Pengen cerita sama Lia, tapi nanti dia tahu kalau aku ada cinta sama Surya. Merasa aneh sendiri. Kucoba beryoga di apartemen, tapi aku belum tahu caranya. Rasanya stres tingkat dewa.

Akhirnya hanya berdoa pada Tuhan lah yang kulakukan, semoga semua berjalan lancar. Jujur saja, aku ingin menunjukkan yang terbaik pada keluarga itu. Bisikan nuraniku bilang bahwa aku hanya ingin orang tua Surya menilaiku baik pada kesan pertama mereka. Setelah itu, ah ngarep... Inget Val, ada Cantika...

Sumpah, gusarnya minta ampun aku kali ini. Jangan sampai besok terlihat gugup di depan orang tuanya. Ya Tuhan, tolong agar besok stok percaya diriku diturunkan agak banyak. Membayangkan kedua orang tuanya seperti apa, jangan-jangan mereka itu orang kaya yang arogan, haduh... Pasrah lah. Mana tinggal besok pagi mereka datang.

Malamnya tentu saja aku insomnia. Mencoba minum susu hangat, menghitung domba, atau membaca-baca buku, tetap tidak bisa memejamkan mata. Akhirnya aku tertidur jam 2 dini hari. Bangun pun kepagian, alhasil aku merasa sangat lelah paginya. Belum apa-apa udah lelah.

Kupersiapkan diri sebaik-baiknya. Memakai baju kerjaku yang terbaik menurutku, dan merapikan rambut, hanya polesan bedak tipis dan lipstik warna peach yang tidak kentara menghias wajahku. Setidaknya tidak terlihat lelah, tapi pikiranku tetap jernih.

Mobil melaju menuju kantor, sengaja kuputar lagu Skyscraper-nya Demi Lovato dengan volume keras selama perjalanan ke kantor, kudendangkan sedikit lagunya

You can take everything I have

You can break everything I am

Like I'm made of glass

Like I'm made of paper

Go on and try to tear me down

I will be rising from the ground

Like a skyscraper, like a skyscraper

Menyanyi ternyata mampu mengurangi kegugupanku, hingga aku sampai di kantor. Kusapa semua orang dengan riang, mereka terheran-heran melihat kerianganku. Padahal dalam hatiku berantakan ga karuan.

Segera aku berlari ke ruangan Bu Magda, yang sebelumnya itu adalah ruanganku. Kami mempersiapkan para karyawan untuk bersikap baik pada keluarga Wira Samudra.

Ketika saatnya keluarga itu datang, dengan mobil keluaran terbaru, lebih baru saat aku melihatnya sewaktu sekolah dulu, berwarna hitam mengkilat tiba di depan kantor. Ini seperti menunggu inspektur upacara datang ke podium. Sebenarnya kami menerima tamu seperti ini sudah biasa, tetapi karena yang datang bagiku spesial, jadi terasa khidmat di dalam hatiku.

Pria berusia sekitar 60an tahun, berambut separuh putih di pangkal rambutnya, berkacamata turun dari mobil, dilanjutkan oleh wanita berusia sekitar 50an tahun, dengan rambut lurus, pendek yang masih berwarna hitam sepertinya diwarnai, cantik, dengan wajah yang sumringah, tersenyum ramah pada semua orang yang ada di situ.

Dan yang terakhir turun, aku sudah tahu, tetapi jantung ini masih berdegup kencang meski aku telah mengetahuinya.

Kami semua memberi salam pada mereka. Surya masih memandangku dengan sinis. Lalu kami pun melanjutkan perbincangan di ruang tamu khusus. Jantungku masih disko ketika berada di antara mereka.

Ternyata mereka tidak seperti yang aku bayangkan. Mereka ramah, dan tidak ada kesan arogan dalam sikapnya dari awal hingga berbincang-bincang saat ini. Suasana pun mencair, hingga detak jantungku bisa berirama lagi meski masih terasa debarnya.

"Ini, Mbak siapa namanya?" tanya Bu Anggraini kepadaku dengan sangat lembut mengingatkanku pada Mama.

"Valeria, Bu. Valeria Fazza Anggraini," jawabku dengan sangat jelas.

"Oh, nama kita sama ya," timpalnya lagi.

Kami berdua tersenyum geli. Lalu Bu Anggraini mengamatiku,

"Mbak Valeria Fazza Anggraini ini sudah lama bekerja di perusahaan Bu Magda?" tanya dia lagi.

"Tiga tahunan, Bu, tapi dia sudah seperti karyawan lama, dia itu bisa dibilang tangan kanan saya, dia pandai, coba aja saya tinggal setahun, ga bakalan bangkrut perusahaan saya di tangan dia. Makanya dia yang saya suruh mengatur perusahaan di Jakarta."

Bu Magda nyerocos sebelum aku menjawab pertanyaan Bu Anggraini. Sedangkan Bu Anggraini manggut-manggut mendengarnya.

Surya terlihat cuek di samping mereka. Sebentar-sebentar aku meliriknya, tapi dia tetap dalam posisinya.

"Berarti memang berpotensi. Bu Magda ini saya kenalnya ga main-main pilih karyawan," kata ayahnya Surya, Pak Wira.

Aku tersipu malu.

Bu Anggraini memperhatikanku sambil tersenyum, kemudian beralih pandangan ke anaknya.

"Surya, kenapa diam saja? Mbak Valeria Fazza Anggraini ini kan partner kerja kamu, to?"

Ah, ternyata dia sama dengan anaknya. Suka menyebut nama lengkap orang.

Surya hanya mengangguk, lalu tidak disangka dia bilang,

"Makanya itu, nanti aku ga tidur di hotel, tetapi aku mau tidur di apartemen yang kosong di dekatnya saja, karena ada banyak hal yang mau aku diskusikan."

Sontak jawabannya membuatku kaget, sebelah apartemenku kan kosong, pasti Bu Magda juga mengetahui karena itu miliknya, apartemen bertingkat itu hanya ada beberapa orang saja yang menempati. Dan benar saja tebakanku apa yang dia katakan,

"Sebelah apartemen kamu kan kosong, Val. Boleh, kok, dipakai Surya dulu, tapi ga apa-apa di apartemen? Ga ada yang melayani kalau di situ," tukas Bu Magda. Sepertinya memang mereka telah lama akrab, hingga Bu Magda tak sungkan memanggil Surya tanpa menggunakan embel-embel Mas.

Surya mengangguk, "Ga apa-apa, nanti dia yang saya suruh melayani," katanya sambil menunjuk ke arahku.

"Nanti bisa jatuh cinta, lho," kata Bu Magda menggoda kami.

Ayah dan ibunya pun tersenyum-senyum saat mendengarnya. Ini benar-benar seperti sebuah perkenalan keluarga! Hmm... Jantungku diingatkan untuk berdebar lagi, ah...

"Tapi, saya juga mau punya menantu seperti Mbak Valeria Fazza Anggraini ini," kata Bu Anggraini sambil melirik lalu menyenggol anaknya yang merengut sedari tadi.

"Panggilannya Valeria," kata Bu Magda karena dari tadi Bu Anggraini terus menyebut nama lengkapku.

"Eh, maaf Mbak Valeria udah punya suami? Kalau masih pacaran kan masih bisa dinego," ujar Bu Anggraini sambil terkekeh, diikuti dengan Bu Magda.

Dan Bu Magda ini malah bertindak seperti juru bicaraku, "Dia mah belum punya cowok dari lahir, Bu, anaknya belum pernah disentuh sama cowok sekali pun. Ga pernah saya lihat dia didatangi cowok selama dia di sini, ya kan, Val?"

Aku hanya tersenyum, entah mukaku seperti kepiting rebus atau memerah seperti apa, padahal malah anaknya Bu Anggraini yang telah menyentuhku.

Inginku beranjak mengambil sesuatu yang bisa menutupi mukaku. Surya terlihat mulai menatap Bu Magda ketika mendengar kata-katanya yang terakhir.

Sementara Bu Anggraini menimpali, "Wah, pas itu dia juga ga pernah punya cewek yang diajak ke rumah,"

Masa sih, ternyata Surya juga tidak pernah membawa seorang cewek pun ke rumah, pasti Cantika juga belum dia bawa ke rumahnya dan dikenalkan pada kedua orang tuanya, batinku.

"Tapi yang kayak Mbak Valeria ini, limited edition lho?" kata Bu Anggraini memandangku tersenyum-senyum.

"Tuh, udah pada dikasih lampu ijo, gercep, buruan," kata Bu Magda sambil tertawa.

Surya menggaruk-garuk kepalanya, kali ini dia sudah tersenyum simpul.

Aku ga habis pikir, kenapa ini pertemuan malah seperti ini bahasnya, bukan masalah kerjaan.

"Nah, sana Val ditunjukkan dulu apartemennya untuk Surya ini," perintah Bu Magda seperti memberi waktu kami untuk 'diusir' berdua dari situ.

"Surya, ambil sekalian baju-bajunya di hotel. Biar nanti ga repot bolak-balik," titah Bu Anggraini.

Mereka melanjutkan perbincangan lain.

Surya beranjak dari kursinya, terpaksa aku menyusulnya.

1
Lis Mika
hebat karyamu
Lis Mika
hebat.Ceritanya juga oke
muli ana
suka ceritanya, bagus, alur cerita gampang di mengerti
Kacong Kacung
Kecewa
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sabaku No Gaara
astaga cantikaaaaa....
Anisah
Luar biasa
Christy Ling
bagus
Anita 123
eapq
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
cerita nya kok jadi bertele-tele ya malah jadi greget
AR Althafunisa
😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
ya Allah Cantika... bersyukur masih bisa punya anak ya walau cara dapatnya salah, bersyukur Denis baik mau bertanggung jawab dan sabar. Banyak orang-irang kepingin hamil aja susah 😭😭
berharap anaknya ga cacat semoga, berkali-kali mencoba digugurin 😌😩
AR Althafunisa
Jadikan Denis orang sukses Thor 😩
AR Althafunisa
kasihan Denis 😭😭😭
AR Althafunisa
Ini tiga-tiga ngeselin, Hellen si gatel, dan Surya terlalu ga peka apa emang maunya. Si Val lagi, apa-apa ga ngomong. kalau dia ngomong kan si Surya bisa waspada kalau dijebak 😩
AR Althafunisa
yawelah... Cantika beres datang si Ellen apa telen 😏
AR Althafunisa
Denis laki-laki bertanggung jawab, lelaki sayang sama ibu otomatis akan sayang sama istri. Dan iringi istri yang pengertian dan menerima, entahlah Cantika. Sesuai namanya CANTIK tidak perilakunya. Kasihan Denis 😌
Thinkerlie 11
baifern cantik banget
Evvy Mulyawati
keren
ready
pemeran utama muka dua munafik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!