NovelToon NovelToon
Pernikahan 1001 Malam

Pernikahan 1001 Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cerai / Cinta Murni
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.


“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”


Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.


“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.


Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.


“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saksi yang Tak Disangka

Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan saat Arumi tiba di gedung pengadilan ditemani Sapta. Wajahnya kelihatan pucat dan lesu tapi tidak mungkin Arumi melewati sidang hari ini.

“Arumi !”

Arumi menoleh dan betapa terkejutnya saat mendapati Sofia berdiri tidak jauh darinya.

“Mama !”

Tanpa berpikir dua kali, Arumi bergegas menghampiri Sofia dan langsung memeluknya erat-erat.

“Senang bisa bertemu mama di sini,” ujar Arumi tulus dan menahan rasa haru yang membuat matanya berkaca-kaca.

Sofia melerai pelukannya dan menyentuh kening Arumi dengan dahi berkerut.

“Badanmu panas. Kamu lagi sakit ?”

“Sedikit nggak enak badan, Ma.” Arumi tersenyumZ

Tiba-tiba Arumi teringat sesuatu, ia melongok ke samping kiri dan kanan Sofia tapi ia tidak bisa menemukan Raka atau Arman atau Nindya.

“‘Mama sama siapa kemari ?”

“Roni yang mengatur perjalanan.”

“Mama pasti kena gombal Roni. Dia memang playboy cap kampak tapi belum punya pacar juga.”

Sofia tertawa. “Bukan Roni yang minta tapi mama yang mau datang. Mama ingin menemanimu.”

Arumi memeluk Sofia dari samping. “Mama is the best.”

Seperti anak kecil yang manja, Arumi mengamit lengan Sofia menuju ruang sidang. Di depan pintu ada Roni dan Burhan sedang berbincang.

“Lancar perjalanannya Tante ?” sapa Roni sambil berjabatan dengan Sofia.

“Aman dan terima kasih kamu sudah mengatur semuanya.”

Tanpa banyak bicara lagi, Roni mengajak Arumi dan Sofia masuk ke dalam ruang sidang.

“Ron, kok Dimas sama tante Irma ada di sana ?” bisik Arumi.

Kedua orang yang disebut Arumi sudah duduk di barisan depan, sisi sebelah kanan sementara Roni mengajak Arumi dan Sofia duduk di sisi kiri.

“Kamu lihat sendiri nanti,” sahut Roni sambil terkekeh.

Jam sembilan lewat sepuluh menit sidang dibuka. Arumi berpikir hanya tinggal menunggu hakim membacakan keputusan akhir, ia terkejut saat jaksa malah memanggil Irma sebagai saksi.

“Kenapa ada boneka segala Ron ?” bisik Arumi.

“Di dalam boneka itu ada diska lepas yang berisi rekaman percakapan antara om Edi dan Anggara.”

“Bukti itu yang Dimas mau berikan pada kita ?”

“Bukan,” sahut Roni sambil menggelengkan kepala.

“Lalu darimana ? Siapa yang menyimpannya selama ini ?”

“Ceritanya panjang. Bagaimana kalau kita fokus dulu sama jalannya sidang.”

Meski rasa ingin tahunya meronta-ronta, Arumi menuruti permintaan Roni apalagi pertanyaam yang diajukan jaksa dan pembela cukup seru namun tidak membuat Irma gentar malah wanita baya yang terlihat kurus dan pucat itu tetap tersenyum.

“Anda tahu kalau pernyataan dan bukti yang anda serahkan ini bisa memperpanjang masa tahanan suami anda ?” tanya jaksa.

“Saya sepenuhnya sadar dan yakin karena lebih baik Edi, suami saya, menjalani hukuman di dunia daripada menambah siksa karena dosa.”

Tiba-tina Yongki yang duduk di barisan kedua berdiri dengan wajah merah padam dan rahang mengeras.

Ia benar-benar kaget saat Irma dihadirkan sebagai saksi bahkan memberikan bukti-bukti yang sempat clicarinya selama ini. Yongki sadar kalau kehadiran Irma dan pernyataannya bisa membuat segala usahanya untuk membebaskan Anggara sia-sia bahkan bisa memberatkan hukuman putranya karena dianggap telah memalsukan bukti-bukti.

“Saya keberatan wanita ini menjadi saksi !” ujar Yongki dengan nada tinggu dan suara yang cukup kencang meski tanpa menggunakan pengeras.

“Bagaimana wanita sakit-sakitan yang mungkin saja mulai berkurang akal sehatnya bisa dipercaya ! Saya keberatan.”

Meski teguran Yongki cukup keras, Irma tidak terpengaruh malah ia menoleh sambil tersenyum tanpa mengucapkan pembelaan apa-apa.

Dianggap menganggu jalannya sidang, hakim menegur Yongki tapi pria yang geram karena kedatangan Irma semakin menggila hingga hakim menyuruh petugas keamanan untuk membawa Yongki keluar ruangan

Begitu Yongki keluar, Thalia yang duduk di kursi pesakitan mendadak ikut histeris, menangis sambil berteriak, tidak peduli pada Anggara yang berusaha menenangkannya.

Suasana sangat tidak kondusif hingga hakim memutuskan untuk menunda sidang selama 30 menit

Seluruh yang hadir diminta keluar dari ruang sidang. Roni, Arumi dan Sofia keluar paling belakang. Di depan pintu tiba-tiba saja Irma berlutut di depan mereka. Dimas berusaha menyuruh ibunya bangun tapi Irma menolak.

“Arumi; tante mohon maaf padamu,” mohon Irma sambil menggengam jemari Arumi.

“Tante tolong jangan begini.” Arumi yang terkejut dengan sikap Irma berusaha membantu Irma bangun tapi wanit baya iru bersikeras menolaknya.

“Tante minta maaf karena hanya fokus pada sakit sendiri sampai tidak tahu tentang kejadian kecelakaan orangtuamu. Tante berpikir kesalahan Edi hanyalah masalah korupsi karena terdesak kebutuhan uang untuk membiayai pengobatan tante.”

Mata Arumi berkaca-kaca namun bibirnya perlahan menyunggingkan senyum tipis.

Sementara Dimas yang paham dengan sifat ibunya tidak lagi memaksa Irma berdiri malah membantunya berpindah ke depan Roni masih dalam posisi berlutut dan menggenggam jemari pria itu.

“Dan Roni, tante juga minta maaf padamu Rendi dan kedua orangtua kalian . Maaf karena Edi sudah begitu menutupi fakta yang sebenarnya dan tega menjadikan adikmu kambing hitam sampai akhirnya Rendi memilih bunuh diri untuk mengakhiri penderitaannya.”

Meski tidak menepis tangan Irma, Roni memili membuang muka tanpa mengucapkan satu patah kata.

Setiap kali membahas soal Rendi, hatinya terasa sakit berkali-kali lipat sampai rasanya Roni ingin berteriak karen terlalu marah pada kejadian yang menimp adiknya.

“Saya tidak akan memaafkan kalau Tante tetap berlutut seperti ini.”

Kalimat yang keluar dari mulut Roni membuat Irma tersenyum dan wajahnya yang sarat beban dan penyesalan sedikit cerah.

Dibantu Dimas dan Roni, Irma kembali berdiri dan Irma kembali menggenggam jemari Arumi dan Roni.

“Tante tahu permintaan maaf tidak akan menghidupkan kembali Rendi dan kedua orangtua Arumi tapi percayalah sekalipun Edi harus menambah masa tahanannya, tante akan mendapatkan keadilan untuk ketiganya.”

Arumi tidak bisa lagi menahan rasa harunya karena saat ia kecil, Irma sering datang ke rumah mereka untuk membantu ibu Arumi.

“Apapun yang terjadi, Tante harus tetap berjuang untuk melakukan yang terbaik dan jangan menyerah pada penyakit yang tante derita,” ujar Arumi sambil meneteskan air mata.

“Orangtuamu benar-benar orang yang sangat baik dan mereka pasti bangga padamu karena sudah tumbuh menjadi gadis yang luar biasa meski mereka tidak ada di sampingmu.”

Irma menghapus air mata Arumi dengan punggung tangannya yang terasa dingin dan gemetar.

“Tante juga harus kuat,” sahut Arumi menggenggam kedua jemari Irma yang kurus.

“Maafkan saya yang sudah jadi pengecut karena takut membantu nona Arumi dan pak Roni,” ujar Dimas sambil mengulurkan tangan.

“Kami paham situasinya. Iya kan Ron ?” Arumi sempat menoleh pada Roni sebelum kembali bertatapan dengan Dimas.

“Iya, apalagi bila menyangkut nyawa,” timpal Roni.

“Satu hal yang membuat saya penasaran sejak di dalam ruang sidang soal boneka beruang yang menjadi tempat penyimpanan diska lepas.”

Irma langsung melirik Roni, seakan berharap pria itu yang membantunya menjawab pertanyaan Arumi.

“Boleh saya tahu darimana atau milik siapa boneka itu ?”

Dimas mengusap tengkuknya saat Arumi menatap dirinya dan Irma bergantian.

“Maaf kalau mengganggu,” sela Sofia. “Mama mau toilet, boleh tolong temani mama sebentar.”

Arumi yang tidak berpikir apa-apa mengangguk dan menemani Sofia ke kamar kecil.

1
Fera Susanti
selamat.. selamat
Noey Aprilia
Naahhh.....gt doongggg.....
ga ush glau trs,kn raka srius mau bkin arumi bhgia....bntr lg ga bkln dpt status janda,plus ga perawan lg....🤭🤭🤭
Dwi Agustina
Heheeee ikutan seneng Ar😅ikutan malu juga🤭😂
Fera Susanti
nikah kah??
Noey Aprilia
Hayooo....
bru shri loh,tp udh khilangn kn????
mkanya,jgn gngsi lh arumi...mskpn msih ragu,ksih ksmptan raka buat mmbuktikan kl dia srius....
Noey Aprilia
Lgian,spa jg yg mnta bntuan situ...
sok2an mnta bls budi,pdhl mh cma modus aja krna mau dktin raka....
tnggu aja tunanganmu kluar pnjra,kn ccok pnjht sm siluman rubah....😝😝😝
Noey Aprilia
Gngsi stnggi gnung....pdhl blng aja cembokur...🤭🤭🤭
Noey Aprilia
Slmt brjuang raka....
skrng bru spatu yg mlayang,lain kli mngkin kursi atw meja....🤣🤣🤣
Dwi Agustina
Nyebelin tp suka kaaaaaaan🤭ciye Arumiiii😉
Noey Aprilia
Efek kjedot cnta,jdinya beda sm yg dlu... 🤣🤣🤣
Fera Susanti
🤭
Noey Aprilia
Ttp smngt y raka.....ykin bgt kl arumi sbnrnya msh ada rsa,cma gngsi aja buat ngaku....tmbh lg dia pst msih skit hti krna skpmu d msa lalu.....
slmt brjuang......
Dwi Agustina
Hahahaaa Sapta-Bimo yg sabar y🤭👍💪💪
Dwi Agustina
Hadeeeh mainannya laki2 g bisa masuk di otak perempuan😅
Noey Aprilia
Ayo arumi.....ksih raka ksmptan biar dia tau gmna rsanya brjuang plus d acuhkn,sm ky dlu dia sm km....tnggu smp 3 thn,apakh km msih mau nrima dia atw ga.....
Dwi Agustina
Ahaaaa semesta mengabulkan pintamu Raka😀
Noey Aprilia
Roni ngpn jg pke nksir sm tu sluman rubah,udh tau kl dia msih tnangn sm yg onoh.....asl tau aja y,kl dia ga s'baik yg d kira....pling cma mau mnfaatin aja biar dia bs lpas....
Ir
Roni aku tau niat kamu baik, tapi melibatkan orang lain hanya untuk menguji Arumi itu salah Roni, belum aja Arumi meledak dan keluar semua apa dia simpan selama ini, cukup minta Raka berjuang lebih keras aja, ga perlu melibatkan eva
Noey Aprilia
Hhhmmm.....
pling jg bpknya eva pnya htang sm yg onoh,mkanya anknya ga bs lpas....scra kn kl btal msti gnti rugi kaleee......udh biasa jual anknya dmi hrta.....kira2 roni bwa eva kmn y???jgn smp dia bntuin,tp msih ttp ngusik arumi.....
Ir
aku tau kemarahan Arumi bukan lantaran sikap Raka tapi sikap mama Sofia, gini semenjak orang tua Arumi meninggal mama Sofia lah yg bisa menggantikan peran seorang ibu, jadi begitu tau mama Sofia bisa dekat dengan perempuan lain selain Arumi jadi perasaan yg selama ini di anggap anak sendiri tuh udah ga sepesial, apa lagi pas makan malam yg di ceritain Eva Eva Eva terus, kalo aku di posisi Arumi mah ogah lagi deket² sama mama Sofia jujur ae, cukup tau aja ntah apa yg di bilang Eva bener atau engga terserah tapi kalo untuk akrab lagi butuh waktu
Baretta: Terima kasih banyak ataa komentarnya kak Ir 😊😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!