Keputusan gegabah membuat Sekar harus menderita, suami yang ia terima pinangannya 5 tahun lalu ternyata tak membawanya ke dalam kebahagiaan. Sekar harus hidup bersama ibu mertua dan kedua iparnya yang hanya menganggapnya sebagai pembantu.
Sekar yang merasa terabaikan akhirnya memilih kabur dan menggugat suaminya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Ikuti ceritanya setiap episode. Aku mohon jangan di lompat. Terima kasih 🙏🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian Keduapuluhdelapan
Reno melangkah cepat menghampiri mantan istrinya yang baru saja keluar dari minimarket. Kemunculan Reno dihadapannya, membuat Sekar terkejut.
"Kamu tinggal di kota ini?" tanya Reno tanpa berbasa-basi.
"Memangnya kenapa? Apa urusanmu?" Sekar balik bertanya dan memasang wajah ketus.
"Tidak ada, sih. Aku hanya heran saja, bukankah keluarga besarmu tidak tinggal di kota ini," kata Reno.
"Masih ingat kalau aku masih memiliki keluarga?" sindir Sekar karena suaminya jika diajak bersilaturahmi ke rumah saudara atau kerabat dari pihaknya selalu menolaknya.
Reno terdiam.
"Permisi!" Sekar kemudian melangkah.
"Sekar, tunggu!" Reno mengejar langkah kaki istrinya.
"Apa lagi?" Sekar menghentikan langkahnya.
"Aku cuma ingin menanyakan sesuatu," kata Reno.
"Cepat, apa yang mau kamu tanyakan?" desak Sekar, ia malas berlama-lama mengobrol dengan mantan suaminya.
"Apa kamu tahu restoran itu?" tanya Reno menunjuk ke arah bangunan dua lantai yang ada di seberang jalan tak jauh dari keduanya berdiri.
"Aku baru dua hari di sini. Tapi, kata teman-temanku makanan dan minuman di restoran itu sangat mahal. Hanya orang-orang dari kalangan atas yang sanggup makan di sana," jawab Sekar.
Reno yang mendengar jawabannya manggut-manggut.
"Kamu mau coba makan di sana? Atau sedang mengejar wanita yang bekerja di restoran itu?" tebak Sekar.
"Tidak keduanya," ucap Reno.
"Lalu kenapa bertanya?" kesal Sekar.
"Aku mencari Lala. Dia bekerja di sana dan beberapa minggu ini sulit dihubungi," kata Reno menjelaskan.
"Oh," ucap Sekar singkat.
"Apa kamu bisa membantuku?" tanya Reno.
"Tidak. Aku lagi sibuk," jawab Sekar.
"Kenapa kamu jadi berubah begini?" tanya Reno heran.
"Anggap aja kita tidak saling kenal. Permisi!" jawab Sekar kemudian berlalu dengan cepat.
Reno tampak kecewa karena Sekar tak mau membantunya mencari keberadaan Lala di kota ini.
Sementara itu, Sekar yang berjalan ke arah kos-kosan terus mengoceh mengenai sikap Reno. Bukannya menanyakan kabar putranya malah meminta bantuan. Sekar pun ogah menolong suaminya dan keluarganya.
Hingga sore hari, Reno tak menemukan tanda-tanda keberadaan adiknya. Perasaan kecewa menyelimuti hatinya, apalagi melihat ibunya menangis.
Tepat jam 10 malam Reno tiba dikediamannya, Lastri ternyata belum tidur. Wanita itu menunggu kabar mengenai putrinya.
"Aku tidak menemukannya, Bu!" kata Reno dengan raut wajah kesedihan.
Tangisan Lastri kembali pecah lagi dan Lulu sigap memeluknya dari belakang agar tak tumbang.
***
Sejak adiknya belum memberikan kabar ke rumah, kegiatan belanja dilakukan Lulu. Mau tak mau gadis itu mengerjakannya termasuk memasak.
Selesai memasak hidangan makan siang, Lulu keluar dan hendak membeli pulsa. Ditengah perjalanan, ia bertemu dengan temannya dan mengajaknya jalan-jalan ke mall. Lulu pun menerima ajakannya. Ia balik ke rumah dan bersiap-siap berdandan.
"Kamu mau ke mana?" tanya Lastri ketika melihat putrinya sudah berpakaian rapi.
"Aku mau ke mall," jawab Lulu.
"Kamu mau pergi, sementara adikmu belum ada kabarnya!" kesal Lastri sebab putrinya masih sempatnya bersenang-senang dalam kesusahan.
"Mau Ibu aku di rumah, terus menerus menangis?" tanya Lulu yang sedikit emosi dilarang bepergian.
"Di mana rasa peduli dan empati kamu?" tanya Lastri lagi.
"Sudahlah, Bu. Aku mau menenangkan pikiran bukan terus larut dalam kesedihan!" jawab Lulu .
"Kamu lihat saja nanti jika punya anak. Bagaimana rasanya kehilangan anak?" geram Lastri.
"Jadi Ibu mendoakan keburukan untukku?" Lulu meninggikan suaranya.
"Biar kamu paham dan mengerti!" kata Lastri.
"Begini ini yang buat aku tak betah di rumah, Ibu terlalu egois!" Lulu meraih tas di atas meja tamu kemudian berlalu.
Lulu dan temannya tiba di mall setengah jam kemudian. Mereka berjalan memasuki satu toko ke toko lain meskipun tanpa membeli.
"Lulu, aku haus. Aku mau membeli minuman, tunggu saja di sini!"
"Ya sudah, pergilah. Jangan lama-lama!" kata Lulu.
Lulu duduk di bangku sembari menunggu temannya membeli minuman, ia lalu memperhatikan satu persatu para pengunjung yang melintas. Pandangannya kini tertuju kepada seorang wanita. Lulu bangkit dan memastikan orang yang dilihatnya itu. "Sepertinya itu Kak Ayu?"
mergo sekar sih kesusu nrimo ibuk e. sak iki ibuk e gk seneng kr Ryan. trus piye keputusanmu milih Ryan po milih ibuk mu.
kayak si jule ntar kl anak dah besar br nyari dng Kata kunci Ibu Menyesal. alah Preet lah..