NovelToon NovelToon
Lewat Semesta

Lewat Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aulia risti

Anara adalah siswi SMA berusia 18 tahun yang memiliki kehidupan biasa seperti pada umumnya. Dia cantik dan memiliki senyum yang manis. Hobinya adalah tersenyum karena ia suka sekali tersenyum. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan Fino, laki-laki dingin yang digosipkan sebagai pembawa sial. Dia adalah atlet panah hebat, tetapi suatu hari dia kehilangan kepercayaan dirinya dan mimpinya karena sebuah kejadian. Kehadiran Anara perlahan mengubah hidup Fino, membuatnya menemukan kembali arti keberanian, mimpi, dan cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia risti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Beberapa hari kemudian. Anara, Fino dan Bagas pindah ketempat beru. Apartemen sederhana yang Fino sewa.

pagi itu, Anara barusaja membuka matanya. Dia keluar dari kamar. Matanya hanya menemukan Bagas yang berada didapur.

"Fino kemana?" tanya Anara

"Entah, pagi-pagi tadi dia sudah pergi."

"dia kemana ya.."

"Mungkin olahraga, kamu nggak usah khawatir gitu. Dia sudah besar."

"iya aku tahu."

Anara duduk di kursi yang tak jauh dari area dapur.

"Tapi aku khawatir,"

"Kamu tenang aja, dia pasti baik-baik aja."

Anara mengagguk, semoga itu benar.

"Bagas, aku ntanya."

"Iyah tanya saja," Jawab Bagas sibuk membuat sarapan.

"Kenapa Fino berhenti memanah?"

"Oh itu karena dia ce—" Bagas tersadar, segera dia menghentikan ucapannya.

"Ce apa Bagas?"

"i-tu..." Bagas kebingungan.

"Cendera maksud kamu, Fino cedera. Sejak kapan?" Ucap Anara cepat saat dia menangkap maksud kata itu.

Bagas mengangguk. "Beberapa tahun lalu Anara."

"Kenapa bisa itu terjadi?"

Bagas meletakkan sepatula nya, pria itu kini mulai serius, berbalik menatap Anara.

"Sejak kamu hilang, Fino selalu mencari kamu Anara. Dia bahkan rela berusan lagi dengan papahnya. Tapi entah kenapa malam itu saat Fino pulang dari rumah papahnya, seseorang menyerempetnya."

Bagas berkata dengan serius.

"Dan dari itu tangan Fino cedera, meskipun beberapa tahun dia berusaha menahan itu, tapi tetap saja dia harus berhenti karena itu semakin parah."

Anara terdiam, matanya tak dapat berbohong bahkan ia merasa sakit.

"Terus, kenapa dia bisa ketemu sama aku dipantai itu.. apa mungkin karena pak Aidar?"

"Kamu kenal pak Aidar?" Bagas terkejut. Karena seinget Anara tidak tahu apapun.

"Aku perlu tahu dulu Bagas, apa pak Aidar terus menyakiti Fino saat aku menghilang?"

Bagas mengangguk kecil, "Aku sangat curiga, kecelakaan itu juga ulahnya. Saat Fino dalam titik terendah, dia tiba-tiba saja muncul mengajak Fino bergabung dengan perusahaan nya, hingga Fino bertemu kamu. Dan, pak Aidar yang tiba-tiba menjodohkan Fino. Bukankah itu terlalu mencurigakan?"

Anara sempat terdiam, sebelum akhirnya beranjak dari tempat duduk nya.

"Aku harus pergi, " Katanya buru-buru.

"Kamu mau kemana Anara?"

"Ada yang harus aku pastikan Bagas," kata Anara, lalu pergi.

Gadis itu terus berjalan, awalnya perlahan tapi lama-lama dia berlari. Hatinya bergejolak. Ada rasa marah dihatinya.

Hingga, langkah kakinya membawa Anara pada sebuah rumah besar. Itu adalah rumah Fino, tepatnya milik Aidar.

"Kenapa anda tidak menepati janji?" Tanya Anara dengan tegas, saat dirinya sudah berada didalam.

Aidar menyeruput kopinya lalu tersenyum sinis.

"Saya tidak pernah berjanji Anara."

"Tapi hari itu anda bilang, jika saya menghilang dari hidup Fino, anda akan melepaskannya untuk bebas dan tidak akan menyakitinya."

"Yah, saya memang berkata itu tapi saya tidak bilang akan menepati nya."

"Anda sudah keterlaluan. Apakah sebegitu bencinya anda pada putra anda sendiri?"

Anara menjadi marah, suaranya kini tidak lagi pelan.

"Apakah dengan terus memperlakukan nya seperti itu akan membuat mendiang istri anda bahagia?"

"Dia pasti akan menangis melihat putranya disakiti olehnya ayah nya sendiri. "

"DIAM!" Teriak Aidar marah.

"Saya mohon hentikan semua ini. Apakah menghilangkannya saya dari hidup Fino tidak cukup buat anda?"

"Apakah anda tidak melihat betapa terlukanya Fino, selama bertahun-tahun?"

"Saat satu-satunya yang dia miliki juga menghakimi nya atas takdir yang dia sendiri saja tidak inginkan."

Aidar terdiam, dia tidak bisa menjawab apapun.

"Jadi papah yang buat Anara kehilangan ingatannya? "

Suara itu tiba-tiba saja terdengar. Fino berjalan menghampiri mereka.

Saat Anara keluar dari apartemen. Fino tidak sengaja melihat nya. Karena penasaran Fino mengikuti Anara hingga kerumah Aidar. Fino terkejut, tapi dia tidak langsung menghampiri Anara.

Fino menunggu dan mendengar semua percakapan itu.

"KATAKAN PAH?" teriak Fino.

"Fino," lirih Anara.

Isak tangis mulai terdengar, Fino menatap Aidar percaya.

"Apa begitu bencinya papah sama aku, sampai menyakiti perempuan yang aku cintai?"

"Iya, kenapa memang nya? kamu tidak pantas bahagia Fino, atas penderitaan yang papah rasakan saat kehilangan wanita yang papah cintai."

Fino tidak percaya, dia mendengar kata-kata itu.

"Apalagi yang papah ingin lakukan padaku, selain mengusirku dari rumah itu?" Tanya Fino.

"Apa?" Anara sedikit terkejut mendengarnya. Karena Fino bilang kalau mereka pindah, karena rumah itu akan direnovasi.

"Jawab pah?"

Aidar tak menjawab, justru memanggil para penjaga untuk membawa Fino dan Anara keluar dari rumahnya.

"Pah, Apa sedikit saja. Kita tidak bisa seperti dulu?" Lirih Fino.

"Kamu pembawa sial, karena kamu Mama meninggal. Kamu sudah membunuh wanita yang aku cintai, Fino Malik Aidar." Tegas Aidar sebelum berpaling pergi.

Fino dan Anara diseret keluar dari rumah.

"Fino," Panggil Anara.

"Maafin aku Anara karena aku kam-'

"Aku baik-baik saja, kamu jangan dengerin kata papa kamu ya. "

"Tapi Anara, semua itu, benar. Aku hanya pembawa sial. "

Anara menggeleng dan langsung memeluk Fino. Mengusap pundak nya dengan halus.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!