NovelToon NovelToon
Janji Di Titik Surga

Janji Di Titik Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Selingkuh / Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Matabatin / Dunia Lain
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ema Virda

Selama lima tahun pernikahan, Asha dan Fajar memiliki hubungan yang harmonis, saling mencintai dan saling mengerti satu sama lain.

Pernikahan mereka mulai retak, anaknya yang berumur satu tahun meninggal tanpa sebab.
Ujian dan cobaan rumah tangga Asha dan Fajar tidak hanya dari keluarga tapi juga gangguan gangguan makhluk halus. Di tambah saat Asha keguguran anak ke dua yang lagi lagi tanpa sebab.

Apakah mereka bisa menemukan jalan kembali ke titik surga untuk mempertahankan rumah tangga dan cinta mereka ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ema Virda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#28

"Bu. Asha kenapa ?" Dewi melihat raut wajah ibunya yang tak heran atau cemas dengan keadaan Asha.

"Ko ibu diam saja. Asha sakit ini Bu."

Dewi menghampiri Asha ke kamar mandi.

"Dia cuman ngidam Wi. Yo pantes mual mual paginya."

Dewi terbengong mendengar perkataan Sriati yang datar tak ada rasa bahagia.

"Asha hamil ? Beneran Asha hamil," seru Dewi.

Dewi berdiam sebentar lalu, " fajar sudah tahu belum Bu ? Hari ini dia pulang. Harus tahu kabar baik. Dan Keluarganya Asha Bu, umi sama abinya pasti seneng ."

"Keluarganya tidak perlu tahu. Kamu tidak boleh mengatakan apa apa Wi sama.mereka."

"Ko ngunu (ko begitu) ?"

"Nunggu sampai tujuh bulan. Kan Asha juga tidak boleh kemana mana," ucap Sriati dengan menyendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

Dewi sedikit curiga dengan nada bicara ibunya. "Ibu wis eroh Yo. Kalau Asha meteng ? ( ibu sudah tahu ya kalau sebenarnya Asha hamil) "

Pertanyaan Dewi tidak membuat Sriati terkejut dia tetap saja menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya. " Wis Saiki maem dulu kamu. Asha sudah selesai muntah muntahnya."

"Aku dulu tidak seperti ini Bu. Walaupun aku hamil aku pulang ke sini ketemu keluarga.. Kenapa Asha tidak boleh ? Jangan begitu dong Bu sama menantu sendiri," kritik Dewi dengan sikap dingin Sriati.

" Jangan begitu, bagaimana ? Itu wis adat istiadat Wi."

"Bukan adat istiadat. Tapi karena ibu dari awal tidak menyukai Asha iya kan."

"Iku. Kamu wis ngerti."

" Itu dulu Bu. Sekarang Asha sudah jadi mantu ibu loh. Nanti aku juga mau bicara sama Fajar. Istrinya lagi hamil ko tidak pulang pulang," celoteh Dewi dengan judes dan menuju ke arah telpon rumah dengan niat untuk menghubungi Fajar perihal kabar bahagia ini.

" Wi ! Dewi ! "

Dewi menghentikan langkahnya karena teriakan Sriati.

"Kamu tidak perlu telpon fajar. Fajar di tempat lain."

"Di tempat lain ? " Dengan penuh heran dan penuh tanda tanya, Dewi menghampiri Sriati. " Sebenarnya Fajar nang endi Bu (Fajar kemana Bu) ibu bilang ke tempat lain di mana ?"

Percakapan mereka berhenti karena Asha berdiri di belakang mereka dan tanpa sengaja dia mendengar sebagian pembicaraan.

"Kamu..Asha..tidak perlu dengar omonganku sama Dewi. Langsung aja ke kamar istirahat sampai aku panggil lagi."

Tanpa ada bantahan di mulut Asha, dia mematuhi perintah Sriati sekali lagi. Walaupun dalam benaknya dia merasa aneh dan yang terlihat dari sorot netranya dia ingin mengatakan sesuatu dari apa yang dia dengar tadi. Namun Asha tak dapat berkata apa apa dia seperti orang lupa, dan lalu menuju ke kamar untuk beristirahat seperti apa yang diperintahkan.

Dewi tak menaruh curiga, dia melihat Asha menjadi menantu yang penurut dan mengerti kepada mertuanya. " Asha, kamu lagi hamil. Kamu harus hubungi Fajar. Biar nanti kalau pulang mbak yang marahin dia," ucap Dewi yang berusaha untuk menghalangi dia masuk ke kamar.

Asha mendorong kecil tubuh Dewi yang membuatnya sedikit oleng dan hal itu tak membuat Asha prihatin ataupun minta maaf. Dia seperti orang yang tak punya rasa empati.

"Tuch. Wis dikandani (sudah dibilangin) kamu lihat sendirikan. Istrinya saja cuek, mau Fajar keman," celoteh Sriati dengan membantu Dewi yang terhuyung.

Ada rasa kecewa, kesal dan jengkel di hati Dewi melihat Istrinya Fajar tak pedulikan keadaannya ataupun suaminya. " Aku kalau mas Arya tidak pulang. Aku wis kuatir loh Bu. Nah iku ko Asha malah cuek, aku kasih tahu malah aku di dorong."

Sriati membantu Dewi untuk duduk di ruang tamu. " Wis, memang anak nya seperti itu. Dari dulu ibu wis tidak sudi punya mantu dia. Kamu masih baru kemaren di sini. Ibu wis berapa empat bulan ini."

Dewi menoleh melihat kamar Asha yang tertutup rapat dan tak keluar keluar lagi di kamar. "Sebenarnya dia ngapain saja sih Bu di kamar ?"

" Yo Turu wae (tidur saja)"

" Tapi tadi pagi sregep (rajin) loh Bu, Nang Pawon ( di dapur)."

" Iyo kan ibu bilang dia nanti yang masak dan beberes rumah dan juga bantuin pekerja yang lain di sini."

" Ko bisa."

Sebelum menjawab pertanyaN Dewi. Mereka mendengar telpon rumah berdering. " Nah itu mungkin Fajar Bu. Dewi angkat ?" tebaknya.

" Tidak usah. Biar ibu saja." Sriati berjalan mendekati nakas telpon.

" Iya hallo."

" Iya Assalamualaikum, ini saya Uminya Asha, " suara di seberang sana."

Sriati terkejut karena tak percaya bahwa orang tua Asha menelpon ke rumahnya. " Iya Ada apa ya ?"

" Maaf besan, saya telpon pagi pagi ya. Saya hanya ingin mengobrol sama Asha."

" Ashanya lagi tidur."

" Oh begitu ya. Apa dia sakit ? Atau dia kecapean ?"

" Aku orah eroh toh."

" Maaf besan, karena firasat saya ko aneh ya. Saya teringat terus sama Asha dan ingin sekali bertemu karena sudah empat bulan, dia belum pulang menengok kami."

" Di sini itu, Asha sama suaminya. Dan kami menjaga dia baik, tidak perlu tanya tanya," jawab Sriati judes.

" Alhamdulillah jika Asha baik baik saja disana. Mungkin ini hanya firasat yang tidak ada baiknya. Semoga di lindungi oleh Allah keluarga besan semua."

" Hemm."

" Kalau boleh besan. Apa kami bis ke rumah untuk silaturahmi dan melihat Asha sebagai peredam rindu."

" Asha di sini baik baik saja. Kalau dia kenap kenapa pasti hubungi orang tuanya. Kalau dia tidak hubungi berarti dia sehat."

" Oh iya benar. Kalau begitu saya mohon pamit, minta tolong sampaikan kepada Asha bahwa Umi dan Abinya telpon."

" Iya engko aku kasih tahu dia."

" Terimakasih. Assalamualaikum."

Tanpa menjawab salam dari besannya. Sriati langsung menutup telpon dengan keras. Sehingga Dewi sedikit kaget dengan bunyi kerasnya.

" Onok opo Bu. Bikin kaget aja."

" Nah iku, orang tuanya Asha. Sudah ibu bilang kalau dia baik baik saja di sini. Ko malah tidak percaya. Malah ingin bicara sama Asha."

" Loh ya tidak apa apa loh Bu. Mungkin saja Umi dan Abinya itu kangen, rindu sama Asha. Ibu itu loh ko aneh."

" Kalau kangen dengar kabarnya baik baik saja iku wis seneng Wi. Ko malah minta pingin ngomong."

" Aku kalau kangen ibu kan juga telpon. Denger suara ibu saja aku wis tenang loh. Apalagi orang tuanya Asha yang tidak ketemu selam. empat bulan ini."

" Ya itu beda Wi ... Wis, ibu arep istirahat Nang kamar. Oh iya. Arya belum pulang ya ?"

" Belum Bu. Kan mas Arya di kasih tugas sama ibu untuk antar hasil buah naga ke tengkulak Surabaya."

" Ibu kira perjalanan nya tidak jauh Wi."

" Ya sekitar sepuluh jam Bu Banyuwangi ke surabaya. Apalagi desa kita itu di ujung pulau Jawa. Jadi sedikit jauh jarak tempuhnya."

Tanpa menjawab perkataan Dewi. Sriati menuju ke arah belakang samping rumah . " Loh Bu. Katanya mau istirahat, piye toh (gimana sih) ?" tanya Dewi yang heran dengan ibunya.

" Ibu lali (lupa), mau kasih tahu yang lain harus potong rumput rumput yang menganggu ladang," timpalnya.

1
Soraya
semangat thor lanjut
Soraya
knp gak dtg aja langsung orang tuanya Asha gak usah pake nelpon
Ema Virda: jika langsung, konflik nya nanti kurang seru kak.
total 1 replies
Soraya
semangat thor lanjut
Soraya
apa orang tuanya asha gak merasakan sesuatu tentang Asha anak nya
Ema Virda: merasakan kak. tapi akan saya bahas di bab selanjutnya
total 1 replies
Soraya
fajar kena guna guna
Soraya
baca cerita seperti ini bikin bingung
Soraya
apa asha gak punya HP
Soraya
apakah musibah yang menimpa Asha krn balas dendam Arya kepada nya
Soraya
Oo ternyata mulut Asya tajem juga
Soraya
hadiah pertama dri q thor
Ema Virda: terimakasih kak
total 1 replies
leli siregar
cepat kali mau sholat, bukankah dia masih nifas?
Ema Virda: express kak seperti kereta 🤭🤭
total 1 replies
Soraya
ini cerita mistik ya thor
Soraya
mampir thor
Valentino (elle/eso)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
Ema Virda: terimakasih kak
total 1 replies
robleis_XD
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Ema Virda: terimakasih
total 1 replies
Victor
🤔😭😭 Akhirnya tamat juga, sedih tapi puas, terima kasih, author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!