NovelToon NovelToon
Dari Babu Jadi Mantu

Dari Babu Jadi Mantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:35.3k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Bagaimana caranya Hanum si preman pasar yang bar- bar seketika menjadi anggun saat dia harus menikah dengan anak majikannya.

"Ada uang Abang kucinta. Gak ada uang Abang kusita."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Abang

"Abang!"

Hanum tersenyum ke arah Arya yang menatapnya tertegun. Hanum berjalan ke arah Arya dengan anggun, lalu menelusupkan tangannya di lengan Arya. "Siapa ini, Bang?" Hanum tersenyum ke arah Rania yang mengerjapkan matanya seolah tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

Hanum menoleh pada Arya lalu menaikan alisnya saat melihat Arya masih tertegun dan menatapnya.

Hanum menepuk pipi Arya saat Arya masih tak bereaksi hingga Arya pun mengedipkan matanya. "Abaaang, aku ngomong kok malah bengong." Suara Hanum bahkan mendayu lembut membuat Arya sedikit bergidik.

"Apa?"

"Ini siapa?" Hanum kembali menatap Rania.

Arya berdehem. "Rania, cucunya kakek Harlan."

"Oh, hai Rania." Hanum mengulurkan tangannya, sementara Rania masih terdiam membisu, selama hidupnya dia baru kali ini melihat gadis yang menyentuh Arya dan Arya tak bereaksi justru membiarkan.

Arya yang melihat Rania terdiam hanya menaikan alisnya, gadis itu terus menatap tangan Hanum yang melingkar di lengannya.

Ada bagusnya Hanum datang di saat yang tepat, dia sejak tadi tak nyaman dengan gadis di depannya. Arya bahkan sudah ancang-ancang jika Rania sampai menyentuhnya. Tak peduli siapa kakeknya yang harus dia hormati, jika berani menyentuh batas Arya akan Arya tendang dia. Beruntung seberapa dekatnya Rania, dia tak berani menyentuhnya, mungkin karena dia tahu dia akan malu sendiri jika melakukan itu.

"Rania." Suara berat Arya menyentak lamunan Rania.

"Iya, Mas." ucapnya dengan menatap Arya.

"Ini Hanum pacarku." Dan kini Rania kembali menatap Hanum yang masih tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Hai," ucap Hanum lagi, dan kali ini mendapat balasan dari Rania.

"Hai."

"Bang, aku dengar tadi tukar cincinnya mau di mulai, ayo kesana." Hanum menarik lembut tangan Arya membuat Arya kembali tertegun meski hanya sesaat.

"Hm." Arya hanya berdehem dan mengikuti langkah Hanum.

Hanum terus menarik Arya menjauh tak peduli bahkan tak berpamitan dengan Rania, hingga mereka berdiri di bagian depan dan benar-benar menyaksikan tukar cincin yang tengah di lakukan Rendi dan pasangannya.

"Apaan itu? Abang?" Arya menoleh pada Hanum yang justru melihat ke arah Rania dan terkekeh.

"Dia masih bengong, anjirr," ucapnya dengan pelan, dia bahkan tak mendengar ucapan Arya padanya hingga Arya menyentuh dahinya barulah dia tersadar.

"Eh, apa?"

"Kamu tidak mendengarku?"

"Emang tuan ngomong apa?" Hanum menunjukkan wajah bodohnya membuat Arya berdecak dalam hati. "Tuan liat gak si Rania itu pasti gak nyangka kalau aku yang babu ini bisa gandengan sama cowok yang biasanya buang jas kalau kesentuh dikit aja," bisiknya pada Arya yang langsung merasa tersindir dan menatapnya tajam.

Hanum yang menyadari Arya marah langsung terkekeh. "Bukan gitu ... hehe ... tadi kan Tante Rosita bilang aku gak ada apa-apa di banding anaknya. Masa dia bilang aku pelet Tuan."

Arya memalingkan wajahnya, entah kenapa Arya merasa terganggu dengan wajah bodoh Hanum, "Jangan panggil Tuan lagi, nanti di dengar orang, ingat kita dimana."

Hanum mengangguk. "Oke, Abang."

Arya kembali menoleh. "Kenapa harus Abang?"

Hanum mengernyit, "Kenapa gak boleh Abang?" Hanum malah balik bertanya membuat Arya mendesah lelah.

"Terserah!" Dan kini tatapan mereka kembali pada kedua pasangan yang sudah selesai menyematkan cincin di jari masing-masing membuat suara tepukan tangan terdengar meriah di sekitar mereka.

Arya tak ingin, tapi dia tetap harus menghampiri Rendi dengan tunangannya untuk mengucapkan selamat atas pertunangannya.

Rendi menarik sudut bibirnya saat Arya dan Hanum mendekat. Melihat kakak sepupunya itu benar-benar datang bersama seoang wanita Rendi lumayan kagum. Bagaimana pun ke pribadian Aryan yang tak suka di sentuh orang lain kini betah menggandeng seoang gadis.

"Mas Arya beneran totalitas, ya," ucap Rendi penuh ejekan.

Aryan menaikan alisnya dan masih nampak tenang. Rendi mungkin curiga dengan hubungannya dan Hanum namun dia tak mungkin menunjukannya, kan? Dia terbiasa menghadapi pria di depannya dengan tenang meski akhirnya dia akan sedikit terpancing.

Mata Rendi beralih pada Hanum lalu tersenyum. "Kamu benar-benar pembantu di rumah Mas Arya?"

"Oh, kamu tahu?" Hanum menutup mulutnya terkejut. "Hehe ... iya, keberuntunganku karena bisa mendapatkan hati Bang Arya." Hanum menoleh pada Arya yang menarik sudut bibirnya, sebelah tangannya mengusap rambut belakang Hanum.

"Aku cuka merasa gak percaya, ini sedikit janggal," ucap Rendi.

"Menurut kamu, apa yang harus kita lakuin supaya orang-orang percaya hubungan kita?" tanya Arya.

Hanum mengernyit menatap Arya. "Ngapain mesti buktiin, yang jalani kan kita, Bang." Hanum menatap Rendi. "Terlepas dari aku yang cuma pembantu yang penting kamu sama Tante Ningsih kan terima aku." Hanum menyandarkan kepalanya di bahu Arya dengan masih tersenyum ke arah Rendi.

Rendi menyeringai menatap Hanum dari atas ke bawah. Dia kira Hanum gadis biasa. Tapi rupanya dia benar-benar punya kemampuan, bahkan meski dia sudah meremehkannya, dia bisa membalikkan dengan mudah ucapannya. Pantas saja Kakak sepupunya ini bisa terpikat dengan gadis sekelas pembantu. Hanum bukan hanya memiliki paras yang lumayan, dia juga bisa berucap dengan tenang dan anggun seperti Ningsih.

"Sayang, jangan gitu. Ini hari bahagia kita, biarin tamu kita juga ikut bahagia." Rona Kartanegara, dari namanya tunangan Rendi ini sepertinya memiliki darah biru alias ada keturunan keraton. Mungkin. Siapa yang tahu.

Tapi yang pasti memang bukan dari keluarga biasa. "Gak sopan juga," tambahnya lagi.

Hanum mendengus dalam hati, bicaranya memang lembut dan mendayu, tapi dari tatapannya tetap saja seperti meremehkan Hanum.

"Hai, Mas Arya, ini bukan pertemuan pertama kita, kamu inget gak kita pernah ketemu di jamuan makan beberapa bulan lalu?" Rona mengulurkan tangannya, matanya berubah sayu saat menatap Arya.

Arya menaikan alisnya sementara Hanum mengernyit. Ada yang tak beres dengan tatapan tunangan Rendi ini pada Arya. Seperti sebuah ketertarikan yang tak bisa di tutupi. Apa wanita ini tak malu menatap pria lain seperti itu sementara di sebelahnya ada tunangannya sendiri.

"Melihat reaksi Bang Arya sepertinya dia lupa." Hanum terkekeh dengan menyambut uluran tangan Rona, karena sudah jelas Arya tidak akan mau menerima uluran tangan Rona terlihat dari gelagatnya yang hanya acuh. "Ngomong- ngomong aku Hanum."

Rona masih tersenyum dan menarik tangannya dari Hanum, lalu menatap kembali pada Arya. "Kalau gitu abis ini Mas Arya pasti inget, kan?"

"Tenang aja, inget kok. Kalau pun Bang Arya lupa ada aku yang ingetin." Hanum menepuk lengan Arya yang masih betah dia gandeng.

Rona mencebik kesal sebab yang menanggapi ucapannya hanya Hanum sementara Arya terus menatapnya datar.

"Jadi, silakan nikmati jamuannya, Bang Arya, Hanum." Rendi menunjuk stand makanan yang tersedia, matanya menatap Arya dengan menyipit saking lebarnya senyum Rendi. Jelas Rendi sedang mengejek Arya dengan panggilan Hanum yang memanggil Arya, 'Abang'.

"Oh pastinya, sekali lagi selamat ya." Hanum tersenyum anggun dan menarik pelan Arya dari sana.

Mereka baru beberapa langkah hingga Hanum dan Arya masih mendengar Rendi mencebik. "Kamu gak bisa tahan mata kamu itu," ucapnya pada Rona yang terkekeh.

"Memang aku gak tahu kamu juga melihat pembantu itu."

"Ya ampun semuanya disini berwajah palsu." Hanum menggerutu membuat Arya menoleh menatap wajah Hanum lalu ke arah tangan Hanum yang masih ada di gandengannya.

1
partini
hemmm yg kalian lawan Hanum she like Queen mafia jadi mending pikir dulu deh
Arin
Wah.... bahaya.... bahaya...
Siti Dede
Segitunya ya pasangan RR
Andriani
🤭🤭🤭🤭
Andriani
aih... ngeri kalo udah gila harta ya...
partini
hemmmm laki laki Cemen ga ad harga diri mau rebut punya orang ga ngotak
mbu ne
Andra ya?
si diam2 menghanyutkan...😏
partini
dari jauh jg ada Arya biar siaga siap tau mereka sewa orang lebih banyak jadi nya sudah antisipasi kalau bodyguard nya keteteran
mery harwati
Rendi jelas tertegun membayangkan "burung empritnya" ditendang Hanum, pasti langsung impoten pikir Rendi 😛🤣
Patrish
salah teori ya Rendi... sebentar kamu balik dipukul tukang keprukmu... gara2 salah prediksi.. 🤣🤣🤣
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣🤣preman dilawan ya jelas kalah lah...
Pjjmakkem
kocaakk hanum!!
dimana coba, dapat cewek cantik, somplak, trus jago berantem kayak hanum?
arya sih dapat jackpot namanya.. 😄😄
Arin
🤣🤣🤣🤣 akal-akalan Rendi. Sok-sokan jadi pahlawan kesiangan. Ternyata bacot doang. Gak ada tindakan apa-apa
Kalah duluan sama Hanum yang bertindak
Siti Dede
Kebayang wajah cengoknya Rendi, wkwkwk
partini
wkwkkwkw rencana jadi super horor yahhh,Hanum gitu loh dia tuh bisa lihat muka angel sama iblis
lanjut thor 👍👍👍👍
Amidah Anhar
Up lagi
Patrish
suara hati tidak pernah salah boz... merasa kehilangan adalah sebagian dari hati yang mulai terisi.... naah.. nahh....
Nana Colen
lanjut thooooor😍😍😍😍😍❤❤❤❤❤❤
Andriani
aih... Hanum ke pergok deh
Siti Dede
Kudu puguh atuh ceu, ngarah aya hasilna. Cemunguuuud💪
nenah adja: huhuhu, nyaeta atuh😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!