NovelToon NovelToon
TIGA AYAH SATU IBU

TIGA AYAH SATU IBU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Jihan Hadid, seorang EO profesional, menjadi korban kesalahan identitas di rumah sakit yang membuatnya disuntik spermatozoa dari tiga pria berbeda—Adrian, David, dan Yusuf—CEO berkuasa sekaligus mafia. Tiga bulan kemudian, Jihan pingsan saat bekerja dan diketahui tengah mengandung kembar dari tiga ayah berbeda. David dan Yusuf siap bertanggung jawab, namun Adrian menolak mentah-mentah dan memaksa Jihan untuk menggugurkan kandungannya. Di tengah intrik, tekanan, dan ancaman, Jihan harus memperjuangkan hidupnya dan ketiga anak yang ia kandung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Tengah malam dimana Jihan terbangun dan melihat mereka berempat yang tertidur pulas di tempat tidur khusus pasien.

Jihan yang haus mengambil gelas dipinggir tempat tidurnya.

Prank!

Semuanya langsung tergabung saat mendengar suara pecahan kaca.

"Jihan.!"

Para suami bangkit dari sofa dan menghampiri Jihan.

"Sayang, kamu kenapa? Pusing?" tanya Adiran.

Jihan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Aku nggak pusing, hanya saja aku mau minum malah gelasnya jatuh," jawab Jihan.

David dan Yusuf mengambil sapu untuk membersihkan pecahan gelas.

Selim meminta Jihan untuk kembali istirahat dan ia sudah menyiapkan botol untuk Jihan minum.

"Minumnya pakai botol saja biar aman, ya." ucap Selim.

"Iya Selim, terima kasih."

Setelah itu mereka menggeret sofa dan mendekatkannya ke samping tempat tidur Jihan.

Adrian menggenggam tangan Jihan dan memintanya untuk kembali istirahat.

David mengambil selimut dan menutupi tubuh Jihan.

"Kalian istirahatlah, biar aku yang menjaga Jihan." ucap Selim yang sudah duduk di samping kiri tempat tidur.

"Beritahu kita kalau kamu lelah, kita gantian menjaga Jihan." ucap Yusuf sambil mematikan lampu.

Sebelum tidur, Yusuf mencium kening istrinya agar tidak usah takut atau khawatir.

Jihan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Kemudian ia memandang wajah Selim yang duduk di sebelah tempat tidurnya.

"Terima kasih Kak," ucap Jihan yang memanggil Selim dengan sebutan Kakak.

"Tidak usah berterima kasih, Jihan. Ini sudah kewajibanku untuk menjaga kamu." ucap Selim.

Selim menyanyikan lagu agar Jihan bisa tidur nyenyak.

Dalam hitungan detik bukan hanya Jihan yang tidur, tapi juga mereka bertiga yang sudah tertidur pulas.

Sesekali Selim memeriksa monitor untuk memantau kondisi Jihan.

Angka-angka vital signs Jihan stabil, membuatnya sedikit lebih tenang.

Selim berjalan keluar ruang perawatan dan melihat Jacob yang duduk disana.

"Barusan datang?" tanya Selim.

"Iya, aku mau masuk tapi mereka sudah tidur." jawab Jacob.

Jacob memberikan surat pernyataan Stela dan Leonardo yang mengakui kalau mereka terlibat dalam penculikan Jihan.

"Lalu, dimana mereka sekarang?" tanya Selim.

"Mereka masih di penjara ruang bawah tanahku. Aku tidak mau mereka di kantor polisi." jawab Jacob.

Jacob ingin menghukum mereka dengan tangannya sendiri.

Selim tersenyum kecil dan mengucapkan terima kasih sudah membantunya.

"Maafkan aku yang dulu tidak menyetujui hubungan kamu antara Seyla."

Selim menoleh kearah Jacob saat mendengar nama Seyla disebut.

"Aku ayah kandung Seyla, Selim." ucap Jacob.

"Ayah Seyla?"

Selim sangat terkejut ketika mendengar perkataan dari Jacob.

Jacob menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan kotak dan surat dari balik sakunya.

"Ini dari Seyla, aku menemukannya di lemarinya." Jacob memberikannya kepada Selim.

Selim lekas membuka kotak dan membaca isi surat itu.

Untuk Selim cintaku

Selamat ulang tahun cintaku

Aku sangat mencintaimu dan aku ingin menjadi istrimu.

Kita akan mempunyai banyak anak dirumah kita yang sederhana ini.

Semoga kamu menyukai hadiah yang aku berikan.

Dari cintamu

Seyla

Selim melihat kalung hati dimana ada foto dirinya dan Seyla.

"A-aku minta maaf Selim, semua ini salahku." ucap Jacob.

Selim menggelengkan kepalanya dan meminta Jacob untuk tidak berkata seperti itu.

Ia pun langsung memakai kalung pemberian dari Seyla.

"Aku janji akan menjaga kalung dan cinta Seyla, Pa." ucap Selim.

Jacob memeluk tubuh Selim dan mereka menangis sesenggukan.

Dari dalam ruang perawatan, Jihan mendengar semuanya.

Ia menghapus air matanya dan kembali memejamkan matanya.

Setelah puas menangis, Jacob berpamitan pulang dan meminta agar menyampaikannya kepada mereka bertiga

"Iya Pa, aku akan menyampaikannya kepada mereka." ujar Selim.

Kemudian Selim kembali masuk dan melihat selimut Jihan yang sedikit terbuka.

Selim berjalan mendekat ke arah Jihan dan membetulkan selimutnya.

Ia membentuk rambut Jihan yang sedikit menutupi wajahnya.

"Aku berjanji akan melindungi kamu Jihan," gumam Selim sambil menggenggam kalung pemberian Seyla.

Selim mencoba untuk memejamkan matanya sambil menjaga Jihan.

***

Keesokan paginya dimana matahari sudah bersinar terang dan perawat masuk ke dalam ruang perawatan.

Perawat melihat mereka yang masih tertidur pulas.

Perawat itu tersenyum kecil, lalu meletakkan nampan berisi sarapan dan obat-obatan di meja dekat tempat tidur.

Ia melirik ke arah Jihan yang masih tertidur, pipinya tampak sedikit memerah karena cahaya matahari yang menembus tirai tipis.

Tak ingin mengganggu, perawat itu berjalan pelan ke arah jendela dan menutup tirai agar sinar matahari tak langsung mengenai wajah Jihan.

Namun, gerakan kecil itu membuat Adrian mengerjap pelan, bangun dari tidurnya.

“Pagi, suster.” sapa Adrian sambil merapikan posisi duduknya.

“Pagi, Pak. Bagaimana kondisi Bu Jihan semalam? Ada keluhan?” tanya perawat dengan suara lirih.

Adrian menoleh sekilas ke arah Jihan yang masih terlelap.

“Tidak ada. Dia sempat terbangun karena haus, tapi semuanya terkendali.”

Perawat meminta mereka untuk membangunkan Jihan terlebih dahulu.

Adrian bangkit dari sofa dan membangunkan Jihan.

"Jihan, ayo bangun. Sudah pagi."

Tidak ada jawaban dari Jihan yang terlihat tertidur pulas.

Selim membuka matanya saat mendengar Adrian membangunkan Jihan.

"Jihan, ayo bangun." ucap Selim sambil memeriksa monitor kondisi Jihan.

Selim meminta mereka untuk keluar sebentar dan segera ia memeriksa keadaan Jihan yang tidak mau bangun dari tidurnya.

"Suster, ambilkan obat xxx," pinta Selim.

Perawat segera berlari keluar untuk mengambil obat dan peralatan medis.

Selim duduk di sisi ranjang, jemarinya menepuk lembut pipi Jihan sambil memanggil namanya dengan nada tegas.

“Jihan sayang, tolong buka matamu.” ucap Selim, mencoba memancing respons.

Monitor mulai mengeluarkan bunyi bip yang lebih cepat, membuat Adrian, David, dan Yusuf yang menunggu di luar menjadi resah.

Tak lama, perawat kembali membawa suntikan dan tabung oksigen kecil.

Selim dengan cekatan memasang masker oksigen di wajah Jihan, lalu menyuntikkan obat penstabil tekanan darah.

“Tekanan darahnya drop. Kita harus pantau ketat,” ucap Selim dengan nada serius.

Dari luar pintu, Adrian mencoba menahan diri untuk tidak langsung menerobos masuk.

“Kita perlu pindahkan dia ke ICU kalau tidak ada perubahan dalam 10 menit,” ucap Selim.

Beberapa detik kemudian suara monitor semakin nyaring, Selim segera mendorong ranjang Jihan ke ruang ICU.

"Jihan, bertahanlah! Aku tahu kamu kuat, Jihan!" ucap Selim.

Mereka bertiga berlari mengikuti Selim yang membawa Jihan ke ICU.

Perawat meminta mereka untuk tenang dan berdoa.

"Kehamilan kembar tiga memang rentan, Pak." ucap perawat.

Mereka bertiga menangis saat melihat Selim memasukkan selang intubasi ke mulut Jihan.

Selim tetap fokus, tangannya cekatan mengatur selang intubasi dan memeriksa tekanan darah Jihan setiap beberapa detik.

Perawat di sampingnya menyiapkan cairan infus tambahan untuk menjaga suplai nutrisi dan obat penstabil.

“Denyut jantungnya mulai turun, kita tingkatkan oksigen,” ucap Selim tegas.

Adrian menempelkan kedua tangannya di kaca, seakan bisa mengirimkan kekuatan hanya dengan tatapan.

David menggenggam bahu Yusuf yang sudah mulai terisak.

“Dia pasti kuat. Kita nggak boleh mikir yang macam-macam,” ucap David dengan bibirnya gemetar.

Di dalam ruangan, Selim memanggil namanya lagi.

“Jihan, kalau kamu dengar aku. Tolong kembalilah. Anak-anak menunggumu.”

Suara monitor mulai melambat, lalu berangsur stabil.

Selim bernafas sedikit lega dan tersenyum kecil saat mendengar suara yang mulai melambat.

“Tekanan darahnya naik sedikit. Kita pertahankan di level ini,” ucap Selim pada perawat.

Setelah hampir satu jam penanganan intensif, Selim keluar dari ICU dan menemui mereka bertiga.

“Dia belum sadar, tapi kondisinya sudah stabil untuk sekarang. Kita harus terus pantau 24 jam penuh,” ucap Selim.

Mereka bertiga menghela nafas panjang saat mendengar perkataan dari Selim.

Selama 24 jam mereka masih tetap harus memantau Jihan.

1
kalea rizuky
jangan ngaco deh dalam islam g boleh poliandri/Shame//Drowsy/
my name is pho: dalam hal mendesak boleh kak
saya sudah tanya ke pak penghulu langsung 😭
nikahnya di luar negeri
total 1 replies
kalea rizuky
kok bisa di perkosa
kalea rizuky
emang boleh dalam islam poliandri
kalea rizuky
jd inget novel sebelah yg nikah ma paman angkatnya yg kembar /Curse/ nganu aja gantian astaga
kalea rizuky
ngidam mu nyusain
kalea rizuky
berasa bersuami 3/Curse//Curse/
my name is pho: senangnya dalam hati
kalau bersuami tiga
total 1 replies
Rohana Omar
sedap2 baca cuma 1 bab yg di upnya.. buat aq tertanya2 apa kisah selanjutnya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!