NovelToon NovelToon
Istri Sang Presdir

Istri Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Tamat
Popularitas:28.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Perjalanan Kisah Cinta Om Pram dan Kailla -Season 2

Ini adalah kelanjutan dari Novel dengan Judul Istri Kecil Sang Presdir.

Kisah ini menceritakan seorang gadis, Kailla yang harus mengorbankan masa mudanya dan terpaksa menikah dengan laki-laki yang sudah dianggap Om nya sendiri, Pram.

Dan Pram terpaksa menyembunyikan status pernikahannya dari sang Ibu, disaat tahu istrinya adalah putri dari orang yang sudah menghancurkan keluarga mereka.

Disinilah masalah dimulai, saat sang Ibu meminta Pram menikahi wanita lain dan membalaskan dendam keluarga mereka pada istrinya sendiri.

Akankah Pram tega menyakiti istrinya, di saat dia tahu kalau kematian ayahnya disebabkan mertuanya sendiri.

Akankah Kailla tetap bertahan di sisi Pram, disaat mengetahui kalau suaminya sendiri ingin membalas dendam padanya. Akankah dia tetap bertahan atau pergi?

Ikuti perjalanan rumah tangga Kailla dan Om Pram.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 : Nasehat Bayu

Mobil yang di kendarai Bayu membelah jalanan Jakarta, membawa Kailla yang masih saja terisak di kursi penumpang. Sepertiga perjalanan pulang menuju ke kediamannya, Kailla tiba-tiba meminta Bayu mengubah rute.

“Bay, aku mau ke rumah mama,” perintahnya pada sang asisten.

“Tapi Non, ini sudah malam. Kasihan Pak Pram, nanti mengkhawatirkan Non,” sahut Bayu, berusaha menolak secara tidak langsung.

“Aku hanya ingin mengeluh pada mama,” isak Kailla.

“Besok pagi aku akan mengantar Non kesana, kalau malam seperti ini kita juga tidak bisa masuk ke areal pemakaman,” jelas Bayu.

Tangannya meraih ponsel, mencari di ponsel pintarnya jam berkunjung ke pemakaman mewah tempat yang dimaksud majikannya.

“Jam sembilan pagi sampai jam lima sore, Non,” jelas Bayu pada Kailla, memastikan ke majikannya kalau memang mereka tidak bisa masuk ke sana malam ini.

“Aku mau ke tempat daddy saja kalau begitu,” ucap Kailla, mengubah kembali tujuannya.

“Tapi di rumah sakit juga Non Kailla tidak bisa sembarangan masuk ke dalam ruang ICU.” Bayu beralasan kembali.

“Non hanya bisa duduk menunggu di depan ruangan Pak Riadi saja,” lanjut Bayu lagi.

“Aku tidak mau pulang ke rumah, Bay,” ucap Kailla pelan.

“Aku tidak mau bertemu dengannya,” lanjut Kailla lagi.

“Baiklah!” Bayu melajukan mobilnya. Membuang pandangan ke kiri dan kanan jalan. Tak lama, mobil pun berhenti di sebuah taman kota.

“Kita disini saja, sampai Non puas menangis,” ucap Bayu, menatap Kailla sekilas sebelum keluar dari mobilnya.

Bayu mengeluarkan rokok dari kantong celananya dan memilih duduk di bangku taman sembari menunggu majikannya puas berkeluh kesah, menangis dan menumpahkan kemarahannya.

Bayu cukup maklum, hampir enam tahun berada di sisi Kailla, perempuan itu bahkan tidak memiliki siapa-siapa selain Pram, suaminya dan mereka para asisten.

Hidupnya bagai di sangkar emas, melangkah keluar selangkah saja dari rumah akan ada pengawal yang mengikutinya. Suaminya menjaganya dengan luar biasa. Karena Bayu sadar, dia sendiri dibawah pengawasan Pram dan itu tidak nyaman sekali.

Sejak peristiwa penculikan Kailla empat tahun yang lalu, Pram memperketat penjagaan dan pengawasaan istrinya. Bahkan laki-laki itu, sudah tidak mengemudikan mobil sendiri sejak peristiwa mengerikan untuknya dan Kailla.

Trauma itu bukan hanya milik Kailla tapi Pram juga memiliki ketakutan yang sama.

Kurang lebih sejam duduk dan menunggu, Bayu hampir menghabiskan lima batang rokok. Berjalan pelan menghampiri mobilnya kembali. Tapi, baru saja masuk duduk di belakang setir, ponselnya berdering.

“Pak Pram, Non,” ucapnya, memberitahu sang Nyonya, yang duduk bersandar dengan berlinang air mata.

“Biarkan saja! Jangan mengangkatnya!” perintah Kailla.

“Ta-tapi Non..,” ucapan Bayu menggantung, Kailla sudah menatapnya tajam.

“Baik...” Bayu mengerti, menonaktifkan ponselnya, melemparnya asal ke dalam dashboard mobil. Sebagai asisten Kailla, dia sudah cukup mengerti semua keinginan majikannya tanpa harus diperintah.

Ponsel Kailla jangan ditanya, dia sudah menonaktifkannya sejak masuk ke dalam mobil. Tidak membiarkannya berdering sama sekali. Dia sedang tidak ingin melihat bahkan mendengar suara Pram. Rasanya muak mendengar permintaan maaf Pram yang diucapkannya berulang kali.

“Aku ingin menghabiskan malamku disini saja!” ucap Kailla, saat memeriksa uang tunai di dompetnya yang bahkan tertinggal beberapa lembar ratusan. Dia tidak mungkin menggesek kartu debit atau kreditnya, suaminya akan dengan mudah melacak keberadaannya.

Empat tahun berbagi ranjang dengan Pram, membuatnya paham semua sepak terjang laki-laki itu untuk menjaga dan mengawasi gerak-geriknya.

Bahkan semua berkas penting miliknya seperti akta kelahiran, pasport bahkan ijazahnya ada di tangan Pram. Daddy menyerahkan semua berkas penting miliknya kepada Pram, bahkan sebelum laki-laki itu menikahinya.

Kailla hanya memegang KTP dan kartu mahasiswa saja di dompetnya. Kalau saja bisa, mungkin Pram juga akan mengambil alih semuanya. Akan tetapi ini menyangkut kelangsungan hidupnya, bahkan tidak jarang KTP miliknya malah ada di dompet Pram.

“Non, apa sebaiknya kita pulang saja?” bujuk Bayu setelah melihat Kailla yang mulai mengantuk.

“Tidak! Aku sedang tidak ingin melihatnya. Biarkan saja dia mencariku sampai tidak bisa tidur malam ini,” gerutu Kailla.

Bayu tersenyum.

“Non Kailla seperti tidak tahu saja suamimu itu siapa. Non, ingat kita pernah melakukan ini sewaktu di Austria.”

“Hmmmm... Lalu apa hubungannya?” tanya Kailla menatap lurus ke depan.

“Di negara orang saja dia bisa menemukan Non Kailla dengan mudah, apalagi disini,” celetuk Bayu terkekeh.

“Apa maksudmu? Dia mengirim mata-mata lagi mengawasiku?” tanya Kailla meradang. Matanya menatap ke sekeliling taman. Mencari sosok yang mungkin saja dicurigainya sebagai mata-mata suaminya.

“Hahaha... Tidak ada. Untuk saat ini hanya kami bertiga, aku, Sam dan Ricko saja.” Bayu berkata dengan santainya.

“Pak Pram itu sangat mencintai Non. Dia berkorban banyak untuk Non Kailla,” cerita Bayu.

“Bahkan dalam keadaan lelah dan tertidur pun, dia masih harus memastikan Non baik-baik saja,” lanjut Bayu.

Kailla terdiam, merenungi semua ucapan Bayu. Hatinya tercubit, mendengar ucapan asisten yng sejak dua tahun ini lebih banyak mengawal suaminya.

“Yang paling sering Pak Pram lakukan itu saat makan siang. Sebelum dia makan, dia harus memastikan Non Kailla sudah makan siang dan baik-baik saja. Coba tanyakan pada Ricko, seberapa sering Pak Pram menghubunginya,” cerita Bayu.

Kailla semakin tertunduk dan melemas.

“Tapi hidup Pak Pram bukan hanya milik Non Kailla saja, dia harus membaginya dengan perusahaan dan orangtuanya yang baru saja ditemukan belakangan ini. Jadi kadang-kadang, wajar saja sesekali dia mengecewakan Non.”

“Pasti bukan hanya Non yang kecewa, mamanya Pak Pram juga pernah kecewa.”

“Karena ada banyak hati yang harus Pak Pram jaga. Dan dia tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang,” lanjut Bayu.

“Jadi maksudmu aku salah selama ini?” tanya Kailla, mengangkat pandangannya, menatap Bayu.

“Tidak. Manusia kan memang tempatnya egois. Itu wajar saja. Hanya menilai dari pengorbanan yang sudah kita lakukan, tapi tidak memandang pengorbanan orang lain,” jelas Bayu.

Kailla menitikan air matanya. Seperti diingatkan semua khilaf-khilafnya selama ini.

“Apa Non pikir, Pak Pram sedang bahagia saat ini, karena Non pergi. Dia lebih gila dan sakit dibandingkan Non Kailla. Tapi apa yang Non dapatkan?”

“Kepuasan? Kebahagiaan melihat kegilaan Pak Pram karena ditinggal Non tanpa pesan.”

“Kalau Non bahagia melihat luka Pak Pram, silahkan Non pergi sekarang. Aku rela menanggung semua kemarahan Pak Pram setelahnya. Asal Non bisa bahagia.”

“Maksudmu?” tanya Kailla yang berurai air mata.

“Kalau dengan meninggalkan Pak Pram, Non bahagia. Kalau dengan melihat kehancuran Pak Pram yang ditinggalkan Non Kailla, Non bisa tersenyum. Aku rela menanggung semua kelalaianku,” jelas Bayu.

Asisten itu sudah keluar dari dalam mobil, membuka pintu penumpang. Mempersilahkan majikannya itu , keluar dan pergi jauh.

“Kalau dengan begini Non Kailla bahagia, aku siap mempertaruhkan nyawaku yang mungkin habis di tangan Pak Pram.”

Kailla diam, menatap Bayu tak berkedip.

“Pergi sekarang atau tidak akan pernah bisa pergi lagi, Non,” tawar Bayu.

“Sebentar lagi, Pak Pram akan datang kesini. Mungkin juga saat ini, Pak Pram sudah membuat mobil ini tidak bisa melaju sama sekali.”

“Hah?! Bagaimana bisa?”

“Semua mobil Pak Pram dilengkapi GPS tracker. Bahkan dia bisa menghentikan laju mobilnya dari jauh. Tidak susah untuknya mencari keberadaan kita,” jelas Bayu.

“Aku sarankan, kalau ingin pergi, dipikirkan dan siapkan matang-matang. Non harus siap hidup susah. Bahkan mungkin Non harus bersembunyi dari dunia. Non tidak bisa menggunakan semua fasilitas Non, bahkan mungkin semua yang diwariskan orang tua, Non,” lanjut Bayu berusaha memberi gambaran.

Kailla semakin lemas, terdiam.

“Aku tahu bagaimana menderitanya Non hidup seperti ini. Dan Pak Pram juga mengerti bagaimana penderitaan Non yang hidup bersamanya seperti di dalam sangkar emas.”

“Untuk itulah Pak Pram memberi banyak cinta dan sabar. Cinta dan sabar yang tanpa batas untuk Non Kailla. Karna dia tahu kebahagiaan Non Kailla hanya ada di tangannya.”

Kailla menangis kembali.

“Non Kailla merasa hidup Non begitu menyedihkan dan menderita. Tidak ada tempat mengadu dan mengeluh, tidak memiliki siapa-siapa. Tapi Non Kailla masih punya Pak Pram.”

“Sebaliknya Pak Pram yang tidak punya siapa-siapa. Hidupnya hanya untuk memastikan Non Kailla dan mamanya bahagia, tidak saling menyakiti dan tersakiti.”

****

Terimakasih

Love You All

Mohon tinggalkan jejak Like dan komennya pembaca setia Om Pram.

1
Ellya Muchdiana
bagus begitu Kailla, laki laki egois harus diberi pelajaran
Siska Oktavia
ok
Khairul Azam
ceritanya bagus, tp klo berlebihsn jg gak bagus
Ratna Dewi
disini yg keren autornya... kata2nya selalu tertata rapi dan menyayat hati... lanjut terus tour kutunggu karya2 terbarumu.. /Heart//Heart/
Arye Ghad'iz BinAngun
nangis nangis Bombay aku 😭😭
E
Luar biasa
Suprawani Mami
baca yg ke 4xnya tetep asyikk
Abiy Dewa
Luar biasa
Wiji Lestari
Bayu keren bisa menyadarkan sisi egonya kayla
Maftu Chah
Luar biasa
Siti Saja
Buruk
Linda Liddia
Udh baca dari season 1 2 3 bagus bgt critanya Thor..Thor gak ada season 4 utk kelanjutan crita pram kailla & anak2nya Thor..
Casanova: ada kak. di aplikasi pena hijau
total 1 replies
Rosanti
Luar biasa
an
baaguuuss
Noor Jannah
Kecewa
Noor Jannah
Buruk
zira
kaila ga ada hormatnya dgn suaminya yg ekstra sabar...dia lupa klo dia juga berhubungan dgn pria lain, pakai pelukan lagi
zira
seharusnya Kaila bisa menjaga dirinya, tidak asal main peluk, tidak ada suami dan di tempat umum
Beby Toy
baguss banget udah baca yg ketiga kalinya 🥰
zira
Kaila kualat...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!