Dewi Ular Seosen 3
Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.
Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.
Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.
Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?
ikuti kisah selanjutnya.
Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Delapan
Wuuussh
Wuuuush
Sosok itu melesat dengan gerakan yang cukup cepat. Ia merasakan aroma tubuh itu semakin dekat dan membuatnya tampak bersemangat.
Ditempat lain, Kavita merasakan sakitnya semakin bertambah parah, namun memaksakan dirinya untuk terlihat tegar meski sebenarnya ingin tumbang.
Langkahnya tampak sangat semakin lambat, dan saat bersamaan, jaringan urat sarafnya terkontaminasi oleh virus yang sangat misterius dan menyebar juga ke pembuluh darahnya.
Tanpa disadari ketiganya, tiba-tiba saja kedua mata Kavita membeliak dengan sangat besar dan wajahnya membiru lebam dengan memperlihatkan urat-uratnya.
Disudut bibirnya tumbuh dua taring yang tak dapat ia sembunyikan. Kemudian perasaannya berubah dengan begitu cepat. Ia merasa seperti haus, tetapi bukan untuk meminum air, melainkan sesuatu yang lain.
Angkasa berjalan didepan, lalu disusul Dita, sedangkan Galuh berada disisi kirinya, dan Kavita berjalan dibelakang Dita.
Angkasa merasakan sesuatu yang sangat tak biasa. Hawa negatif begitu sangat dekat diantara mereka, dan hal itu membuat ia menghentikan langkahnya. dan tentunya Dita yang berada diposisi belakang menabraknya tanpa sengaja.
"Kalau berhenti itu ngomong dong, Pak!" omelnya dengan nada kesal karena tanpa sengaja mendekap pria tersebut. Lalu buru-buru melepaskannya.
Galuh yang menyadari perdebatan itu hanya menggelengkan kepalanya saja. Sepertinya Dita tidak pernah akur dengan sang Dekan.
Angkasa menoleh ke arah belakang. Ia mengarahkan senter kecil untuk mencari satu gadis lagi, namun tidak terlihat.
"Kemana Kavita?" tanyanya dengan mengedarkan pandangannya dan juga mengarahkan senternya kearah pohon eucalyptus.
Sontak saja hal itu membuat Dita dan Galuh ikut menoleh ke arah belakang, dan benar saja, Kavita menghilang.
"Hah, kemana dia? Apakah ia diculik oleh sosok yang sedang kita cari?" tanya Galuh dengan rasa penasaran yang cukup besar.
"Waspadalah, sepertinya ada yang sedang mengawasi kita dan tentunya ada sesuatu yang tidak beres." Angkasa mengingatkan.
"Tetapi kemana si Kavita?" Galuh merasakan bulu kuduknya meremang.
Wuuuuuusssh
Sebuah serangan dari balik pohon eucalyptus yang menyasar pada Dita datang dengan begitu cepat.
Hal itu membuat Angkasa menarik tubuh Dita untuk menghandari serangan dadakan tersebut.
"Hah!" mereka dikejutkan oleh kehadiran Kavita dalam wujud lain yang sangat menyeramkan.
Kuku tangannya tiba-tiba saja tumbuh meruncing, dan mengeluarkan syara geraman saat Angkasa mencoba meneranginya dengan cahaya senter.
"Galuh, cepat kemari!" hardik Angkasa pada pemuda yang tampak bengong tersebut.
Pemuda itu berjalam mundur, lalu menghampiri Angkasa yang terlihat sangat buas.
Kedua matanya memerah dan menatap dengan tajam.
"Apa yang terjadi padanya, Pak?" tanya Galuh masih dengan rasa penasaran bercampur rasa takut.
"Mungkin ada kaitannya dengan gigitan makhluk dialam sana," Angkasa mencoba menduga, namun belum berani menyimpulkannya.
Rambut panjang lurus Kavita yang sepinggang tertiup angin dan membuatnya berkibar.
Wajahnya.yamg cantik. Tak lagi terlihat, dan ia kembali menyerang yang mana tujuannya cuma satu, yaitu Dita.
Melihat hal tersebut, tentu saja Angkasa tak akan tinggal diam, dan ia menghalangi serangan itu dengan melintangkan keris miliknya untuk membuat perlindungan dari gadis yang berubah sangat ganas.
Braaaak
Dita menendang Kavita dengan cepat dan membuat gadis itu melesat mundur kebelakang.
Saat bersamaan, mereka mendengar suara teriakan dua gadis yang berada tak jauh dari posisi mereka.
"Aku dan Galuh akan ke sana, bapak hadapi dia saja, sepertinya satu kecupan dapat membuat emosinya mereda," ucap Dita dengan nada menyindir yang membuat Angkasa justru bingung.
Namun Dita menarik tangan Galuh untuk pergi menuju ke arah tempat dimana suara pekikan itu datang.
Sedangkan Angkasa terpaksa harus menghadapi Kavita yang sudah berubah menjadi sosok lain.
Gadis itu melihat Dita yang pergi menembus kegelapan malam dan melihat cahaya senter dikejauhan yang terlihat berguncang kesana kemari.
Keduanya mempercepat lari mereka untuk menemukan dua gadis yang sedang meminta pertolongan.
Sedangkan Kavita mencoba melesat untuk mengejar Dita dengan cara melompat dan melayang diudara.
Akan tetapi, Angkasa berhasil menangkap pergelangan kaki sang gadis dan hal itu membuat Kavita tersenyum menyeringai, lalu menendangkan satu kakinya, dan hal itu membuat Angkasa dengan cepat menangkisnya menarik turun tubuh gadis tersebut ke bawah.
Akan tetapi, gadis itu menyeringai dengan memperlihatkan gigi taringnya yang mencuat. Lalu mengangkat tubuhnya dan bersiap memberikan gigitan pada sang Dekan.
Dengan terpaksa, Angkasa melepaskan cengkramannya, ia tak terinfeksi dan memberikan pukulan pada kening Kavita, meskipun hatinya tak tega, namun itu sebuah keterpaksaan.
Disisi lain, Dita dan Galuh terus mengejar arah cahaya senter yang tampak menjauh dan hilang didalam sebuah tebing.
"Mungkin disana goanya," ucap Dita mempercepat langkahnya.
Nafas Galuh memburu. Udara malam yang dingin tak mampu membuatnya mengusir rasa gerah yamg kini menjalar ditubuhnya akibat berlari dan juga rasa gemuruh didadanya.
Hingga akhirnya mereka tiba didepan mulut goa yang memperlihatkan ruang gelap didalamnya.
Namun aroma gurih dari minyak lemak hewani yang berasal dari pembakaran sebagai penerangan membuat Dita meyakini jika didalam ada penghuninya.
"Aaaaaaa...," suara teriakan kembali menggema dibalik dinding yang memyimpan berjuta misteri.
Dita memasuki ruang goa yang diikuti oleh Galuh. Keduanya mengedarkan pandangan dengan tatapan awas.
Taaaak
Tanpa sengaja Galuh menendang benda berbentuk bulat yang terasa basah dengan cairan pekat yang menempel.
Benda berbentuk bulat itu menggelinding dilantai goa. Sontak saja keduanya saling pandang. Pemuda itu mengambil pemantik api disaku celananya, lalu menghidupkannya.
Saat ia menerangi benda tersebut, keduanya dikejutkan oleh penampakan yang sangat mengerikan, dimana sebuah kepala dengan wajah rusak tergeletak dengan bersimbah darah.
"Sepertinya ini Clara, bukannya ia turun bersama Pak Putro?" Galuh tampak penasaran.
"Ada yang tudak beres," sahut Dita dengan lirih. Lalu dengan cepat mematikan pemantik api karena mendengar langkah menuju goa.
Keduanya bersembunyi didinding goa yang gelap dibalik stalagmit yang tumbuh mengamati siapa yang datang ke goa ini? Apakah Angkasa yang sudah berhasil melumpuhkan Kavita?
Semakin lama, suara derap langkah itu semakin mendekat ke mulut goa.
Ia menggunakan senter yang berasal dari ponselnya, namun tampaknya ia seperti sudah terbiasa ketempat ini.
Sontak saja Dita dan Galuh terkejut saat melihat siapa yang datang. Gerak dan geriknya sangat mencurigakan, seolah ia sedang mengamati sekitar untuk memastikan jika tidak ada yang melihatnya.
Dita dan Galuh semakin merasa curiga dengan sosok pria tersebut.
Pria itu menerangi kepala Clara yang tergeletak dilantai, namun ekspresinya begitu datar, dan tidak ada reaksi keterkejutan karena salah satu mahasiswinya sudah menjadi korban pembunuhan.
Tak berselang lama, terdengar suara teriakan dari dua gadis yang ada didalam goa.
Pria itu melangkah memasuki lorong untuk menuju ke arah tempat dimana ia untuk menuju tempat penyekapan.
Yang tumbuh meruncing dilangit-langit goa utu namanya stalaktit, kalau yang tumbuhnya dilantai goa namanya stalagmit.
Anggap saja si Rey berbulu, sebab AI nya gak bisa diajak diskusi.
kedua orang tuanya langsung bertemu biar bisa langsung nikah trus tamat, soalnya kak Siti mau fokus ke begu ganjang 😙😙
aduhh knp g di jelasin sih kannksihan dita nya klo kek gtu ya kann
Dia itu klu gak salah yg tinggal di rumah kosong yg dekat dg rumah orang tua nya Satria yaa , kak ❓🤔