Mohon bijak dalam berkomentar. Kritik boleh asal membangun dan sopan. Jika tidak suka dengan cerita ini langsung SKIP saja tidak perlu tinggalkan jejak ⭐
Gita Kirana 20th seorang yatim piatu yang hidup berdua dengan Om nya yang berprofesi sebagai TNI. Suatu hari om dari Gita harus meninggalkan Gita karena di tugaskan untuk bergabung dengan pasukan relawan di Gaza.
Bara yang saat itu khawatir dengan Gita, dia meminta sahabatnya untuk menjaga keponakannya itu. Karena Bara tidak mau hanya menitipkan Gita begitu saja, Bara pun meminta hal yang di luar dugaan.
Bara meminta sahabatnya untuk menikah dengan Gita dengan alasan agar sang sahabat bisa menjaga Gita 24 jam.
Lalu bagaimana reaksi kedua orang yang tiba-tiba di jodohkan itu, apakah mereka setuju untuk memenuhi permintaan Bara? Ikuti kisah mereka yaa...
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rindu
Hari ini Ezan membuktikan apa yang di katakan nya. Dia benar-benar meminta Gita istirahat total hari ini. Semua Ezan lakukan untuk Gita memulihkan kondisi nya. Dia sadar jika dia sudah terlalu membuat Gita sampe kewalahan bahkan terluka karena naf*u yang tidak terkendali.
"Sayang, makan malam dulu yaa.."
Gita yang sedang fokus dengan ponselnya pun menikah ke arah Ezan yang membawa nampan ke arahnya.
"Loh mas, kok di bawa kamar lagi. Aku bisa kok ke luar kamar.."
Ezan tersenyum mendengar ucapan istrinya itu. " Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa. Pokoknya sekarang kamu nurut sama aku, sekarang makan malam dulu yaa..yuk!"
Gita pun duduk dengan menegakkan tubuhnya dan Ezan pun membawa nampan serta piring berisi nasi dan lauk pauknya ke atas kasur.
"Kok cuma satu piring, mas nggak makan?"
"Kamu duluan saja, nanti mas gampang kok.."
"Nggak ada ya kalau kayak gitu, sekarang kita makan sama-sama kalau gitu..sepiring berdua biar keliatan romantis..hehehe.."
Ezan mendengar ucapan Gita pun ikut terkekeh. "Kamu bisa saja. Baiklah, kita makan dulu kalau gitu.."
Mereka pun menikmati makan malam dengan saling bercanda. Gita terlihat sudah lebih terbuka pada Ezan. Sedangkan Ezan pun terlihat berperan sebagai apa yang Gita butuhkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Kamu mau kemana, memangnya kamu sudah nggak sakit lagi itunya..."
Gita mendengar penuturan suaminya mendadak merasa malu saat mengingat bagaimana Ezan mengobati bagian sensitif nya yang memang saat itu terluka.
"Bisa nggak, kalau kita nggak bahas lagi. Aku sudah baikan kok. Lagi pula hari ini aku harus pergi ke perusahaan tempat aku magang."
Ezan mengangguk mengerti. " Jadi mulai hari ini kamu masuk magang?"
"Iya. Doain ya mas, semoga saja aku bisa menjalani hari-hari magang ku dengan baik."
"Amiin" Ezan mengamini ucapan Gita. Namun di balik itu Ezan seperti mempunyai rencana untuk istrinya itu.
Mereka sarapan dengan tenang dan Gita lebih dulu pamit untuk segera pergi. Dia mengatakan jika dirinya takut jika dia akan telat.
"Ayu !" Gita turun dari ojol yang dia tumpangi dan memanggil nama sahabat nya yang terlihat dia berjalan menuju lobby kantor.
"Heiii...Git !" Ayu berhenti menunggu sahabat nya itu menyelesaikan transaksi dengan ojol.
Gita melangkah mendekati Ayu dan mereka akhirnya berjalan beriringan masuk ke dalam kantor.
Mereka langsung ke bagian HRD guna tahu akan di tempatkan di bagian apa.
"Kalian ikut saya!" seorang kepala HRD meminta Ayu dan Gita mengikuti mereka.
Terlihat mereka ke dalam sebuah ruangan yang terdapat beberapa orang di dalamnya.
"Selamat pagi semuanya!"
"Pagi Bu!" semua yang ada di ruangan itu terlihat menatap sekilas ke arah Gita dan Ayu serta kepala HRD yang ada di dekat pintu masuk ruangan. " Saya membawa dua orang mahasiswa yang akan magang di sini, jadi saya minta pada kalian untuk bisa bekerja sama dengan mereka. Mereka adalah Ayu dan Gita..kalian bisa berikan job desk untuk mereka kerjakan, tapi ingat...bimbing yang benar, berikan arahan yang benar.. mengerti?"
"Siap Bu..."
"Baiklah, Gita...kamu bisa minta bimbingan ke Dara..dan Ayu kamu bisa minta bimbingan ke Hani.."
"Terimakasih Bu.." Ayu dan Gita pun mengucapkan terimakasih pada Lela kepala HRD yang mengantarkan mereka sampai di devisi humas.
"Sama-sama, semangat bekerja semuanya !!"
Acara magang hati pertama lumayan cukup melelahkan untuk Ayu dan Gita. Selama pekerjaan mereka normal dan cukup membuat kedua mahasiswa itu paham akan job desk nya.
" Kalian kalau mau ke kantin, bareng kita saja." Hani pembimbing mereka pun mengajak mereka makan siang di kantin kantor.
"Boleh mba, kita ngikut.." Ayu pun menjawab ajakan Hani dan sementara Gita mengangguk setuju.
Keempat orang itu pun melangkah ke kantin kantor. Terlihat kantin kantor yang begitu ramai akan karyawan Hutama Group.
"Ternyata ramai banget ya mba.." Gita pun membuka suara saat melihat keramaian kantin kantor di jam istirahat.
"İya begitulah, maklum perusahaan besar. Lagi pula gedung ini memang pusat dari Hutama Group tapi, beberapa perusahaan yang ada di bawah Hutama Group. Untuk bagian produksi pun sebagian ada di sini." mendengar penjelasan Dara membuat Gita dan Ayu semakin merasa beruntung bisa magang di perusahaan besar sekelas Hutama Group.
Drrrt drrrt
Ponsel Gita terlihat berdering. Dia menatap layar ponselnya dan tertera nama suaminya. Dia pun langsung mengangkat panggilan itu dengan sembari menikmati makanan yang dia pesan.
"Assalamualaikum mas.." ucapan pertama yang di ucapkan Gita saat mengangkat panggilan suaminya adalah mengucapkan salam.
"Wa'alaikum salam, kamu dimana kok rame banget!" terdengar suara Ezan yang menanyakan keberadaan Gita.
"Aku lagu makan siang di kantin kantor, makanya rame. Mas sudah makan siang?"
"Belum, baru selesai meeting. Kamu makan apa? Jangan yang aneh-aneh makannya, ingat punya sakit lambung;" mendengar penuturan suaminya, Gita tersenyum lebar.
"Mas kok tahu kalau aku punya sakit lambung, dari om Bara ya?"
"Hemm...iya siapa lagi, dia selalu saja meneror ku untuk menjaga makanan keponakan nya."
"Aku jadi kangen om Bara deh, kapan ya Om Bara pulang?'
Hahh...
Terdengar helaan nafas dari seberang sana. " Kamu bisa saja kangen sama om kamu, tapi kamu nggak kangen sama suami kamu!"
Gita tersenyum mendengar suara Ezan yang terdengar kesal.
"Kangen juga, tapi kan memang kita lagi kerja. Kita bisa ketemu nanti di rumah kan,"
"Tapi aku ingin kamu sekarang, bagaimana dong?"
"Mas jangan mengada-ada deh, ini jam kerja. Lagi pula gimana caranya aku ke tempat mas kerja. Aku saja nggak tahu tempat kamu kerja di mana."
Terdengar Ezan terkekeh mendengar penuturan istrinya itu, "Baiklah sayang, secepatnya kita ketemu. Makanlah dengan tenang, suamimu ini juga akan mengisi tenaga untuk membuat kamu mende*ah nanti malam.."
Mendengar ucapan suaminya membuat Gita tiba-tiba merasa panas wajahnya. " Jangan ngomong gitu mas, dasar mesum !! Sudahlah, aku makan dulu. Kamu juga makan siang ya ,jangan sampai kamu telat makan juga. Bye..."
"Bye sayang...!" Panggilan telpon Gita pun akhirnya terputus.
Sejak tadi Ayu mendengar percakapan Gita dengan seseorang membuat dirinya kepo. "Cie...yang punya gebetan tapi nggak ngomong-ngomong. Ternyata kamu cepet move on juga daru Alex Ta.."
"Buat apa laki-laki. Breng*ek macam Alex di ingat-ingat. Yang pasti-pasti saja Yu, lagi pula itu bukan gebetan aku. Orang yang baru telpon tadi itu, sebenarnya...suami ku.."
Hahhh....
Ayu mendengar pengakuan sahabatnya itu pun terkejut. Ayu tidak menyangka jika sahabatnya sudah punya suami. Bahkan dia sebagai sahabat baru tahu sekarang. Sedangkan dua senior mereka sejak tadi pun menyimak obrolan mereka berdua.
Bersambung