Tahun ini Ares pindah rumah di Kediri, karena di tempat tinggal lamanya kedua orang tuanya kesulitan untuk mencari nafkah untuk kebutuhan Ares.
Selama ia berada di Kediri banyak hal yang tak akan pernah terlupakan oleh Ares,Bayu,Zaka.
Mereka adalah sahabat dari sejak pertama kali Ares pindah di Kediri.
Saat bulan November,ada kejadian yang menimpa Mereka di desa.
Ayah dan ibu Ares tak bisa melakukan apa-apa karena terikat oleh pekerjaan mereka?
Dulu Kediri terkenal oleh suasananya yang membuat candu.Namun,sekarang saat malam,Kediri tidak seperti apa yang mereka bayangkan.
Kota ku,Kediri titip salam jika aku berpisah dengan mu saat aku akan pergi nanti.
Jangan kau lupakan sesosok orang yang menyelamatkan area mu dari orang-orang yang hilang jalan dan bejad.
Dan sekarang,apakah kita akan memecahkan siapa pelaku dari semua masalah ini Zaka,Bayu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Approniar Rizky prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Setelah penyelamat yang membuang tenaga yang sangat ekstra,kini semua orang tengah berkumpul dan bersedia mengadakan sebuah agenda pembahasan rencana mereka selanjutnya.
Kediaman tuan Darga adalah tempat yang mereka pilih sebagai tempat diskusi dan penyusunan rencana. Entahlah,mereka memilih tempat tersebut hanya karena keluasan dari kediaman tersebut. Seluruh kelompok Dondang para anggota keamanan akan melindungi kediaman sekitar apabila ada di temukan sesosok Pengkhianat.
Suasana sejuk nan indah yang di tampakkan oleh kediaman tersebut masih saja bisa memikat seluruh orang yang berkunjung di sana. Termasuk juga para keamanan tersebut.
Udara yang di hembuhkan oleh angin menjadikan suasana pagi ini seperti sebuah hawa di surga sana,melambaikan tangan-tangannya menyapa para makhluk hidup di bawah mereka.
Darga dan Bellova tak mempermasalahkan jika orang dari kelompok Dondang berjalan-jalan ke sekitar lapangan yang luas dan menikmati keindahan di sana. Pun,mereka telah membantu banyak atas penyelamat waktu lalu. Mereka tak akan melakukan apapun sebab tempat kediamannya sudah terlalu megah dan indah untuk di hancurkan atau di cemari,bukan seperti di daerah lainnya.
Dondang memanggil beberapa anak buahnya untuk ikut membahas di dalam sana,ini akan menjadi pembahasan yang penting. Sebab hari ini akan diadakan sebuah pesta besar di Area Malam Kediri dan mereka harus segera mencegah acara besar itu,jika hal itu terjadi Kota Kediri akan tak ada lagi di bumi ini. Segala rencana sudah di tata oleh Darga dalam pikirannya,semua tentang dalang Jeta yang akan ia tangkap dan di adili sebagai bentuk pengakhiri seluruh kerusuhan dan teror ini.
"Mari,masuk. Nanti kita lebih jelasnya di dalam saja," panggil Bellova dengan lembut menyuruh kawanan keamanan itu untuk segera masuk ke dalam.
Ares masih saja belum bangun semenjak dirinya kehilangan kendali atas raganya tersebut. Ia telah koma hingga kini,masih belum ada tanda-tanda sadar dari dirinya tersebut. Kakaknya,Bayu sedang mengawasi adik laki-lakinya itu dengan khawatir. Takut jika Ares malah kelewat bukan hanya koma. Namun,hingga tak bernapas. Bayu menggeleng kuat mengusir pikiran negatif dari kepalanya. Ia merapal doa-doa tanpa bersuara,ia tak ingin terlihat paling khawatir di banyaknya orang di dalam kediaman tersebut.
"Hai.. Gimana,Ares?" Suara pintu berderit saat terbuka. Menampakan Zaka yang terpaku di sana. "Apakah anak itu masih belum ada tanda-tanda?" tanyanya lagi.
Bayu mengangguk dan membalikan badannya. Zaka melihat ke sekitaran wajah Bayu,orang di hadapannya tersebut tengah berlinang air mata. Pasti karena ia sedang memikirkan Ares di sampingnya itu.
Zaka membawa tubuhnya yang cukup besar dan kekar itu masuk,menemani Bayu yang tengah menangis di tempat duduknya. Mereka paham bagaimana sahabat di hadapannya itu hingga seperti ini,Zaka sangat paham bahwa Ares memang anak misterius dan penuh dengan rahasia di dalam benak anak itu.
TUK TUK TUK!
Pintu tersebut di ketuk oleh seorang Perempuan berbadan cukup kecil, dengan rambut terurai hingga ke punggungnya. Seorang ibu yang rela di kotori oleh tangan-tangan hina dan keji demi keluarganya. Seorang istri yang harus melakukan apapun agar anak-anaknya selamat. Ya,itu Sagnari yang kini sedang memaku di depan pintu,selepas ia mengetuk pintu putih tersebut.
Zaka berdeham untuk memberi isyarat kepada Bayu yang tengah terisak-isak. Cukup lama ia berdeham hingga tenggorokannya benar-benar terasa serak,lantas dengan spontan ia menggeplak kepala Bayu agar segera memalingkan tubuhnya kebelakang.
Anak itu terkejut. Dan kembali terisak melihat kehadiran seorang yang ia kira adalah perusak keluarga ini,Bayu menangis tiada henti. Hingga seluruh ingusnya keluar mengotori hidungnya.
"Sini,nak. Ibu rindu kakak," Sagnari membuka lengannya selebar mungkin untuk memberikan pelukan hangat kepada Bayu yang tersedu-sedu.
Suasana di sekitar mereka sekarang menjadi suasana haru,penuh rasa syukur,penuh dengan permintaan masing-masing dari kedua insan di hadapan Ares dan Zaka. Tidak ingin merusak suasana mereka di sana,Zaka berniat keluar untuk menenangkan diri dari semua kepedihan ini. Namun,sebuah genggaman memegangi tangannya dan membuat Zaka tertegun sejenak.
Ia melihat bahwa Sagnari memeganginya erat-erat dan menarik anak itu kedalam pelukannya bersama Bayu. Anak itu memang terlihat biasa saja dari luar,namun jauh di dalam hatinya yang terdalam, ada sebuah hal yang hancur berkeping-keping yang membuatnya harus menjadi anak mandiri.
Zaka terasa sangat tenang saat ini,di dalam rengkuhan Sagnari dan Bayu yang selalu ada untuk dirinya, yang selalu menyendiri di kala semua keluarganya pergi meninggalkannya di dunia ini sendiri.
"Anak-anakku.. Jangan pernah membenci ibu,ya,nak. Kalian akan ibu sayang selalu."
Hanya kata seperti itu saja,hati Zaka mulai tergoyahkan dan dirinya menangis tersedu-sedu. Hingga,sebuah panggilan berseru memanggil seseorang.
"Z-Zaka.. M-mas, kali-an d-dimana?"
Seluruh orang yang sedang dalam pelukan hangat itu yang berawal erat kini melonggar, setelah mendengar bahwa Ares telah sadar dari komanya yang lebih dari dua minggu yang lalu. Ares berseru manggil nama yang ia kenal dan mulai memandangi sekitarnya,untuk mendapati bahwa mereka telah berada di sisi kanan kasur miliknya tersebut.
"Anakku!!!" Sagnari bridir dan memeluk Ares dengan erat.
Anak itu lah yang rela membunuh dan menjadi murka akibat hal-hal yang telah Sagnari lakukan demi Bayu dan Ares tak menjadi seorang buronan.
Bayu kembali tersedu-sedu melihat adiknya baik-baik saja dan kini memanggilnya dengan nama Mas. Ia tak memperdulikan apa nama yang akan ia terima dari mulut Ares,yang ia butuhkan adalah kabar adiknya yang telah bangun sekarang ini.
"Aku di mana?" tanyanya dengan lesu.
"Di kediaman Darga sayang," jawaba Sagnari dengan mengeluskan tangannya ke rambut milik Ares yang halus.
Ares mulai mengeluarkan air matanya yang tak di beri izin untuk keluar itu dan mulai membasahi pipinya hingga terisak-isak.
Oh,ia tak ingin menangis sama sekali. Dirinya ingin memeluk sang ibu lebih kuat dan jika dirinya tak seperti ini,akan di angkatnya sang ibu hingga ia puas.
"Bagaimana,res? Apakah masih ada yang sakit?" tanya Zaka.
Ares hanya diam sejenak dan langsung memberikan tanggapannya dengan mengangguk. Rasa lega meletus dan menyebar ke seisi jiwa mereka,mematikan rasa khawatir.
"Bagaimana tuan? Kita tak memiliki banyak waktu untuk melakukan hal-hal sepele dan kurang berguna semacam itu." Ujar Dondang yang merasa ini akan sia-sia saja jika di lakukan.
Namun,mereka yang berada di ruangan Darga tak ada yang ingin memberikan tanggapan lagi. Mereka semua setuju dan menerima saja saran dari Darga itu.
"Hei! Apakah kalian tidak merasa keberatan dengan perintah itu,hah?" tanya Dondang dengan menekan.
Salah seorang dari mereka memberikan tanggapannya. "Tidak masalah bu Dondang,ini adalah hal yang paling kita butuhkan untuk menyelamatkan kota ini. Apakah bu Dondang tak merasakan bagaimana ini akan berlangsung?" Tanya kembali.
Dondang hanya diam dan memikirkan sesuatu yang masih ada rasa janggal di kepalanya. Bellova menenangkan Dondang dengan memijat bagian pundak perempuan itu, dan menyuruhnya untuk mengikuti alur suaminya itu.
***
Setelah beberapa bulan mereka berdiskusi tentang rencana mereka,kini para kelompok Dondang tengah berjaga di sekitar pintu masuk area malam,beberapa yang lain tengah berkamuflase/menyamar menjadi seorang pengunjung di sana.
Walkie Talkie telah di bawa oleh para orang-orang yang tengah bertugas tersebut.
"Kijang satu,apakah ada hal yang mencurigakan?" tanya Zaka masuk kepada Darga.
"Aman. Apakah kalian melihat seseorang seperti kelompok dari Jeta,sebab di sekitar area yang kami awasi terdapat orang-orang bersenjata dengan sabu-sabu di bawa mereka." Jelas Darga mencoba untuk mendeskripsikan sekitarnya.
Sungguh ramai kota Kediri malam ini,banyak remaja hingga dewasa yang kini tengah melakukan hal-hal yang di larang oleh agama yang mereka anut. Ares tercengang,bahwa dirinya tak menyangka betapa gelap dan berdosanya area malam ini. Ia hanya bisa mengerjapkan matanya berkali-kali dan melantunkan ayat-ayat suci dalam hatinya.
Bayu dan Anda tidak sama tercengangnya pula,mereka kini berada di tengah-tengah kerumunan pencinta sesama jenis dan para alkoholik. Bau alkohol membuat Anda hampir oleng dan mabuk,Bayu dengan sigap membawa Anda ketempat yang lebih aman. Mereka berdua kini berada di tempat sedikit jauh dari tengah Area,entahlah,tempat yang mereka tempati terasa sangat menyeramkan dan mencekam.
Segala yang mereka lihat hampir tak dapat di kenali, secercah cahaya yang hanya remang-remang itu mencoba untuk membantu,akan tetapi percuma saja.
"Yu,kau yakin kita aman di sini?" kini Anda mulai merasa gelisah,ia bisa merasakan ada orang yang tengah memperhatikan mereka dari kejauhan. Namun,Bayu menepis pikiran Anda yang mulai negatif dan ia memanggil kijang 5 meminta bantuan dari salah satu kelompok Dondang.
Dengan sigap kelompok Dondang berhasil menjemput Bayu dan Anda,mereka lantas langsung mencari spot yang aman untuk memata-matai. Dari keramaian yang mengerubungi area malam ini belum ada satu pun pertanda datangnya Jeta. Orang munafik dan hina itu tak kunjung menampakan batang hidungnya, di sana hanya banyak orang-orang berdansa merayakan dosa mereka.
Tidak jauh dari keberadaan Bayu dan Anda,
Bellova dan Dondang menyamar menjadi wanita janda yang tengah mencari jodohnya yang baru. Sebelumnya Darga tak terima akan penyamaran Bellova tersebut,itu akan menarik banyak lelaki bajingan yang tengah penuh gairah nafsu. Namun, Bellova dengan antusias menjadikan penyamaran ini sebagai jebakan maut di baluri nikmat duniawi. Ia paham,jika nanti dirinya akan di sentuh secara paksa oleh mereka,Bellova janji akan menempatkan pukulan mantap pada mereka.
Dan di sanalah mereka sekarang,berpakaian layaknya seorang wanita dengan pakaian yang terbuka di dada dan ada bagian robek pada lutut hingga setengah paha. Bellova lah yang menyarankan pakaian tersebut,Dondang sempat menolak dengan paksa. Akan tetapi Bellova bersikeras menyuruh mereka berdua untuk berpakaian seperti itu saja,agar nantinya apabila ada seorang yang dari bagian Jeta merayu mereka, dengan sigap Bellova menyarankan untuk menembakkan setrum kejut dan membungkam mereka masuk ke dalam gelap.
"Engkau melihat tanda-tanda,Bel?" tanya Dondang mengingatkan.
"Belum,di tengah keramaian ini lah para ahli bejat itu akan datang. Bersabarlah" Ujar Bellova menenangkan Dondang yang merasa risih dengan pakaiannya. Ini sudah terlalu lama mereka menunggu. Semua orang,kecuali Kelompok Ares dan Darga tengah mencari sesuatu yang tersembunyi di beberapa area malam di sana,mereka tengah melakukan investigasi terhadap salah satu pengunjung.
Seorang pemuda yang membawa tas hitam yang bertali kawat di atasnya.
"Hey, BERHENTI!" Teriak Darga untuk menghentikan pemuda tersebut.
Syukur pemuda itu adalah orang polos,dan dengan cepat Ares memegangi pemuda tersebut dan membawanya ke samping area yang lumayan jauh. Salah seorang dari anggota Dondang menggeledah tas hitam yang pemuda itu bawa,entah kenapa rasanya tas itu sangat berat dan ada bunyi detikan yang tengah menyala dan menghitung maju atau mundur waktu tersebut.
Ares tak memiliki banyak basa-basi kepada pemuda tersebut. Ia seperti seorang cenayang,dirinya merasa ada sebuah peledak di dalam sana. Tenang namun menusuk,dengan blak-blakan ia mengatakan yang membuat pemuda itu murka dan menarik tasnya.
"Apakah engkau suruhan dari Jeta? Mengapa tas di dalam berat dan ada suara detikan,apakah kau teroris? Apakah kau seorang anjing yang suka di suruh-suruh?" kalimat itu sangat menyakiti hati pemuda tersebut,dengan cepat ia menarik tas nya dan menodongkan senjata apinya kepada orang-orang di hadapannya itu.
Ares dan Darga menatap dengan tenang namun menghanyutkan. Mereka hanya berjalan santai dan pemuda tersebut berjalan mundur perlahan,ini adalah bagian dari salah satu rencana mereka. Apabila ada seorang dari kelompok Jeta,pasti ada kelemahan mereka yaitu rasa gugup dan ragu.
"J-jangan bergerak,atau aku akan—" pemuda itu tetap berjalan mundur dan sesekali menembakkan peluru ke langit untuk memberi peringatan. Wajahnya mulai bercucuran keringat dingin,udara sekitarnya menjadi sesak—seolah seluruh tempat di tampung oleh banyaknya orang.
"Ares,formasi 3." Darga melangkah dengan cepat ke samping orang-orang yang tengah berdansa. Ares memahami hal tersebut,ia lantas berdiam diri untuk bersiap mengeluarkan sebuah flashbank untuk orang tersebut. Akan tetapi,dalam pikiran Ares ada sebuah hal janggal di sana. Pemuda tersebut berhenti. Tak berkutik dan hanya menatapnya dengan senyum miring.
"Oh,sh*t. Tuan Darga!" Belum sempat bergerak sebuah pisau sudah menggores sedikit pada bagian lehernya.
Pemuda tersebut dengan gesit melompat dengan tinggi dan bergerak dengan sepat untuk menghalangi pandangan Ares. Ini tidak seperti yang mereka rencanakan,pemuda tersebut mendelik dan tersenyum lebar menandakan ini akan menjadi Area pertempuran epik baginya.
"MATI KAU BAJINGAN!" Pemuda tersebut menyerang dengan membabi buta,Ares hanya bisa menghindar dan menghindar.
"ASU!"
Teriakan dari kejauhan dengan melemparkan sebuah bom asap untuk menutupi pandangan. Ares yang tengah terengah-engah di tempat merasakan sebuah pelukan erat dan tangan yang menariknya menjauh dari asap,pandangannya tertutupi oleh banyaknya asap yang di keluarkan oleh bom tersebut. Dan dari kejauhan,pemuda tersebut kehilangan jejak Ares dan mengedarkan pandangannya ke sekitaran untuk mencarinya.
Ares memegangi lehernya yang sudah bercucuran darah segar yang di akibatkan oleh pemuda tersebut. Rasa sakit dan suara yang hampir serak ini pun tak mampu lagi untuk berbicara banyak,ia perlahan mencoba menolehkan pandangannya ke belakang namun tak bisa. Ini menyakitkan.
Ia di bawa menjauh dari area tersebut
Dan setelah membuka matanya dari rasa sakit itu,ia mendapati bahwa kini dirinya tengah berada di shelter tidak jauh dari area malam. Seorang dokter yang bekerja di bawah pemimpinan Bellova membantunya menangani lehernya tersebut.
"Untung saja ya, anak muda. Engkau masih bisa di selamatkan oleh saudara anda." Ucap dokter tersebut yang tengah mengambil sebuah kapas dan suntikan.
Ares terheran,siapa saudara yang dokter itu maksud. Ia paham bahwa Bayu adalah saudara kandungnya,ibu telah mengatakan hal tersebut sebelum dirinya benar-benar pulih total. Namun,siapa lagi saudara yang di maksud?
DOR! DOR!
Tak perlu memikirkan banyak hal lagi,sebuah suara tembakan yang berasal dari area malam tersebut membuat Ares mulai khawatir. Darga masih di sana,pria tersebut entah pergi kemana setelah melakukan formasi 3,apakah ia tengah bertahan—ini membingungkan seluruh alur yang di buat Arezo.
Setelah pengobatan selesai dokter menyarankan untuk tidak masuk dalam pertempuran. Dokter tersebut pun pergi keluar dan meninggalkan Ares di dalam sana yang kini berbaring di atas ranjang. Kepala Ares sibuk dengan segala hal,ia tidak dapat menenangkan diri sejenak. Rasa risih yang memeluk Ares itu mencoba untuk menggoda agar dirinya segera pergi dari shelter ini dan mencari Anda.
Aku rasa,ini akan menjadi hal buruk di sepanjang hidupku jika terus ku selalu meladeni risih tersebut. Batinnya mencoba menenangkan diri agar risih itu memudar sendiri. Ia memejamkan matanya,menaruh pergelangan tangan tepat di tengah antara mata dan hidung. Ia ingin ingatan tentang masa lalu akan menghilang seiring waktu. Akan tetapi,sejauh ia berlari masa lalu tersebut selalu kembali menghampiri.
"Jika mas,pergi apakah kamu bisa bertahan?"
"Ibu tidak akan bisa menjadi yang terbaik untuk dirimu. Tapi,ibu akan mencoba sebisa mungkin."
"Ares. Jangan menyerah dulu,kawan. Kita belum merayakan kebebasan."
"Apakah kau sudah melihat dirimu di masa lalu, Ares? Ini adalah pilihan yang benar bagimu?"
Sebuah suara yang secara tiba-tiba muncul dan melesat merajam dada.
Ares lantas membuka matanya lebar-lebar dan mendapati,bahwa ia kini berada di sebuah tempat hitam dan banyak hal-hal kosong. Hanya ia dan kegelapan yang menyelimuti.
"Jadi,kau akan mengakhiri hal ini seperti apa?"
Ares bergeming dan tubuhnya kaku membeku. Dirinya tak dapat mengeluarkan sepatah katapun untuk menjawab hal tersebut. Namun,secara ajaib sebuah sinar mentari menyapa matanya dengan sinarnya yang terang.
Ini adalah pengulangan hidup untuknya—Ares akan mendapatkan sebuah pencahayaan untuk menerangi jalannya menuju tempat yang ia butuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"Ares. Bangun!"
"Bangun,kawan!"
DUAR!!!
Ledakan dari bom yang di pasang oleh Jeta meledak,dan mengakhiri banyak orang dan cerita ini?
THE END?
Tidak,Ares masih harus meminta bantuan Arezo.
adek suka baca cerita kakak 😘😘😘❤️❤️❤️
Mungkin Akan "Segera" tamat,Karena Cerita sudah di hampir di ujung puncak pertemuan antara Keluarga dan Anak.
jangan mati dulu.Ares belum sempet balikan sama kamu 🥺🥺