Tahun ini Ares pindah rumah di Kediri, karena di tempat tinggal lamanya kedua orang tuanya kesulitan untuk mencari nafkah untuk kebutuhan Ares.
Selama ia berada di Kediri banyak hal yang tak akan pernah terlupakan oleh Ares,Bayu,Zaka.
Mereka adalah sahabat dari sejak pertama kali Ares pindah di Kediri.
Saat bulan November,ada kejadian yang menimpa Mereka di desa.
Ayah dan ibu Ares tak bisa melakukan apa-apa karena terikat oleh pekerjaan mereka?
Dulu Kediri terkenal oleh suasananya yang membuat candu.Namun,sekarang saat malam,Kediri tidak seperti apa yang mereka bayangkan.
Kota ku,Kediri titip salam jika aku berpisah dengan mu saat aku akan pergi nanti.
Jangan kau lupakan sesosok orang yang menyelamatkan area mu dari orang-orang yang hilang jalan dan bejad.
Dan sekarang,apakah kita akan memecahkan siapa pelaku dari semua masalah ini Zaka,Bayu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Approniar Rizky prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Zaka dan Bayu sangat amat kritis,mereka berada di dalam satu ruangan yang sama.Berhadap-hadapan satu sama lain.
Kecanggungan menyelimuti seluruh atmosfer mereka,suara gemuruh kipas angin dan jam dinding berdetak.Suara itu lah yang terdengar di kedua telinga mereka berdua.
Bayu sangat ingin berbicara sesuatu,namun ia tak mengetahui harus mulai dari mana perkataanya ini.Hingga sebuah ketukan di pintu putih berhias garis abu polos itu terketuk oleh seseorang dari luar ruangan dingin tersebut.
TOK TOK!
"Masuk." Masuk." Serentak mereka berdua mengucapkan kata tersebut.
Seorang dokter berumur sekitar 40 tahun itu masuk,dengan jas putihnya dan stetoskop di kalungkan pada lehernya berjalan di tengah-tengah mereka.Dokter tersebut agak tercengang bahwa mereka telah bangun dari pingsan selama 3 hari.
Seketika Zaka dan Bayu kaget,memang saat kejadian di tengah kota dan di persawahan kemarin adalah hal yang sial bagi mereka.Bayu harus tertusuk di perut dan Zaka tertembak di dua bagian tubuhnya.
Syukur masih ada perawat yang mengobati mereka selama masih pingsan pada waktu itu.
Di sela-sela mereka masih dengan ekspresi terkejut,Dokter mengatakan bahwa mereka tak di perbolehkan pulang terlebih dahulu untuk satu Minggu.
Wajah terkejut seketika berubah menjadi kegelisahan,mereka hanya akan berada di sini dan tak menolong tuan Darga untuk menyelamatkan Ares.Pikir Zaka dan Bayu.Dokter itu pula menjelaskan bahwa mereka belum pulih 100% dan jika mereka memberontak atau meraung bagai singa di hutan,ia tak akan segan-segan membius mereka agar tidak bangun untuk beberapa hari.
Tak ada pilihan lain,mereka mengiyakan saja.nurut dan pasrah.
Tak terlalu lama Dokter tersebut ada di dalam ruangan mereka,ia pamit setelah mendengar sirine dari ruangan lainnya.
Zaka menatap jelas kearah Bayu di seberang,mencoba untuk melihat luka apa yang ada di tubuh itu.Begitu pula dengan Bayu,ia juga menatap jelas kearah Zaka.Kedua orang itu bertatap-tatapan selama 3 menit.Sebelum sepatah kata di keluarkan oleh Zaka.
"Gi-gimana yu,kabar kamu?" tanyanya dengan ragu.
Bayu hanya sedikit tertegun sejenak,setelah itu menjawab pertanyaan dari Zaka.
"Syukurlah masih di kasih kesempatan, Alhamdulillah."
Dan di sanalah mereka mulai berbagi cerita, dan menjelaskan secara rinci dan detail bagaimana saja perjalanan misi itu berlangsung.Ya,memang perjalanan ini tak semulus yang di bayangkan,ada banyak rintangan yang menghadang mereka semua untuk bertemu dengan Ares.
Anak itu seperti sebuah magnet,namun ini menarik masalah bukan keberuntungan.Walau itu terdengar aneh tapi memang benar adanya.Semua yang ada di dalam kehidupan Ares akan di bawa kedalam skenario yang gelap dan penuh rintangan.Namun,pada akhir cerita akan berakhir bahagia.
Hembusan angin mulai meniup sejuk dari jendela di ujung ruangan,menyapa mereka dengan alunan burung-burung berkicau di pohon.Sempat terlintas sebuah pertanyaan yang membuat Zaka penasaran.Mengenai hubungan Ares dan Bayu,sebab pada waktu ia di bukit.Di temukan sebuah berkas anak adopsi yang bernamakan Bayu Ksatria E.
Nama belakang yang hanya E. Itu mengundang rasa penasaran,dan juga,tahun pada berkas tersebut adalah tahun lalu 15 tahun sebelum tragedi.
Tercantum sebuah nama yang membuat dirinya terkejut dan merasa bahwa ini tak wajar.
Dalam berkas tersebut nama anak yang di adopsi adalah Bayu Ksatria E. Nah,dan di pengasuh adalah bukan orang tua kandung Bayu,tapi seorang keluarga kecil di pedalaman kota A.
Dikatakan bahwa setelah anak itu remaja,kedua orang tua tirinya dinyatakan mati dengan mengenaskan didalam rumah.Para saksi juga menduga bahwa pelaku tersebut adalah anak itu sendiri,namun tak di temukan bukti konkret.Jadi anak tersebut tidak sah menjadi tersangka.
Bayu diam,mencerna,dan mencoba memahami kata demi kata yang keluar dari mulut Zaka yang berada di seberang sana.Yang sebenarnya ia tak tahu akan hal itu,apakah dirinya anak buangan atau anak dari panti asuhan?
"Apakah lu inget pas waktu kecil dulu di asuh siapa?" tanya Zaka dengan tiba-tiba.
"Sebentar." Biar ku pikir dulu." Jawab Bayu dengan agak tercengang.
Seingat Bayu,ia adalah anak yang terlahir di dunia ini tanpa ada seorang mengulurkan tangan kepadanya.Namun,saat berumur 5 tahun ia melihat wajah kedua orang yang tak sama seperti dirinya di rumah yang ia gadang sebagai rumah miliknya.Kemudian,dengan polos ia bertanya kepada kedua orang di depannya yang sedang menggendong dirinya hingga ke langit.
"kalian,orang tuaku???"
Kedua orang tersebut serentak diam,tak ada suara, dan hembusan napas pun di tahan oleh mereka.Deru tangis memenuhi sekitar mereka,Bayu kecil pun langsung mengangkat tangannya dan mengelus permukaan pipi dari perempuan di depannya.Seketika perempuan itu luluh,dan merengkuhkan dirinya memeluk Bayu yang ada di gendongnya.
Sang suami pun mengikuti dan mengelus bagian punggung istrinya itu,sayup tangisan mulai mereda dan perempuan itu kembali mengangkat Bayu kecil ke hadapannya dan mencium kening anak kecil tersebut.
Dengan suara teramat lirih dari perempuan itu berkata,"Jika kau adalah anakku yang benar-benar terlahir darah dagingku,sudah pasti anak sepertimu akan ku jadikan ksatria yang di idamkan sang Raja."
dan saat itu juga—
"Aku ingat!"
Zaka keheranan,ia menatap Bayu dengan menyelidik.Namun yang ia cari itu nihil.
"Mereka orang tua asuhku!" Jawab Bayu dengan heboh. "Tapi,aku anak kandung Djokovic dan Sagnari."
"APA?!!"
***
Res,Ares..
Ares,Res...
Suara itu memanggil namanya dengan lembut dan lirih,membangunkannya dari seramnya mimpi dalam tidurnya.Ia masih tetap berada di dalam selnya, tak ada sebuah selimut hangat maupun bantalan empuk.Sel penjara ini memang luas untuk beberapa tahanan,namun saat ini hanya terisi olehnya saja seorang.
Ia mencoba memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri mencari seseorang yang memanggilnya saat terlelap tadi.
Ya,memang kosong.Hanya dirinya seorang.
Penjaga sedang keluar untuk mencari udara segar,bahkan Ares pun tak tahu bagaimana keadaan di luar sana sekarang.
Ia rindu rumah,nenek,sahabat,tuan Darga, kasih sayang nyonya Bellova.Akan kapankah ini berakhir dalam kehidupannya.
Semua sifat itu lama kelamaan mulai menggerogoti isi pikirannya,tentang bagaimana cerita nenek telah mati,keluarga mengkhianati,dan kini ia sendiri.
Ia tak tahu ini hari apa dan yang keberapa ia sudah di penjara ini.Namun,seolah seperti takdir mempertemukannya dengan seseorang sebuah langkah kaki melangkah dari seberang sana terdengar.
Ia khawatir itu adalah Jeta,namun kali ini bukan orang tersebut.Tetapi sang ibu,ia datang sendirian tanpa di temani siapapun.
"Bu,kenapa kemari?" tanyanya dengan nada lirih.
Ibu tak menggubrisnya,ia hanya bersembunyi di balik balik belakang pintu sel yang lumayan cukup untuk bersembunyi.
Ibu menyuruhnya untuk diam dan melarang nya menunjukkan di mana ia berada,Ares mengikuti arahan ibu.Dan benar,para komplotan Jeta datang mencari perempuan tersebut.
"Mana ibu mu!?" tanya salah satu komplotan tersebut.
Ares hanya diam dan mencoba untuk berpura-pura tuli agar tidak di curigai.Memang cara ini ampuh,namun tidak bagi ibu.Dirinya masih bersembunyi di sana dengan napas yang tertahan.
"Anak ini tuli rupanya." Komplotan tersebut seketika mengeluarkan belati dari saku kiri mereka bersiap membuka kurungan Ares dan akan membunuhnya di tempat.
"Kalau begitu kita bunuh saja anak ini." Nah betul itu,betul!" Jawab salah satu dari mereka.
SHUTT..
Pintu itu tertutup dan terdapat bayangan seseorang yang berlari,Mereka para komplotan melihat bayangan tersebut.Tanpa banyak pikir,mereka lantas mengejar siluet tersebut ,seketika mereka menghilang setelah pintu tersebut tertutup.
Ares hanya diam membeku di tempat,masih bingung apa yang sebenarnya terjadi.
"Bu?" panggilnya.
Tak ada jawaban dari belakang pintu tersebut.Namun,secara tidak langsung pintu sel ini terbuka dengan sendirinya.
Takut,Ares mencoba untuk melihat ke sekelilingnya dan tak mendapati seseorang satu pun.
Ia mencoba untuk keluar dari sel ini dan berjalan perlahan tanpa suara menuju pintu keluar.Namun ia tak memiliki cukup keberanian untuk keluar dari ruangan sel ini.
Hingga sebuah sentuhan di pundaknya yang membuatnya terkejut,saat menoleh kebelakang terlihat ibu dengan rautan sendu terpampang di wajahnya yang cantik.
Tak paham apa yang terjadi saat ini dengan ibu, tiba-tiba di peluknya saja Ares dan di biarkan merasa kehangatan dalam rengkuhannya.
"Nak,Ibu minta maaf ya." Suara ibu semakin serak dan terdengar sedikit bergetar,pelukan pun semakin mengerat hingga dirinya tak dapat bergerak.
Ares yang tidak bisa melakukan apapun itu mencoba memeluk kembali sang ibunda.Namun,mengingat apa yang terjadi selama ini ia pun dengan sekuat tenaga mendorong sang ibu menjauh darinya.
"A-apa maksud ibu minta maaf seperti ini?!" Suara Ares mulai sedikit meninggi.
"Ibu sangat-sangat minta maaf nak,dirimu adalah anakku kan.."
Kata-kata tersebut berhasil membuat Ares tertegun, ia tak dapat lagi berpikir jernih.Namun,sebuah jaring benang tipis menusuk kedalam pikirannya membuatnya terpikir akan sesuatu.
"Ini,ini bukan taktik ibu manipulasi akukan?? Jawab Bu!"
"Bukan nak.. Ini benar-benar ibumu,ibu Gahwa Sagnari yang melahirkan engkau di dunia ini," sebuah kilauan air turun perlahan dari mata yang indah tersebut.
"Ibu.."
Ares menahan perkataannya sejenak.Ia mencoba untuk meredakan panas pada matanya,ia tak ingin menumpahkan kilauan air turun merembet di pipinya.
Sayang,sekuat apapun ia menahan dan mengusapnya.Air tersebut tetap memaksa turun membasahi pipinya.
Ia melanjutkan perkataannya,dan sebelum itu ia menarik napasnya dan menghela dengan perlahan.Perkataan pun ia lanjutkan,
"Jangan. Bu,anakmu ini sudah hilang arah rumahnya."
"Kemari nak,ibu ingin memelukmu." Sagnari mengulurkan tangannya yang di rangkul oleh kemeja putihnya.
Ares berjalan mendekat dan memeluk sang ibu dengan tangisan yang tak mereda.
Malam ini,mereka akan baik-baik sekarang.Bukan?
To be continued..
adek suka baca cerita kakak 😘😘😘❤️❤️❤️
Mungkin Akan "Segera" tamat,Karena Cerita sudah di hampir di ujung puncak pertemuan antara Keluarga dan Anak.
jangan mati dulu.Ares belum sempet balikan sama kamu 🥺🥺