Bunda Untuk Aisyah

Adimas terus mondar mandir seperti setrikaan membuat Rian yang melihatnya jadi pusing

"Lo ngapain sih mondar mandir kayak setrikaan , pusing gue liat Lo"Ucap Rian

"Yang nyuruh Lo liat gue siapa ?"tanya Adimas

"Lo berdiri didepan mata gue yang keliatan lah "ucap Rian kesal

"Ya udah lanjutin aja mondar mandir Lo , gue mau balik keruangan gue"ucap Rian yang langsung berdiri . Belum sempat membuka pintu Adimas kembali bertanya

"Kok Lo ninggalin gue ?"tanya Adimas

"Ya terus gue harus apa ? Gantiin Lo buat lamaran besok ?"tanya Rian

"Boleh juga ide Lo"ucap Adimas tersenyum girang

"Jangan gila ya Lo !! Ikutin aja kemauan mami Lo . Anggap aja calon istri Lo baby sister pengganti Mona untuk Aisyah"Ucap Rian

"Bener juga Lo , ternyata gue nggak salah pilih sekertaris"ucap Adimas yang langsung memeluk Rian

Rian yang mendapat pelukan dari sang sahabat awalnya senang tapi lama-lama geli . Akhirnya Rian melepas pelukan Adimas secara paksa

"Apa-apaan sih Lo , main peluk-peluk aja . Gue masih normal bro"ucap Rian geli

"Gue juga normal kali . Udah sana balik ke ruangan Lo"usir Adimas

"Lo ngusir gue ?"tanya Rian

"Kan Lo yang mau pergi tadi , ya udah sana"jawab Adimas

"Ya udah gue keluar , daa daa calon penganten" ledek Rian

"Berisik Lo"ucap Adimas

Adimas yang melihat kepergian Rian pun tersenyum bahagia , karna dia sudah menemukan jalan keluar dari masalahnya

*

Kini Aini dan sang suami yang baru pulang pun langsung pergi ke rumah Siti dan Hendrian untuk menanyakan persiapan untuk acara lamaran besok . Aini begitu tak sabar menanti kan hari

Sampainya dirumah Siti , kehadiran Aini beserta sang suami sudah dinantikan oleh mereka . Karna pada dasarnya acara lamaran ini menyangkut tentang masa depan anak tunggal mereka

Setelah mempersilahkan mereka duduk , Siti yang diikuti Aini pun langsung bergegas ke dapur untuk membuatkan minuman dan membawakan cemilan untuk menemani obrolan mereka

"Nggak nyangka ya Siti kita akan besanan"ucap Aini bahagia

"Iyaa , dengan begini kita akan lebih sering bertemu"jawab Siti

"Aku pikir kita nggak akan ketemu lagi lho Siti , soalnya aku udah nyariin kontak kamu , nyariin alamat tempat tinggal kamu tapi nggak pernah ketemu . Terakhir aku pergi ke rumah lama kamu terus kata orang disana kamu sudah pindah "jelas Aini

"Haha , iya waktu Amanda masuk universitas aku pindah ke rumah yang lebih dekat sama universitasnya Amanda , biar Amanda nggak terlalu capek"ucap Siti

"Sekarang kita nggak akan terpisahkan lagi ya"ucap Aini langsung memeluk Siti

Persahabatan antara Aini dan Siti memang sudah lama , Dimulai dari mereka disekolah dasar sampai saat mereka menikah dan terpisah saat Siti pindah rumah dan tak memberitahu Aini

Hendrian dan Wijaya pun begitu , mereka sama-sama melepaskan kerinduan karna sudah lama tak berjumpa . Hendrian dan Wijaya pun berteman dekat , mereka berteman saat mereka masih duduk di bangku universitas

"Gimana perkembangan bisnis kamu sekarang mas ?"tanya Hendrian kepada Wijaya yang memang umur Wijaya lebih tua dibanding Hendrian

"Alhamdulillah lancar , kamu gimana sudah jadi dosen belum ?"tanya Wijaya

Setelah lulus kuliah Hendrian bekerja sebagai asisten dosen di universitas Xx sedangkan Wijaya langsung bekerja di perusahaan milik orangtuanya

"Alhamdulillah sudah mas"ucap Hendrian

"Syukur Alhamdulillah"ucap Wijaya ikut senang

"Aku ke dapur dulu ya mas , liat para ibu-ibu lagi ngapain ? Buat air kok lama banget"ucap Hendran

"Hahaha , biasa lah ibu-ibu kalau udah ketemu pasti ngegosip dan pastinya lupa waktu . Ayo kita ke dapur mergokin mereka"ucap Wijaya

Wijaya dan Hendrian pun akhirnya pergi ke dapur bersama , dan benar saja bahwa mereka melihat kedua ibu-ibu itu sedang mengobrol tanpa memperhatikan mereka yang sudah berada di meja makan