Bagaimana mungkin pria yang ia hormati sebagai ayah dari sahabat nya tiba-tiba menikahinya karena sebuah permintaan yang cukup berat diterima Serena.
---
Nayla, sahabat Serena sejak SMA gadis itu menderita sebuah penyakit dan berakhir meninggal dunia sebelum menghembuskan nafas terakhirnya nya Nayla mempunyai satu permintaan kepada Serena dan Ethan, ayah Nayla.
Karena sebuah permintaan itulah yang mengharuskan Serena dan Ethan menjadi terikat satu sama lain dan mempunyai tanggung jawab besar dalam kehidupan baru mereka.
Terlepas dari adanya cinta atau tidak itu akan menjadi urusan belakang yang mungkin akan menjadi penyesalan atau sebuah kebahagiaan diakhir kisah mereka.
MURNI KARYA AUTHOR MOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN DENGAN KARYA ORANG LAIN YANG TIDAK DI SENGAJA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adelita Gusti anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 27
" Den Ethan tau, Non lagi hamil muda? " tanya Bi Sum.
" Belum Bi. " jawab Serena.
" Kenapa Non gak kasih tahu? mungkin kalau Non kasih tahu Den Ethan gak ngambek sama Non. " beritahu Bi Sum.
" Nanti aku kasih tau kalau Om Ethan sudah pulang aja deh Bi Sum. " jawab Serena.
" Bi Sum jangan bilang sama Om Ethan ya, biar aku aja soalnya mau kasih surprise. "ucap Serena menyengir pelan.
" Iya deh, tapi Bi Sum gak janji ya Non. kalau keadaan Non udah gak memungkinkan Bi Sum mau gak mau harus kasih Den Ethan. " ucap Bi Sum.
" Iya deh Bi Sum, yang penting jangan dulu. " ucap Serena.
DRRT..
DRRT...
DRRT...
Ponsel Serena berdering Serena berpikir Ethan yang menelepon ternyata bukan, Genna sahabatnya yang menghubungi nya.
" Angkat aja dulu Non. " ucap Bi Sum.
" Iya deh Bi. " jawab Serena.
" Halo, kenapa Gen? " tanya Serena saat panggilan tersambung.
" Lo dimana? " tanya Genna diseberang sana.
" Gue dirumah kenapa? tumben Lo tanya pasti ada mau nya nih. " ucap Serena.
" Ck, souzon Mulu Lo sama gue! gue depan rumah lo nih, cepat bukain gih. " ucap Genna marah-marah.
" Hah? ngapain Lo depan rumah gue jam segini. " ucap Serena kaget ia melihat jam menunjukkan pukul 10.00 pagi.
" Terserah gue lah, gabut gue dirumah kebetulan ada yang mau gue bahas sama Lo. "ucap Genna.
" Bibi bukain dulu ya teman nya Non. " ucap Bi Sum segera keluar kamar.
Genna yang berada didepan rumah Serena mendengus kesal saat panggilan nya dimatikan sepihak.
KLEK....
" Hai Bibi. " sapa Genna tersenyum ramah.
" Silahkan masuk Non, tadi bibi dikamar Non Serena jadi gak dengar." ucap Bi Sum.
" Gak apa-apa Bi, santai aja. " ucap Genna tersenyum ramah.
" Kamar Non Rena di lantai 2 Non paling pertama ada tulisan didepan kamarnya. " beritahu Bi Sum.
" Oke deh Bi, aku ke atas dulu ya. " ucap Genna menaiki anak tangga.
KLEK...
pintu kamar wanita itu terbuka menampakan Genna dengan wajah menelisik tajam.
" Lo kenapa datang-datang mukanya kayak gitu? " tanya Serena heran.
" Lo kenapa gak bilang lagi bunting Songong! " ucap Genna melototi.
" Hah?! Lo tau dari mana anjirr gue lagi bunting ? " tanya Serena syok sedikit.
" Bi Sum kasih tau Lo ya? " tebak Serena.
" Gue tau dari Kak Rendy Cok, dia kasih tau gue semalam. gimana gue gak kaget tiba-tiba dia baru kabarin gue setelah sekian lama langsung berita kehamilan Lo. " jelas Genna mendudukkan dirinya di samping Serena.
" Sejak kapan Lo kontak lagi sama Kak Rendy? kok gue gak pernah tau? " tanya Serena curiga.
" Sebenarnya sudah lama pas Lo tiba-tiba berhenti kerja di unicoffee kak Rendy sempat cari Lo kan gue juga gak tau dia dapat nomor gue dari mana yang pasti diagak dapat nomor Lo cuman gue aja makanya dia tanya ke gue. "
" Lo sempat gak masuk 2 Minggu kan waktu itu gak ada kabar sama sekali makanya gue bilang gue gak tau Lo dimana ya udah habis itu gue sama kak Rendy gak kontak lagi baru semalam dia say hai ke gue cuman kasih kabar itu doang. " jelas Genna.
" Terus Lo datang kerumah gue pagi-pagi cuman mau minta penjelasan dari gue. " tebak Serena.
" Iya, kenapa gue harus tau dari orang lain bukan dari sahabat gue sendiri! jangan bilang Lo berniat menyembunyikan kehamilan Lo dari gue gitu kah?! " ucap Genna.
" Ya-ya gak lah, gue niatnya mau kasih tau Lo cuman belum waktunya eh Lo udah tau duluan. " ucap Serena.
" Om Ethan tahu lo lagi bunting? " tanya Genna.
" Belum sih, rencananya nanti aja gue kasih tau kalau dia sudah pulang dari perjalanan bisnis nya. " ucap Serena.
" Bisa-bisanya laki belom tau orang sekitar Lo sudah tau duluan?! harusnya Lo kasih tau dulu lakik Lo. " ucap Genna.
" Ya mungkin nanti deh. " jawab Serena seadanya.
" Jangan-jangan kalian berantem ya? makanya Lo belum kasih tau. " tanya Genna tepat sasaran saat melihat raut wajah Serena berubah sedih.
" Om Ethan gak tiba-tiba jadi play victim kan? atau tiba-tiba selingkuhin Lo kdrt gak kan?! dia tinggal Lo ke luar negeri bukan liburan sama ani-ani nya kan?! " tanya Genna sedikit mengguncang bahu sahabat nya itu.
" Kalau gue tahu kenapa tuh pria bangkotan marah sama gue, gue juga gak bakal tinggal diam kali Gen. " ucap Serena.
" Serius Lo gak tau permasalahan nya? masa Om Ethan tiba-tiba marah gak jelas, coba Lo ingat lagi ada salah kali Lo. " tabg Genna.
" Gak tau juga ya, gue nebak nya sih pas gue ke pulang dari rumah sakit gak kabarin dia mungkin makanya marah. " ucap Serena.
" Coba nanti Lo tanya lagi, gak mungkin kan cuman masalah itu dia tiba-tiba marah gak jelas. " ucap Genna.
" Nanti bakalan gue tanya kalau dia beri kabar sih. " jawab Serena seadanya.
" Jadi kapan lo periksa kandungan lagi. " tanya Genna.
" Gue gak tanya sih, tapi gue harus naikin berat badan dulu disuruh kak Rendy mungkin sekitar 3 minggu lagi. " ucap Serena.
" Lumayan lama juga, kalau lo mau periksa ajak gue ya. gue mau lihat calon ponakan gue. " ucap Genna tidak sabar.
" Nanti gue hubungi deh kalau mau periksa tapi lo harus siap siaga ya. " ucap Serena.
" Aman aja kan gue gak kemana-mana cuman bersantai dirumah sambil tunggu panggilan pihak kampus doang. " ucap Genna.
" Yeh! situ mentang-mentang anak holkay yehh. " ucap Serena mendengus kesal.
Mereka asik mengobrol bersama sepanjang waktu dan matahari mulai tenggelam berganti sinar rembulan yang menerangi kota J.
" Gue pulang dulu ya, kabarin gue kalau lo butuh sesuatu atau terjadi sesuatu gak perlu sungkan gue siap siaga bakal jagain lo 24 jam pun. " ucap Genna mengacungkan jempol.
" Iya, iya. lo pulang sana nanti orang tua lo kira anak semata wayangnya kabur lagi. " ucap Serena.
" Tega amat lo, gue turun dulu. lo gak usah antar gue sampai depan pintu ada Bi Sum kok yang anterin gue. " ucap Genna saat melihat Serena tampak beranjak dari kasur.
" Oh ya. " ucap Serena terdiam sejenak Genna menatap Serena sebentar.
" Ada apa? apa terjadi sesuatu dengan lo? " tanya Genna cemas.
" Gak, gue hanya merasa apa Nayla senang diatas sana lihat kehamilan gue sekarang? " ucap Serena termenung beberapa saat.
" Tentulah dia pasti senang lihatnya mungkin dia di atas sana sedang berguling-guling sebentar lagi ada ponakan nya yang bakal mengisi hari-hari lo agar gak kesepian setelah kehilangan nya. " ucap Genna menguatkan sahabatnya itu.
Walaupun dalam hati Genna sempat terpikirkan sesaat apa yang dikatakan Serena beberapa waktu lalu. ia hanya tidak mau membuat suasana menjadi melow membuat ibu hamil muda satu itu jadi sedih. lebih baik Genna pendam saja sendiri tapi apa boleh buat ternyata ia tidak berpikir sendiri rupanya.
" Gue berharap juga gitu, andaikan Nay masih hidup pasti kita sekarang sedang menghabiskan waktu bersama di moment kelulusan kita liburan bareng. " ucap Serena mata gadis itu mulai berkaca-kaca.
" Mungkin kalau dia masih ada sampai sekarang, lo dan Om Ethan belum akan nikah sih mungkin gue dan Nay masih berusaha keras membuat rencana nya berhasil dengan mendekatkan kalian. " ucap Genna.
" Mungkin ini sudah jadi takdir tuhan buat gue gak sih Gen? mungkin tuhan lelah dengan keadaan gue yang setiap hari bekerja nonstop hampir 24 jam makanya tuhan kasih gue jodoh dadakan kayak gini. " ucap Serena terkekeh sangat pelan.
" Gue juga mikirnya gitu, tapi tuhan pasti tahu yang terbaik bagi umatnya. walaupun di satu sisi ada kebahagian dan kesedihan datang bersamaan. dan lo harus percaya rencana yang tuhan berikan seperti apa. " ucap Genna.
" Lo benar, tapi gue masih belum bisa menerima kenyataan kalau Nay sudah gak ada aja Gen. walaupun gue terlihat senang dan bahagia ketawa-ketawa tapi gue suka sedih kalau ingat kepergian Nay. " ucap Serena.
" Udah, itu sudah takdir tuhan kita cukup mendoakan yang sudah pergi meninggalkan kita dan mereka juga pasti akan mendoakan yang terbaik untuk masa depan kita. " ucap Genna.
" Udah ah! gue mau pulang nanti bonyok gue marah-marah lagi gara-gara kelamaan ceramah di rumah lo. " ucap Genna tersadar ia melirik arlojinya menunjukkan pukul 19.00.
" Hati-hati ya, gue gak bisa antar lo sampai depan pintu rumah. " ucap Serena.
" Kayak sama siapa sih lo, masih ada Bi Sum tuh dibawah gak diantar juga gue tahu arah Ser. Bye semoga lo mimpi indah ingat semua pesan gue ya! " ucap Genna memperingati.
" Iya akan gue ingat. " ucap Serena.
" Kalau Om Ethan sampai macam-macam sama lo, kasih tahu gue gak usah lo tutupin segala keburukan dan kebusukan nya ya dari pada lo yang sakit hati sendiri. " ucap Genna melirik tajam.
" Iya-iya pulang sudah lo! " ucap Serena mulai kesal.
tadi baca cuma angka 3 . itu mksdnya usia papa Nayla 3 thn gitu
tadi bacanya kq cuma angka 3 aja mksdnya usianya 3 thn gitu