Kupikir aku akan bahagia menikah dengan seorang Arjuna Raka Sastrowardoyo. Wajahnya yang sangat tampan dengan tubuh atletis tenyata tak bisa memberikan kenikmatan di ranjang.
Pria itu impoten dan mempunyai keanehan lain saat berada di ranjang.
Aku merasa kecantikan dan kemolekan tubuhku tak berguna. Hanya saja ia sangat baik dan loyal padaku. Semua hartanya yang banyak itu bebas aku gunakan yang penting ia puas menyiksaku.
Aku tidak tahu apakah aku akan bertahan atau memilih mencari kebahagiaan lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Tak Kuat Berpisah
Mayang menatap pria tampan dihadapannya itu dengan tatapan penuh cinta. Berkali-kali ia kesal dan marah karena tak puas dengan pelayanan suaminya tetapi tetap saja ia tak pernah bisa marah terlalu lama.
Aaa mungkin ini yang dinamakan cinta hingga kekurangan suaminya tidak terlalu mengganggu lagi perasaannya. Apalagi ia tahu kalau untuk yang satu itu, Arjuna sebenarnya bisa hanya belum bisa lama.
"Kamu hati-hati di rumah ya sayang," ucap Arjuna tersenyum kemudian mengulum bibir sang istri dengan sangat lembut. Daging kenyal tanpa tulang yang sudah jadi candu buatnya itu tak bosan juga ia eksplor.
"Kamu juga harus hati-hati jika berada di kampung orang mas. Jangan lirik-lirik perempuan lain. Dan ingat, yang ini hanya aku yang punya," ucap Mayang seraya membawa tangannya ke pangkal paha suaminya itu.
"Iya, semua yang ada padaku cuma milik kamu May. Tak ada yang boleh melihat apalagi menyentuhnya kecuali dirimu sayang."
Mayang tersenyum bahagia. Ia lalu melepaskan dirinya yang sejak tadi berada di dalam rengkuhan suaminya.
"Tapi kamu juga jaga diri baik-baik. Kamu jangan melakukan sesuatu yang bisa aku cemburu sayang."
"Iya mas, aku ngerti kok. Tapi jangan lama-lama di kampung orang. Aku gak akan tahan tapa dirimu." Wajah Mayang langsung berubah cemberut.
"Gak akan lama kok. Kalau semua urusan telah selesai. Aku akan langsung pulang."
"Iya mas. Pokoknya harus nelpon dan kirim kabar setiap saat, okey?"
"Iya." Arjuna tersenyum dengan tingkah manja istrinya itu. Ia pun kembali meraih pinggang ramping Mayang kemudian meraih bibir wanita itu.
Ia melumattnya penuh gairah dan dibalas dengan sangat baik oleh Mayang. Mereka kembali saling berbagi saliva dengan sangat nikmat tanpa ingin saling melepaskan.
Rasanya mereka sangat tak ingin berjauhan meskipun hanya sehasta.
"PaK Jono pasti udah nungguin mas. Ayok cepat berangkat," ucap Mayang saat tubuhnya dilepaskan oleh sang suami tercinta. Sungguh, ia juga tak ingin berpisah tapi pekerjaan pria itu yang menuntutnya untuk segera pergi.
"Iya. Aku mencintaimu sayang," ucap Arjuna kemudian keluar dari kamar itu setelah melalui drama berpamitan yang cukup lama dan penuh dengan liku-liku.
Mayang mengantarnya sampai di depan pintu. Ia melambaikan tangannya seraya mengucapkan kata-kata cinta yang sangat banyak pada pria itu.
Tak lama kemudian kendaraan roda empat itu pun keluar dari gerbang dan akhirnya hilang dari balik tembok tinggi rumah itu.
Wanita itu seketika merasakan hatinya hampa. Hari yang berkualitas yang ingin ia lalui bersama dengan sang suami kini harus dilaluinya sendiri. Ia pun masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamarnya.
"Aaaa bosan!" ucapnya saat mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar yang terasa sangat sepi tanpa suaminya. Tempat tidur yang belum ia rapikan segera ia rapikan. Setelah itu mengumpulkan pakaian kotor dan memasukkannya ke dalam keranjang cucian.
Tak lama kemudian kamar itu jadi bersih dan rapi serta enak untuk dipandang. Di rumah itu ada banyak pelayan yang siap melakukan semua urusan sehari-hari. Tapi ia tidak pernah mengizinkan seorang pelayan pun untuk memasuki kamarnya sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di rumah itu.
Jadilah, semua urusannya yang bersifat pribadi selalu di kerjakannya sendiri termasuk mencuci pakaiannya dan pakaian Arjuna.
"Aaa lelahnya," ucapnya seraya meregangkan otot-ototnya. Ia menguap tapi merasa sangat lapar. Rupanya sepagi ini ia sudah banyak mengeluarkan kalori salah satunya dimulai dari membuat suaminya puas dan ia yang jadi lemas padahal ia hanya memfungsikan mulut dan tangannya saja.
Matanya mengantuk tapi kakinya malah melangkah keluar kamar dah bukannya ke arah ranjang. Ia Ingin makan untuk menambah tenaga dan kemudian barulah berniat untuk tidur.
Matanya berbinar bahagia saat melihat menu-menu yang tersaji di atas meja. Semuanya enak dan lezat. Ia pun menarik kursi dan memulai makannya.
Ia yakin sekali kalau makanan-makanan ini adalah resep spesial dari sang mama mertua lagi. Akhir-akhir ini makanan yang tersedia di rumah itu adalah semua mengandung nutrisi yang sangat bagus stamina pria.
Dari kacang-kacangan, daging, dan juga sayur-sayuran yang bisa meningkatkan vitalitas pria dewasa selalu ada di situ. Dalam hati Mayang merasakan bahwa apa yang terjadi pada tubuh suaminya yang sudah mampu bangun dan tegak meskipun belum terlalu lama adalah karena makanan-makanan yang dikonsumsi suaminya ini.
"Suami kamu udah berangkat May?" ucap Dyah yang langsung membuatnya tersentak dari lamunannya.
"Ah iya ma. Udah lama."
"Oh, mama tadi gak sempet Nuna pergi karena ada urusan penting di luar," ucap Dyah seraya menarik kursi yang ada di samping sang menantu.
"Gak apa-apa ma. Mas Juna cuma bilang salam untuk mama."
Dyah tersenyum kemudian menatap wajah sang menantu yang masih menikmati makanan yang sudah ia masak.
"Gimana? Udah ada perubahan gak sama suami kamu?"
"Uhul uhukk." Mayang langsung tersedak.
"Minum May," ucap sang mertua seraya menyerahkan segelas air untuk wanita muda itu.
"Makasih banyak ma." Mayang pun meminum air putih itu kemudian tersenyum.
"Kok sampai batuk? Pertanyaan mama gak bagus ya?"
"Gak kok ma. Aku cuma gak konsen aja makanya jadi langsung seperti tadi. Maaf ma," balas wanita itu tersenyum.
"Oh, jadi boleh mama ulangi pertanyaan mama? Soalnya mama ingin tahu apakah usaha kita udah berhasil?" Dyah tampak sangat antusias ingin mengetahui keadaan sang putra.
"Alhamdulillah ma. Banyak perubahannya. Mas Juna jadi percaya diri kalau berhubungan dengan hal itu ma. Kalau yang lain sih emang mas Juna kelewat percaya diri, hehehe."
"Alhamdulillah kalau begitu sayang. Yang terpenting kamu selalu mendampinginya di setiap kesempatan."
"Iya ma."
"Tapi ngomong-ngomong kalian udah berhasil membuatkan mama cucu bukan?" Mayang langsung tersenyum meringis dan menggelengkan kepalanya.
"Kenapa? Mama lihat kalian berdua sudah tampak akrab sekali dan juga selalu kelihatan bahagia."
"Iya ma. Tapi mas Arjuna belum bisa lama-lama," jawab wanita itu dengan pipi memerah karena malu.
"Jadi jamunya belum bereaksi?" tanya Dyah penasaran. Sungguh, bukan ia ingin mencampuri urusan rumah tangga sang anak tapi ia ingin menjadi teman sekaligus orang dalam yang mengerti masalah yang sedang dialami oleh mereka berdua.
Karena ia sangat menyayangi Arjuna, putra semata wayangnya yang ia harapkan bisa memberinya keturunan.
"Udah ma. Udah bereaksi tapi kami berdua masih perlu belajar lebih banyak lagi agar gak cepat selesai."
"Oooh kayak gitu?"
"Iya ma. Aku dan mas Juna suka gak sabaran gitu."
Dyah langsung tersenyum paham.
"Lama-lama nanti kuat kok sayang. Yang penting jamunya tetap rajin diminum. Pokoknya mama akan bantuin membuat makanan dan minuman sehat untuk suamimu. Kamu sabar saja, okey?"
Mayangsari menganggukkan kepalanya dengan wajah memerah malu.
"Emang gak bisa instan sayang. Yang penting kalian berdua mau terus berusaha, insyaallah ada hasilnya."
"Makasih banyak ma. Kamu sangat mengerti keadaan kami." Mayang merasakan hatinya menghangat. Ia sangat bahagia karena dikelilingi oleh orang-orang baik yang menyayanginya.
"Eh, mama yang seharusnya berterimakasih padamu karena mau menerima anak mama yang tak sempurna itu."
"Gak ma. Mas Juna sangat sempurna di mataku. Ia selalu tahu apa yang aku inginkan."
Dyah tersenyum dengan hati yang sangat senang. Dalam hati ia berdoa semoga keduanya segera diberikan keturunan yang baik. Yang sholeh maupun sholehah.
"Kamu mau temenin mama belanja gak?" tanya Dyah setelah lama terdiam.
"Iya ma. Boleh."
"Baiklah, kamu bersiaplah. Kita akan menikmati hari ini dengan sangat baik."
"Iyaaa ma."
Dua orang wanita beda usia itu pun berangkat ke sebuah pusat perbelanjaan untuk keperluan dan kebutuhan rumah mereka.
Sementara itu, Arjuna yang sudah sampai di lokasi proyek pembangunan real estate yang dibangun oleh perusahaannya tampak sangat kaget karena Om Dimas sudah ada di tempat itu terlebih dahulu.
"Apa yang om lakukan di tempat ini?"
🌺
*Bersambung.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?