Athalia dan Gibran adalah rekan kerja yang berprofesi sebagai dokter. Sering dipasangkan dalam tindakan operasi membuat keduanya dekat dan saling mengagumi. Tidak bisa mengungkapkan perasaan masing-masing, karena Athalia sudah dijodohkan sejak dia kecil.
Saat pertunangan Athalia dengan Abi semakin dekat, Gibran mencari tahu siapa sebenarnya calon suami Athalia. Di malam pertunangan Abi dan Athalia, Gibran merencanakan sesuatu yang membuat pertunangan tersebut batal.
Akhirnya Gibran dan Athalia saling mengungkapkan perasaan masing-masing dan berani menunjukan kedekatannya. Abi masih penasaran dan tidak terima karena perjodohannya gagal. Mencoba menjebak Gibran agar Athalia memutuskan hubungannya dengan pria itu dan kembali pada Abi.
Apakah Athalia akan tetap bersama Gibran atau kembali dengan Abi?
Ikuti terus kisah dan perjalanan kisah mereka.
Jangan lupa follow IG author : dtyas_dtyas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MLD- Bab 28
“Pergilah!” titah Selly.
“Hei, Athalia,” teriak Abi. “Kau dalam masalah besar,” ujar Abi pada Selly.
“Oh ya, kamu mengancamku? Bagaimana kalau dunia tahu, aku mengandung keturunan Moreno?”
“Hentikan Selly, kita berdua tahu hubungan kita tidak akan berhasil.”
Selly terkekeh, “Tentu saja tidak akan berhasil karena kamu hanya memanfaatkan aku, sekarang kamu ingin memanfaatkan sekretaris barumu ‘kan?”
Abi menghela nafasnya, karena obrolan mereka didengar oleh para petugas keamanan. Pria itu segera menarik tangan Selly dan membawanya dari sana.
“Lepaskan,” titah Selly kemudian menghempaskan tangan Abi.
“Kamu ingin aku bertanggung jawab? Oke, ayo ikut aku. Kita gu gurkan dia,” tunjuk Abi pada perut Selly.
“Abi, kamu sudah gila.”
“Ya aku gila. Setelah pertunanganku gagal, sekarang kamu datang mengatakan anak aku ada di perutmu lalu ….”
“Lalu, kamu tidak bisa bersenang-senang karena Ayahmu selalu mengawasi dan sekarang aku adalah ancaman. Begitu?”
“Dengar Selly!”
“Tidak, kamu yang harus dengarkan. Kamu menolak pertanggungjawaban, aku tidak peduli. Aku sudah salah selama ini, aku bisa membesarkannya sendiri. Aku harap kamu sadar dan Athalia bisa bahagia bukan denganmu.”
Selly meninggalkan Abi.
“Hei, Selly. Tunggu, kita belum selesai. Anak itu … bayi itu sebaiknya… Selly.”
“Shittt, kacau semua.”
...***...
“Apa maksudmu?” tanya Gibran. Saat ini sudah hampir jam sepuluh malam, Gibran menemui Athalia setelah sore tadi tidak bisa dihubungi dan ada kabar kalau Athalia bersama Abi.
“Ya begitu. Tadi ada Manda lalu saat aku mau pulang dicegat Abi.”
“Aku sudah bilang untuk tidak meresponnya dan ….
“Aku tidak merespon Abi, memang dianya aja yang aneh. Tadi itu aku mampir ke café, eh dia langsung bawa aku ke mobil,” tutur Athalia.
“Tapi dia tidak macam-macam bukan?”
Athalia pun menceritakan bagaimana dia dibawa ke apartemen lalu berdebat dengan petugas keamanan, termasuk kedatangan Selly.
“Kasihan banget, sudah ditinggalkan hamil pula. Mas Abi jahat banget sih,” keluh Athalia.
“Sudahlah, itu bukan urusanmu. Lain kali aku tidak akan tolerir hal seperti ini, kamu kurang komunikasi. Apa sebaiknya kamu gunakan supir?”
Saat sedang bicara, Arkan pun bergabung. Saling menyapa dengan Gibran sebelum ikut duduk di samping Athalia.
“Gibran, kalau kamu benar serius dengan Athalia sebaiknya segerakan niat baik kalian. Om takut kejadian seperti kemarin,” ungkap Arkan.
Gibran menatap Arkan dan Athalia bergantian. Tentu saja dia senang mendengar permintaan Arkan, sesuai dengan keinginannya.
“Tentu saja saya serius. Saya akan bicarakan dengan orangtua untuk kedatangan mereka melamar Athalia,” tutur Gibran.
Arkan pun kembali masuk, meninggalkan Gibran dan Athalia.
“Kamu serius?”
“Apanya?” tanya Gibran.
“Ck, ya serius dengan apa yang Papa bilang. Kita resmi menjadi pasangan kekasih, belum lama loh?”
“Tapi sudah saling kenal cukup lama, jadi aku tidak akan ragu,” seru Gibran. “Ah, rasanya sudah tidak sabar untuk bawa kamu pulang,” canda Gibran.
Pria itu akhirnya pamit pulang dan sempat mencium kening Athalia.
“Istirahatlah, kita bertemu besok di rumah sakit.”
“Hm.”
Dalam perjalan pulang, ponsel Gibran yang diletakan di dashboard bergetar. ternyata notifikasi pesan yang dikirimkan oleh Manda. Pria itu mengabaikan dan membuka pesan ketika sudah tiba di apartemennya.
[Gibran, kamu harus lihat ini]
[Gambar]
[Gambar]
“Apa ini?” Gibran membuka foto yang dikirimkan oleh Manda. Foto di mana Abi menggandeng Athalia masuk ke mobilnya.
[Kamu kenal Abi?]
Balas Gibran. Cukup lama Manda tidak merespon pesannya, entah apa yang wanita tu siapkan. Kebohongan atau kejujuran mengenai urusannya dengan Abi.
[Tidak]
Manda menjawab singkat, tentu saja tidak dipercaya oleh Gibran
[dari mana kamu dapatkan foto-foto ini?] balas Gibran.
[Oh, aku dapat dari teman. Sebaiknya kamu hati-hati, karena Athalia masih ada main juga dengan rekan kerjanya].
suka banget sama ceritanya .... bagoooooossss ... 👍👍👍👍
semangat terus bikin cerita2 lain yg gak kalah menarik yaaa ... ✊️✊️✊️😍😍😍🌹🌹🌹
dinikmati aja keleeeuusss ....
semua tau kalo melahirkan itu sakit ... dan dokter harusnya sangat paham itu krn mrk belajar ttg tubuh manusia ...
🤣🤣🤣🤣🤣
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kalo istri kamu ganteng .... barti kamu gak normal ...
#eeeehhh .... 🤭🤭
emang nya waktu Gibran bilang bhw Atha calon istrinya ... dia gak denger gituh ? ato di anggapnya bercanda gituh ? 🤔🤔
bukannya udah tau ya, Atha mau nikah ?