Dia hanya laki-laki miskin yang bekerja sebagai office boy di perusahaan salah satu keturunan keluarga Hillatop, satu tawaran mengejutkan datang dari Nona CEO dimana dia bekerja.
"Menikah dengan ku dan buat kesepakatan bersama, aku akan membayar mahal diri mu juga akan memastikan seluruh keluarga mu hidup terjamin hingga hari tua"
Gadis cantik yang bola mata nya menyimpan banyak hal yang tidak dia pahami tersebut menawarkan kontrak pernikahan pada nya yang berada dalam keadaan terdesak.
Adik yang harus menjalankan operasi juga ibu yang sakit-sakitan membuat dia berpikir dengan keras atas tawaran tersebut.
*****
Selamat datang di series keturunan keluarga Hillatop, update rutin tiap hari yah Mak💋❤️.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nila KingShop Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berikan cucu dan cicit
Mansion utama keluarga Ahem Hillatop
Ruang makan.
"Jadi hari ini akan langsung kembali ke mansion mu?," Nyonya Hayat bertanya sambil menatap dalam wajah putri nya, rasanya terlalu keberatan saat tahu putri nya dan menantu nya akan pergi dihari pertama pernikahan.
"Tidak bisakah tinggal hingga beberapa hari kedepan?." wanita tersebut kembali bertanya.
Wiraditya menampilkan ekspresi sedihnya, menatap kearah ibu mertuanya dengan perasaan gelisah. Andaikan dia suami yang sesungguhnya, mungkin dia akan membujuk Queen W untuk tinggal lebih lama.
"Ada banyak perkejaan diperusahaan yang harus aku lakukan mom, lokasinya terlalu jauh jika aku pergi ke perusahaan dari sini, melewati kemacetan di jam pagi bukan pilihan bijaksana." Queen W berusaha untuk berkilah.
"Proyek terbaru menguras waktu dan pikiran ku mom, aku tidak bisa melakukan segala aktifitas dari sini, benar-benar maafkan aku." Gadis tersebut bicara dengan hati yang tulus, meminta maaf pada ibunya atas rasa sesalnya yang berlebihan.
"Wiraditya akan belajar banyak hal soal perusahaan, daddy akan minta Bella membantu nya soal beberapa berkas-berkas yang bisa Wiraditya pelajari mulai hari ini," dan tuan Ahem tiba-tiba ikut bicara.
"Suami mu memiliki skill yang tidak banyak dimiliki laki-laki lain di seusianya, dan dia sudah memiliki basic yang daddy inginkan,Cognitive flexibility, service orientasi, komunikasi, kecerdasan emosional, kemampuan bernegosiasi dan dia pandai melakukan manajemen, itu sudah merupakan modal untuk bisa memimpin disamping mu, sisanya dia hanya perlu sedikit di asah agar bisa berdiri sejajar dengan keluarga Azzura dan Hillatop lainnya." Lanjut laki-laki tersebut lagi, dia melirik kearah Wiraditya dengan tatapan senang dan bangga, bagi tuan Ahem tidak perlu menantu kaya raya jika Wiraditya memiliki semua yang mereka butuhkan.
"Daddy ingin kamu mulai fokus pada urusan ibu rumah tangga, laki-laki yang seharusnya mencari nafkah dan kamu duduk manis dirumah." dan laki-laki tersebut mulai menyeruput kopi nya.
Wiraditya mengernyitkan dahi nya, dia tahu ucapan daddy mertuanya benar tapi membuat dia memimpin dan mengganti tugas istri nya jelas tidak masuk akal, mereka tidak dalam posisi benar-benar menikahi.
Queen W terlihat diam, dia tampak meraih cangkir teh nya, mencoba menyeruput teh nya secara perlahan, mereka masih menunggu ibu Wiraditya datang bersama nenek Azzura dan nenek Hillatop, dua wanita tua itu menjadi pelengkap di antara lingkaran meja makan mereka.
"Maaf, dad apakah ini tidak terlalu cepat?," Wiraditya jelas gelisah, dia tidak mungkin terjun pada perusahaan mengingat siapa dirinya, dia tidak memiliki kemampuan besar seperti apa yang di pikirkan ayah mertuanya.
"Tentu saja tidak terlalu cepat." Tiba-tiba suara seseorang memecah keadaan, muncul dari arah belakang Wiraditya.
"Saat ibu mertua mu memutuskan menikah dengan ayah mertua mu, dia langsung fokus pada tugas menjadi istri yang baik di rumah, daddy Ahem mu yang mengelola seluruh urusan dan tidak melibatkan mommy mu didalam nya, yang mommy mu hanya tahu menikmati perannya menjadi istri dan calon ibu." Itu adalah nenek tua Azzurra, seorang pelayan membawa nya di atas kursi roda, bergerak memutari meja makan dan duduk di salah satu kursi yang telah disediakan.
Wiraditya buru-buru menundukkan kepalanya pada wanita tua yang masih panjang umur tersebut diikuti Queen W. Sang nenek tua Azzurra duduk tepat di hadapan Wiraditya dan Queen W. Bola mata tua itu menatap kedua cucu dan cucu menantu nya secara bergantian.
"Jika Queen fokus di rumah dan menjadi seorang istri, akan mempercepat harapan memiliki anak-anak di Antara kalian, jadi Grandma pikir itu jelas tidak terburu-buru."
Queen W yang masih memilih diam dan menikmati roti sandwich 🥪 nya seketika terkejut, gadis tersebut langsung membelalakkan bola matanya.
"Ya?, grandma....uhuk-uhuk." Dia ingin bicara tapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak pada dirinya, gadis tersebut merasa tersedak karena ucapan Grandma nya soal anak-anak.
"Setelah memiliki Nyx Junior, keluarga ini tetap merasa sepi, 1 cucu dan cicit tentu tidak cukup, kalian bisa mempercepat memberikan cucu dengan cara berlibur dan memilih melakukan bulan madu." Wanita tua itu tidak peduli cucu nya tampak batuk-batuk, dia terlalu bersemangat membicarakan cicit di pagi hari ini.
Wiraditya jelas gelagapan, meraih air putih dan memberikan nya pada Queen W, dia berusaha memukul-mukul lembut punggung leher istrinya.
Mommy Hayat terlihat menggelengkan kepalanya mendengar ucapan mommy nya tersebut, dia membantu Wiraditya memberikan tisu pada putrinya.
"Nick dan Amarilis akan mengurus perusahaan selama kalian pergi berbulan madu." Lanjut wanita tua tersebut lagi.
Ibu Wiraditya terlihat mengembangkan senyumannya, dia baru saja tiba bersama nenek tua lainnya, memilih duduk di samping wanita tua tersebut, agak malu mendengar kata cucu dan cicit, dia pikir itu ide yang bagus. Daddy Ahem terlihat berdeham, jika ibu atau ibu mertuanya sudah bicara, siapa yang berani membantah nya?!.
Queen W berusaha untuk mengendalikan batuk nya, tanpa dia sadari Wiraditya terus menepuk-nepuk punggung leher nya dengan lembut menggunakan tangan kirinya, tangan kanan laki-laki tersebut sibuk memberikan minum kemudian tisu, berulangkali mencoba bicara dengan nya dalam balutan suara lembut penuh kehangatan.
"W, kamu baik-baik saja?,"
"Minum perlahan,"
"Ini baik-baik saja."
Gadis tersebut jelas gelagapan, dia pikir melakukan perjanjian pernikahan itu sudah cukup untuk menekan permintaan keluarga, lalu kenapa sekarang kembali bicara hal yang lainnya? bahkan kali ini jauh lebih berat.
Bulan madu dan anak?!.
"Yang benar saja." Bolehkah dia berteriak didalam hati nya?!.
Bola mata Queen W terlihat berkaca-kaca, menatap Wiraditya untuk beberapa waktu dalam diamnya.
endingnya ngegantung