Farel Stuart Alfredo harus merelakan wanita yang dicintainya secara diam-diam yaitu Salmafina bertunangan dengan kekasihnya.
Nada Maura Hermawan juga baru saja patah hati diputuskan oleh pria yang dipacarinya selama Lima tahun.
Keduanya bertemu di pesta pertunangan Salma dan berakhir di atas ranjang dengan sama-sama tidak menggunakan pakaian.
Sebulan kemudian Nada hamil dan Farel yang mengetahui hal itu langsung berinisiatif untuk bertanggung jawab.
"Ayo kita nikah, aku akan bertanggung jawab!" ucap Farel.
Nada masih tidak percaya jika dirinya hamil oleh pria asing yang baru ditemuinya dipesta sahabat baiknya itu.
Akankah Nada dan Farel bisa mempertahankan pernikahan mereka yang begitu tiba-tiba karena adanya anak di antara mereka, padahal keduanya sama-sama memiliki cinta lain yang sulit dilupakan.
Apakah cinta akan hadir, ataukah mereka memilih berpisah setelah Nada melahirkan?
Yuk ikuti kisah mereka, jangan lupa subscribe like dan kasih gift yang banyak ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita itu adalah Salma
Happy Reading.
Farel menghela nafasnya yang terasa berat, sebenarnya pikiran dan dadanya yang terasa sangat berat. Mendengar ucapan Nada entah mengapa dia merasa seakan-akan dia bermain hati dengan wanita lain, padahal saat ini Farel sudah berusaha move on dengan rasa cintanya kepada Salma.
Farel berusaha mengurangi rasa cinta itu perlahan demi perlahan, mengikis perasaan cinta yang memang sudah bersemayam lama dihatinya sejak kecil untuk teman wanitanya.
"Apa kamu nggak akan marah, jika aku nggak mau cerita tentang siapa wanita yang kucintai itu? karena sekarang aku sudah memiliki kamu, wanita yang sudah resmi menjadi istriku dan juga Ibu dari anak-anakku. Aku sudah melupakan cinta itu dan sekarang berusaha untuk mencintaimu, Nada! kuharap kamu juga begitu, melupakan masa lalumu dan belajar mencintaiku karena sudah ku bilang jika pernikahan ini akan terjadi selamanya dan aku ingin membangun rumah tangga itu bersamamu, bukan dengan wanita lain!"
Ucapan Farel membuat Nada bungkam. Memang benar apa yang dikatakan suaminya itu seharusnya mereka tidak pernah mengungkit kisah masa lalu ataupun mengenai cinta mereka yang sudah lama hilang.
Aaat ini seharusnya Nada dan Farel merangkai kisah mereka yang baru, belajar untuk saling terbuka satu sama lain dan belajar untuk saling mencintai. Bukankah ada pepatah mengatakan jika cinta itu akan tumbuh kalau kita selalu bersama karena terbiasa.
'Witing trisno jalaran seko kulino'
Setelah ucapan Farel itu, keadaan di dalam mobil menjadi hening, Nada diam begitupun dengan Farel hingga mereka sampai basement apartemen.
Nada keluar setelah Farel membukakan pintu mobil untuk mereka, tidak lupa menggandeng tangan istrinya untuk berjalan menuju lift dan naik ke unit apartemen mereka.
Tidak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai di unit mereka dan langsung berjalan menuju ke pintu apartemen.
Keduanya masih sama terdiam saat Farel membukakan pintu untuk Nada, tangan mereka bahkan masih bertautan satu sama lain. Canggung, mungkin itulah yang dirasakan oleh keduanya. setelah membahas cinta masa lalu mereka, akhirnya menyakiti hati mereka masing-masing.
Hingga kecanggungan itu buyar ketika mendengar suara seorang wanita dari arah dapur.
"Farel!! lo udah pulang? gue masakin sup ayam kesukaan lo, mandi dulu terus makan ya dan ki ...!" ucapan Salma berhenti ketika melihat Farel bersama Nada bergandengan tangan.
Ada rasa ngilu di hatinya melihat hal tersebut, tapi Salma langsung menepis perasaan itu.
Nada membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Salma, kenapa dia apa di apartemen Farel? kok dia tahu kata sandi nya? batin Nada bertanya-tanya.
"Salma? lo kok ada di sini? sejak kapan?" tanya Farel berusaha tetap tenang.
"Duh, maaf banget ya, tadi gue habis dari salon yang dekat sini, terus mampir deh keinget lo ada di Jakarta," jawab Salma tersenyum, kemudian dia beralih menatap Nada di samping Farel. "Hai Nad, gue kira kalian ada di apartemen, jadi ya gue masuk gitu aja, kebiasaan sejak dulu sih, biasanya nggak pakai ketuk pintu kalau ke apartemen Farel, langsung masuk aja karena sandinya juga masih sama, tanggal lahir gue!"
Kali ini Farel yang melototkan matanya. 'Mampus gue!!'
Nada manggut-manggut, "oh, tapi menurut gue sikap lo ini harus dirubah, Salma! sekarang Farel udah nikah sama gue, dan seharusnya lo bisa jaga privasi kita, kalau emang lo mau main ke sini seharusnya lo ngabarin dulu, telepon gue atau Farel atau nggak ya ketuk pintu. Jadi kalau belum dibukain sebaiknya lo nggak usah masuk sendiri, biar bagaimanapun seorang wanita yang masuk apartemen seorang pria itu tidak baik apalagi pria itu udah punya istri!"
Skakmat!!
Wajah Salma berubah menjadi merah setelah mendengarkan ucapan Nada yang blak-blakan itu.
Sedangkan Farel hanya bisa pasrah, entah apa yang terjadi setelah ini, dia akan bicara yang sejujurnya kepada Nada agar tidak ada kesalahpahaman kedepannya.
Salma akan menjawab tetapi tiba-tiba ponselnya berdering.
"Halo ,,, iya-iya gue kesana! bye!"
Nada masih menatap Salma tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali, bahkan Farel bisa merasakan aura di sampingnya ini tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin.
"Sorry, gue harus pergi dulu, tadi Ferry nelpon, bye!" Salma ngacir keluar dengan sedikit tergesa.
Entah apa yang dia lakukan sebenarnya, Salma hanya menuruti keinginan hatinya untuk melakukan hal tersebut, seakan memberitahukan kepada Nada jika dia dan Farel dulu memang sangat dekat.
Namun, wanita itu sepertinya tidak mengerti kalau tingkahnya itu akan membuat rumah tangga sahabatnya menjadi retak.
Farel menatap istrinya dengan cengiran khasnya, sedangkan Nada langsung menatapnya dengan tatapan tajam.
"Oh, jadi wanita itu adalah Salma? temen lo sendiri? ck, kenapa Gue lupa jika kata sandi apartemen lo itu adalah ulang tahun Salma?"
Farel berusaha meraih tangga Nada, namun wanita itu segera menghindar, pria itu gelisah setengah mati dia tidak ingin Nada salah paham dan marah. Apalagi saat ini Nada sudah kembali seperti dulu dengan panggilan gue-elunya itu.
"Oke, aku nggak akan jawab, tapi kamu pasti udah paham, sebenarnya aku sama Salma tidak ada hubungan apapun, sejak dulu murni hanya berteman. Jadi bener kata kamu jika cintaku memang bertepuk sebelah tangan, karena Salma hanya menganggapku sahabat kecilnya, tidak lebih!" ujar Farel. "Dan aku juga nggak tahu kenapa tiba-tiba Salma bersikap seperti ini, padahal aku hanya ingin jika persahabatan kita tidak akan pernah putus ketika kita sudah memiliki pasangan masing-masing, tapi sepertinya Salma menjadi egois karena sekarang aku sudah tidak pernah perhatian lagi kepadanya!"
Bersambung.
sungguh mantap sekali 👍👍
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘