Nareswara Syahputra, adalah pengacara hebat dan dermawan. Ia kerap kali membantu masyarakat yang minim ekonomi untuk menyewa jasa seorang pengacara.
Di usianya yang kini sudah menginjak 29thn, ia sudah memiliki seorang istri dan anak. Yakni seorang wanita muslimah bernama Zahra Khoirun Nisa, yang tak lain adalah adik kelasnya pada saat SMA dulu, di sebuah pesantren tempat ia sekolah, dan juga seorang anak perempuan yang cantik, yang umurnya masih dua bulan.
Ia pun sangat mencintai dan menghormati Zahra istrinya. Namun suatu ketika kesetiaannya pada sang istri harus diuji, lantaran ia harus menikahi gadis asing yang sama sekali ia tak kenal.
Apa yang menyebabkan Nares untuk menikahi gadis itu? Dan apakah cinta terhadap istrinya masih besar? Atau sudah terbagi dengan gadis yang ia nikahi? Penasaran? Yuk, lihat karya kedua ku 😅
NB : Karya ini hanya fiksi, jika ada kesamaan dalam nama, tempat, alur, itu tidak disengaja🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anowmuri3__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
"Lu gak tau alasan sebenarnya kak."
"Lalu apa alasannya, sehingga lu ngelakuin hal yang tak seharusnya lu lakuin?"
"Sebelum gua jelasin, sejak kapan lu tau, kalau di apartemen gua ada seorang gadis? Apa lagi lu nyuruh seseorang buat ngikutin gua, buat apa?" tanya Nares.
"Lu gak perlu tau, sejak kapan gua tau kalau lu punya simpanan. Dan ya, gua emang nyuruh seseorang buat ngikutin lu," jawabnya.
Dan hal itupun membuat Nares kesal, bisa-bisanya kakaknya itu menyewa seseorang buat menguntit dirinya.
"Ya udah, buruan lu jelasin. Kenapa lu nikah lagi."
"Yaya gua akan jelasin."
Nares pun menjelaskan semuanya tentang dirinya kenapa bisa menikah lagi, dan juga tentang siapa Zoya, kepada kakaknya itu.
Mendengar penjelasan dari adiknya itu, membuat Jeffry merasa iba takdir yang menimpa adiknya itu.
Jeffry pun menepuk bahu Nares, dan kemudian ia memeluk adiknya itu, untuk menguatkan Nares.
Ya, Jeffry yang awalnya marah terhadap sang adik, kini malah merasa kasihan.
"Bisa lepaskan, gua merasa jijik dipeluk oleh mu," ucap Nares seraya mendorong tubuh Jeffry yang sedang memeluknya.
"Cih, gua juga ogah, kalau gak kasihan sama lu."
"Alah kasihan, tadi aja nonjok gua, tanpa meminta penjelasan dari gua," ujar Nares sinis.
"Ye, mana gua tau. Gua kan cuman kesel liat lu bawa cewek lain ke apartemen lu."
"Mangkanya bicarakan baik-baik, dan dengerin dulu penjelasan dari gua, ini mah main langsung tonjok gua aja."
"Ye maaf."
"Oh ya, jadi Zahra belum tau dong, kalau lu udah nikah lagi?" tanya Jeffry, mereka masih duduk di sofa yang ada di ruangan Nares.
"Belum," jawab Nares.
"Lalu mau sampai kapan? Atau jangan-jangan lu mau cera-in bini kecil lu lagi."
"Awalnya, tapi sepertinya sekarang gua gak bias menceraikan Zoya."
"Why? Apa karena dia sudah hamil?"
"Boro-boro hamil, nyentuh dia aja belum pernah," jawab Nares.
"What? Jadi lu belum nyentuh dia? Tapi kenapa?"
"Lu kan tau, kalau gua gak cinta sama dia. Lagian gua gak mungkin bercinta dengan Zoya, sementara Zoya masih berumur 17thn," jawab Nares.
"Iya juga, tapi bagaimana pun lu harus bersikap adil, mau lu cinta apa gak. Lu harus adil dalam memberikan hak, baik hak nafkah, maupun hak batin. Dan bukan hanya itu, lu juga harus adil dalam memberikan kasih sayang dan perhatian yang sama."
"Itulah resiko yang harus lu hadapi, karena punya dua seorang istri. Saran dari gua, jika lu gak bisa bersikap adil maka lu harus lepasin Zoya, karena lu yang akan mendapatkan dosa karena telah menyakiti salah satu istri lu dengan tidak memberikan keadilan yang ia dapat dari lu." Jeffry pun menjelaskannya dengan panjang kali lebar.
"Ya, gua tau," ucap Nares dengan pelan.
"Terus sampai kapan lu mau sembunyikan pernikahan siri lu ini, gua sebagai kakak lu, cuman bisa berdoa, semoga lu bisa lewatin masalah ini."
"Thanks."
"Tapi gua gak nyangka sama lu, ternyata lu ditakdirkan untuk punya dua istri. Kalau di jadikan drama, pasti judulnya ' Takdir cinta pengacara tampan ' ya gak?" tanyanya dengan menarik turunkan alisnya.
Dan hal itu membuat Nares berdecih, ia tak habis pikir dengan kakak nya, bisa-bisanya ia bercanda, disaat dirinya tengah pusing memikirkan masalah dalam hidupnya.
"Sudah sana, jika tidak lagi yang mau lu bahas." Nares pun mengusir kakaknya dengan terang-terangan.
"Yaya, gua balik. Semangat menghadapi dua istri ketika marah," ledek Jeffry.
"Sialan lu." Nares pun melemparkan bantal sofa ke arah Jeffry, namun sayang kakaknya itu sudah lari keluar dari ruangannya.
Nares pun menghela nafas, dan menyandarkan tubuhnya di sofa.
Sudah ada tiga orang yang tau tentang pernikahan dirinya dengan Zoya, yaitu Robi, ayah mertuanya, dan juga sekarang kakaknya bahkan sudah tau kalau ia sudah menikah.
Dan tak menutup kemungkinan, semua orang akan tau bahwa dirinya sudah menikah kembali, termasuk Zahra sang istri dan juga keluarganya.
°°°
Dilain tempat, Zahra yang kini tengah duduk di taman mini yang ada di rumahnya.
Setelah memandikan putrinya, karena waktu sudah sore, terlebih lagi putrinya itu memilih tidur setelah mandi.
Zahra pun melamun, karena ia merasa bahwa suaminya itu tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Ia ingin bertanya, namun ia tak berani. Takutnya suaminya itu malah salah paham, dan mengira bahwa dirinya tak percaya terhadap suaminya itu.
Zahra pun menghela nafasnya, ia pun masuk karena hari waktu sudah menunjukkan pukul 17:40, yang dimana sebentar lagi akan malam.
°°°
Disisi lain, Nares kini tengah berada di basement apartemen, ia berencana untuk berbicara terlebih dahulu dengan istri kecilnya, Zoya. Sebelum dirinya pulang ke rumah yang di tempati dirinya bersama keluarga kecilnya.
Setelah keluar dari lift, ia pun langsung masuk kedalam unit apartemennya.
"Assalamu'alaikum," ucap Nares, ketika ia sudah berada didalam ruangan.
"Wa'alaikum salam," jawab Zoya, yang tengah berjalan kearahnya, karena Zoya mendengar suara yang mengucapkan salam. Jadi oleh karena itu, ia keluar dari kamarnya untuk melihat siapa yang mengucapkan salam.
Dan pada saat ia melihat siapa yang mengucapkan salam, Zoya pun terkejut. Ternyata suaminya lah yang mengucapkan salam, karena Zoya tak pernah berpikir bahwa Nares mau menemuinya lagi, karena kemarin ia sudah menghabiskan waktu bersama dengan suaminya, Nares.
"Loh kakak, aku pikir kakak gak akan kesini."
Nares tak menjawab, justru ia menyuruh Zoya untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
"Duduklah," pinta Nares, dan Zoya pun duduk, diikuti oleh Nares yang duduk di hadapannya yang hanya terhalang meja.
"Ada apa kak?" tanya Zoya, setelah mereka duduk.
"Ada yang ingin aku sampaikan. Sebelumnya, aku minta maaf sama kamu, karena selama empat Minggu ini telah mengabaikan dan mengacuhkan keberadaan dirimu. Namun kali ini tidak lagi, aku akan bersikap adil terhadap mu dan Zahra istri sah ku."
"Namun. Aku minta maaf, karena tidak bisa memberikan mu nafkah batin. Karena kamu tau ... "
"Karena kakak tidak cinta terhadap diriku," potong Zoya.
"Ya, salah satunya karena itu. Dan juga, kamu tau kan, kalau aku sudah memiliki seorang putri yang masih bayi?"
"Ya."
"Ya, karena itu juga. Karena Zahwa masih kecil, terlebih lagi dia membutuhkan kasih sayang aku sebagai ayahnya. Jadi kamu tahulah, kenapa aku tidak bisa memberikan kamu nafkah batin."
"Ya aku tahu."
"Baiklah, aku akan datang kemari untuk menemani dirimu. Namun maaf, aku tidak bisa sesering mungkin untuk datang kemari. Tapi yang jelas aku akan datang kemari," ucapnya.
alhamdulillah gak jadi meninggal.
kereen 😍😍💪💪
kasih bintang mak juga ya,🤣🌻
wkwk udah kayak kurir mak ya