Tania Wijaya adalah seorang putri kaya raya yang terbuang karena persaingan bisnis sang ayah, harus bangkit belajar beladiri dan melakukan penyamaran menjadi seorang model.
Pertemuan tak sengaja dengan seorang pria keras kepala. Segala cara Tania lakukan demi menghindari pria itu. Namun, takdir berkata lain saat Tania terjebak dalam jeratan cinta yang di rencanakan Milan, kakak dari pria yang dicintainya.
Bagaimana perjalanan hubungan Tania setelah tahu Milan memiliki tunangan? Ikuti terus keseruan kisahnya.
***
Noted: Novel ini mengandung unsur beladiri/ Action yang tidak cocok untuk di bawah umur. Harap bijak memilih bacaan. Novel ini juga hanya tulisan fiksi pengarang. So harap berkomentar sopan ya reader yang budiman.
Novel ini sedang tahap revisi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Tania
🌟 Jangan lupa LIKE, FAVORIT, dan RATE 🌟
Kamu berusaha menciptakan jarak pemisah diantara kita. Tanpa menatap aku yang kesakitan. Kamu bahkan menguburkan semua kenangan indah yang baru saja kita mulai. Kamu bunuh semua rasamu dan harapan hingga membuat aku muak dan lelah. Aku bahkan berjalan tertatih di atas perih ini. Bahkan nanti ... aku tidak tahu masih sanggup melihat kamu bersama dirinya atau pun tidak, batin Edo, ia hanya mengamati sikap Tania dalam diamnya.
Milan berjalan menyusuri beberapa butik baju yang berderet di mall pusat perbelanjaan tersebut sambil melenggang santai menggenggam erat tangan Tania. Berbagai pakaian mulai dari yang bergaya santai sampai gaun formal berkelas pun ia tawarkan untuk Tania.
Akan tetapi, melihat Raya dan Edo terus memperhatikannya, Tania menolak dengan sengaja tawaran Milan. Membuat emosi pria dingin berwajah rupawan itu kian membuncah karenanya.
Milan merasa dirinya tidak dihargai. Tania bahkan menolak semua pemberiannya, membuatnya semakin frustasi saja di depan keluarga yang sejak dulu ia benci.
"Tania, jangan pernah menolak apa pun yang aku berikan untuk kamu. Belum tentu kamu masih bisa membelinya sendiri, kamu hanya gadis sebatang kara sekarang! Tak ubahnya pengamen jalanan yang meminta imbalan untuk pekerjaan sepele," ucap Milan, dengan raut wajah sinis.
"Bukankah, kamu yang membuat aku dipandang seperti itu? Derajat manusia sama di mata Tuhannya, Milan. Manusia itu sendiri yang memberikan kesimpulan hingga terlihat berbeda." Tania berusaha melepaskan genggaman tangan Milan yang justru semakin erat.
Milan mendesah perlahan. Mata tajamnya menatap intens dengan jarak yang terkikis. Perlahan Milan mencondongkan tubuhnya. Hampir saja bibirnya menyentuh daun telinga Tania jika saja gadis itu tidak gesit memundurkan tubuhnya. Kini Tania bergidik ngeri tiap Milan mendekatinya.
"Kalau begitu kamu belum mengenal Milan Mahardika," ucap Milan, memang terdengar lirih di telinga Tania. Namun, Milan menekankan ucapannya, membuat Tania menajamkan tatapan matanya.
Tania memilih sembarang baju, ia sesekali menengadah menatap langit-langit. Berusaha agar bulir bening tidak berhasil lolos mengalir ke pipinya yang mulus.
Saat itu, Milan melihat celah kesempatan untuk membuat Tania takluk dan jera kepadanya.
"Ayo kita pulang," ajak Milan, setelah selesai membayar barang belanjaannya.
Tania menoleh menatap Edo yang sejak tadi memperhatikannya dengan tatapan mata teduhnya. Tergambar jelas, jika pria tersebut sebenarnya tidak rela jika Tania menikahi Milan.
Berbagai pemikiran buruk pun melintas di benak Edo seketika. Mulai dari gadis yang tega memanfaatkan kekayaan, hingga gadis munafik yang tega berkhianat demi pria yang lebih tampan dan juga mapan.
Milan sedikit menyeret Tania dan mulai berjalan meninggalkan mall tersebut. Tawa seringai kecut seketika Milan tampakkan ketika Tania mulai masuk ke dalam mobil yang mereka tumpangi.
"Langsung pulang saja, mendekati hari pernikahan tidak baik kita keluyuran di jalanan," ujar Milan.
Membuat kecurigaan Tania luntur seketika. Ia masih mengingat guratan wajah sedih yang selalu Edo tampakkan sebelumnya. Tania terus saja mengingat bayangan Edo dengan rasa bersalah.
Setelah itu, sepanjang perjalanan Tania memilih memejamkan mata meski sesekali terbangun dan menoleh ke arah luar jendela mobil.
***
"Tania, kita sudah sampai. Aku ingin melihat kamu mengenakan salah satu pakaian yang baru saja aku beli untukmu," ucap Milan membuyarkan lamunan Tania, yang sejak tadi ia memaku entah apa yang ia pikirkan sebenarnya terlihat bingung dengan ucapan Milan.
Milan menyodorkan shopping bag yang sedari tadi ia tenteng. Sorot matanya terlihat tajam. Namun, tanpa ragu Tania menerima uluran shopping bag dari tangan Milan.
"Terimakasih, aku ganti di atas dulu," balas Tania, berusaha bersikap baik meski sebenarnya malas.
"Tunggu! Aku 'kan minta kamu pilih dulu," sergah Milan, rautnya berubah kesal.
Tania sebenarnya curiga. Namun, kecurigaannya tidak ia tampakkan. Matanya terbelalak, bahkan memekik jijik saat mengetahui bahwa isi shopping bag berisi hamster berwarna putih beberapa ekor.
Milan menunggu Tania meneteskan air matanya. Dia begitu ambisius menunggu air mata gadis itu. Akan menangiskah dia didesak rasa jengkel dan juga rasa takut yang luar biasa?
Tapi sia-sia. Tania tidak menangis di depan Milan. Ia sudah tahu jika ini bagian dari rencananya. Tania begitu kesal. Sedih. Marah. Namun, pantang baginya menumpahkan air mata di depan pria yang amat dibencinya.
Tania menghela napas setelah melempar shopping bag dan berlari menapaki anak tangga.
Napas Tania masih memburu, ia berhenti di tengah-tengah anak tangga. Ia menoleh menatap Milan yang tetawa lepas terlihat bahagia dengan kesedihan yang ia rasakan.
Tania tahu betul jika Milan bukan hanya sekedar pria dingin, dan pandai sebagai pebisnis muda. Tetapi Milan juga pria kaya. Ia bahkan mampu membeli apapun untuk melancarkan keinginannya.
Milan bahkan telah sengaja menyuruh teman-temannya tanpa sepengetahuan Tania untuk menaruh hamster di mobilnya dengan bantuan Pak Burhan yang sengaja menunggu di depan mobil sebelumnya.
Disela-sela tawa Milan yang menggelegar memenuhi ruangan, Edo masuk dan berjalan cepat memeluk Tania yang masih diam mematung di tangga.
"Tania, kamu baik-baik saja?" tanya Edo memastikan.
Tadinya Edo tidak ingin lagi menemui Tania. Akan tetapi, ia berencana berpamitan untuk terakhir kalinya. Edo bahkan tidak menyangka jika Milan tega berbuat seperti itu di belakangnya.
"Batalkan pernikahan kalian! Biarkan Tania bebas," pekik Edo.
Tawa dari bibir Milan memudar. Ia terkejut melihat kedatangan Edo secara tiba-tiba. Milan mengedarkan pandangannya, mencari-cari jika saja anggota keluarganya yang lain juga ikut serta bersama Edo di rumah Tania.
Nihil. Edo datang sendiri tanpa siapapun. Hati Milan lega seketika.
Namun ia begitu geram, langkahnya bedentum ketika bersentuhan dengan lantai. Perlahan ia menapaki keramik yang berjajar rapi menuju anak tangga. Sementara sorot matanya tidak sedikit pun ia lepaskan dari Tania.
"Kamu pikir Tania boneka? Dia selangkah lagi sah menjadi istriku! Jadi lupakan saja rasamu yang ingin memiliki dia lebih dalam sebelum kamu terjatuh dan merasakan sakit," ucap Milan, sembari menarik kerah baju Edo.
Tania memisahkan jarak keduanya. Perlahan, tetapi pasti Tania mendorong kedua pria Kakak beradik itu.
Milan dan Tania saling bertatapan mata, sama-sama tajam. Sama-sama menunjukkan amarahnya. Tetapi Tania tidak mau mengalah dan menunduk. Ia tidak mau sedikit pun terlihat lemah di mata calon suami yang telah memaksanya terikat dalam hubungan pernikahan.
Suatu hari nanti, katanya hampir setiap detik ia ucapkan dalam hati. Akan kupaksa dia berlutut di bawah kakiku. Akan kupaksa dia memohon cinta dan belas kasihku.
Dan ... tekad itu semakin berubah menjadi obsesi bagi Milan.
— To Be Continued
🌠Halo semua, jangan lupa ramaikan kolom komentar kalau minta crazy up ya.
🌟 Terimakasih banyak sudah berkenan mampir membaca karyaku. Semoga kalian juga sudi memberi jempol dan meramaikan kolom komentar ya, kalian pasti penasaran dengan siapa Tania akan menikah bukan? Jadi jangan lupa minta jempolnya ya guys. Salam hangat Lintang untuk kalian.
Salam cintaku.
Lintang (Lia Taufik).
Found me on IG: lia_lintang08