NovelToon NovelToon
Belenggu Terindah

Belenggu Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintamanis
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: wasabitjcc

Ilya Perry-Ivanova menikahi Nicholas Duncan hanya untuk satu tujuan: melarikan diri dari sangkar emas neneknya yang posesif.

Tapi Nicholas Duncan, sang pecinta kebebasan sejati, membenci setiap detik dari pernikahan itu.
Tujuannya Nick hanya satu: melepaskan diri dari belenggu pernikahannya, yang mana berarti Ilya. Istrinya yang paling indah dan jelita.

Ketika satu pihak berlari ke dalam ikatan itu, dan pihak lain mati-matian berlari keluar, mampukah mereka selamat dari perang rumah tangga yang mereka ciptakan sendiri?

×wasabitjcc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wasabitjcc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Pertanyaan Janggal

Dalam ketenangan kamarnya yang terpisah dari Ilya, Nick berbaring di tempat tidur king-size dan membiarkan pikirannya berputar. Ironisnya, alih-alih menikmati kebebasan yang baru ia dapatkan, fokus Nick justru teralih sepenuhnya pada ketiadaan sosok Ilya.

Kekosongan di sisi kirinya membuat Nick bertanya-tanya.

Memang, Nick yang menginginkan perempuan itu jauh darinya. Namun, Nick mengharapkan adanya perlawanan. Nick siap melawan Ilya. Tapi apa ini? Mengapa perempuan itu melepaskannya dengan suka-rela?

Nick jadi menyadari beberapa hal lain juga dari Ilya, bahwa sikap Ilya telah mengalami pergeseran halus dan signifikan sejak mereka menginjakkan kaki di Maui.

Saat di Miami, Ilya adalah seorang parasit emosional yang terus-menerus menempel padanya. Memaksa menggenggam tangannya, memberikan tatapan mata yang penuh cinta, dan menggunakan nada suara yang terlalu cerewet dan manja saat berbicara dengannya.

Singkatnya, tingkah Ilya selama di Miami selalu mengiritasinya dan membuatnya ingin melarikan diri.

Namun, hari ini, setelah mereka sampai di Maui dan tidur di kamar terpisah, Ilya yang selalu memaksakan romantisme padanya seolah-olah lenyap. Ilya tidak lagi merengek manja padanya, tidak memaksanya melakukan apa pun yang ia inginkan. Perempuan itu menjadi lebih simple dan cuekan.

Perhatian Ilya tidak lagi terfokus secara obsesif pada Nick, melainkan tersebar ke sekelilingnya. Ia tergila-gila pada pemandangan, pada jadwal, pada kegembiraan sederhana berada di sana.

Ilya yang sekarang terasa lebih terkontrol, lebih dewasa, dan yang paling mengganggu, terasa berbeda.

...Kenapa dia terasa berbeda?...

Nick memejamkan mata, dan tanpa sadar, pikirannya melayang kembali ke sebulan terakhir. Sebulan yang dihabiskannya bersama Ilya—berbaring dalam satu kamar dan ranjang yang sama, dan betapa sebulanan itu, Nick telah menjalani ujian kedisiplinan yang melelahkan setiap malamnya.

Sebagai pria, bohong besar jika Nick mengatakan dirinya tidak merasakan apa-apa terhadap Ilya. Ketika perempuan jelita itu memeluknya dalam tidurnya, melingkari tubuhnya dengan kaki jenjang nan halus, dan bernapas di lehernya, Nick pasti merasakan sesuatu. Dia adalah pria normal.

Terlalu normal dan sehat untuk godaan sebesar itu.

"Aku seharusnya bersyukur kami tidak sekamar," kata Nick pada dirinya sendiri. Setidaknya, malam ini dan malam-malamnya kedepan di Maui, ia tidak perlu mencemaskan terbangun tengah malam untuk menenangkan reaksi tubuhnya. Ia tidak perlu pergi ke balkon untuk merasakan angin dingin meredakan panas di tubuhnya, tidak perlu mandi air dingin untuk meredakan gemuruh di tubuhnya, dan tidak perlu merasakan kehangatan wanita itu melingkupinya.

"Malam ini akan jadi malam yang tenang," gumam Nick lagi. Ia tersenyum puas pada dirinya sendiri. Ia akan tidur nyenyak.

Lamunan Nick yang penuh kontradiksi dengan kegundahan hatinya itu terjeda oleh ketukan pelan di pintu. Sebelum Nick sempat menjawab, pintu sudah terbuka sedikit, dan Ilya menyembulkan kepalanya ke dalam.

Ilya tersenyum lebar. Nick menjadi curiga. Ilya tidak akan meminta sekamar dengannya sekarang, kan?

"Aku tahu kamu beristirahat," ujar Ilya, "tapi aku menemukan tempat yang sempurna untuk makan malam. Tempat yang direkomendasikan Josh. Dekat dari sini. Kamu mau ikut?"

"Siapa Josh?" Dan kenapa pria itu mengobrol dengan Ilya?

"Security di depan."

Huh?

"Apa kamu pergi keluar tanpa sepengetahuanku?"

"Aku tidak pergi, aku cuma berkeliling dan melihat-lihat pemandangan di luar."

"Ya, dan kamu bertemu Josh."

"Tepat sekali." Ilya nyengir lagi. "Kamu mau ikut?"

"Aku tidak mau makan di tempat yang direkomendasikan oleh orang yang tidak terpercaya."

"What? Josh adalah penduduk lokal Maui, dia lebih tahu dari kamu." Kegembiraan Ilya pudar menjadi kekesalan.

"Penduduk lokal atau bukan, itu tidak ada kaitannya dengan lidah. Apa yang menurutnya enak belum tentu cocok untukku."

"Ohoo, ya sudah, tuan cerewet. Kalau kamu tidak mau pergi, aku bisa pergi sendiri!" Kesal mendengar tanggapan Nick, Ilya pun menutup pintu kamar Nick dengan tarikan kuat hingga dentumannya memekakan telinga.

Ilya jadi menyesal sudah mengajak pria itu. 

Ilya pikir, karena Nick belum makan malam, Nick akan menyambut ajakan makan malamnya dengan kebaikan. Siapa yang menyangka pria itu malah menunjukkan kecerewetannya perkara lidah saja.

Lagipula, apa orang Amerika boleh cerewet masalah makanan? Bukankah mereka makan tanpa bumbu?

Ilya meninggalkan kamar Nick dan berbelok di ujung tangga. Ia hendak pergi sendirian ketika tiba-tiba saja, tangannya ditahan. Nick mencengkeram pergelangan tangannya.

Betapa cepat pria itu mencegatnya.

"Kamu tidak akan pergi sendirian," suara pria itu berat dan mengancam.

"Aku lapar."

"Oke, tapi kamu tidak akan pergi tanpaku." Nick membuat keputusan sepihak dan menarik Ilya kembali ke kamarnya. Ia membawa Ilya ke dalam kamarnya dan mengunci pintu.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Ilya, keningnya mengkerut tak paham atas tindakan Nick yang jujur saja, sangat absurd.

"Aku akan bersiap-siap, kamu tunggu di situ."

"Haa?" Ilya menatap punggung Nick yang sedang mengobrak-abrik isi kopernya sendiri. Pria itu bahkan belum berbenah dan merapikan pakaiannya.

"Kamu tahu aku bisa menunggu di luar, kan, Nicky?"

Nick menoleh sekilas ke Ilya dan menyeringai remeh. "Aku tidak akan merisikokan minggu tenangku untuk itu."

"Untuk apa?"

Nick menemukan kaos hitam polos dari kopernya dan berbalik menghadap Ilya, ia melepaskan kancing kemejanya satu persatu sambil menatap perempuan itu. "Aku tidak mau menghabiskan waktuku di Maui untuk mencarimu, Ratuku."

"Kamu tidak perlu mencariku dan—" karena Nick berganti pakaian di depannya, Ilya mau tak mau memfokuskan perhatiannya pada wajah pria itu.

Ilya tidak akan membiarkan dirinya menatap tubuh Nick yang woah, sekilas saja, terlihat seperti tubuh dewa Yunani yang dipahat oleh Michelangelo sendiri.

Ada apa dengan otot-otot kekar itu?

Bukankah Nick adalah pria kantoran? Kapan dia menyempatkan dirinya untuk membangun tubuh atletis nan indah itu?

'Ilya, stop! Jangan berpikiran aneh-aneh! Jangan terpikat pada tubuh indahnya! Pikirkan hal yang mengerikan! Gempa bumi, luka nanah, wajah Seryozha, kutu air, Nicholas Duncan dalam kaos hitam..., hmmmm....'

"Pertunjukannya selesai," kata Nick, membuyarkan Ilya yang sejak tadi membeku menatapnya. Nick tidak begitu bodoh sebagai pria, Nick tahu dampak pesonanya terhadap wanita. Nick tahu, makanya ia menggunakan itu pada Ilya. Perempuan itu terpaku sepenuhnya. Sangat mudah.

"Kita mau ke mana?" tanya Ilya, saat Nick kembali mendorong pundaknya keluar dari kamar.

"Makan, Ilya. Kamu kelaparan, kan? Atau kamu sudah kenyang melihatku barusan?"

"Kenapa aku kenyang melihatmu, kamu bukan makanan!" Tunggu, apa Nick menggodanya sekarang? Apa Nick tahu apa yang ia pikirkan barusan saat ia mengamati—oh!

Si bajingan itu pasti tahu! Mana mungkin dia tidak tahu! Bahkan kalau dia tidak tahu, kepercayaan dirinya yang tinggi mendekati narsisme pasti membuatnya berpikir Ilya si gadis Rusia ileran melihatnya berganti pakaian.

"Nicky Nick, aku peringatkan padamu, aku mungkin menyukaimu, tapi aku bukan wanita mesum."

"Itu melegakan," sahut Nick, datar. Pengakuan Ilya tidak memberikan pengaruh apa pun pada pengetahuannya. "Kalau kamu mesum, kamu akan tidur di kamar mandi."

Lagipula, Nick sudah tahu informasi itu.

Kalau Ilya adalah wanita mesum yang bernafsu padanya, Ilya pasti sudah menyerangnya di malam pertama mereka. Namun, Ilya tidak. Perempuan itu memakai lingerie pemberian neneknya, memang, tapi lingerie itu hanya berguna sebagai piama. Bukan untuk menggodanya.

Pada malam kedua dan malam-malam berikutnya mereka berbagi kamar bersama, Ilya telah mencampakkan lingerie itu dan memakai piama tidur satin yang tertutup. Ilya tidur di sisi ranjangnya dengan nyaman dan tidak pernah memaksakan situasi yang menjurus terjadi di antara mereka.

Gandengan tangan dan ciuman, Ilya hanya memberikan itu padanya ketika sarapan. Ketika...

Tunggu sebentar, kenapa Ilya tidak bernafsu padanya?

Cinta macam apa yang tidak menyertakan gairah di dalamnya?

Apa Ilya sungguh-sungguh mencintainya?

...----------------...

1
carlos cupu
Jangan berhenti menulis, kami butuh cerita seru seperti ini 😍
Cute/Mm
Cerita yang mencairkan hati, romantis abis!
kozumei
Meresap dalam hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!