Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ²⁷ - culture shock
"Gani?"
"Rifan!"
Dua sahabat yang telah lama tak bertemu kini dipertemukan lagi. Keduanya langsung berpelukan dan duduk.
"Gila! Kau kemana saja? Kenapa mendadak pindah sekolah coba? Aku jadi kehilangan teman contekan tahu nggak!" timpal Gani.
"Sialan kau! Jadi karena itu kau merasa kehilanganku?" balas Rifan.
"Nggak juga sih. Pokoknya semuanya. Tapi kayaknya menurutku Alisha tuh yang kehilangan banget," ungkap Gani.
"Hah?" Rifan otomatis penasaran. Ia bertanya dengan tatapannya.
"Semenjak kau nggak sekolah lagi, dia sering menyendiri gitu. Alisha juga sering bolos, Fan!"
"Kau serius?"
"Iyalah! Dia aur-auran selama itu. Tapi pas kelas tiga kemarin, aku lihat dia mulai membaik dan mau berteman lagi. Tapi katanya dia nggak mau lanjut kuliah. Nggak tahu deh kelanjutannya gimana. Aku yakin kau lebih tahu."
Rifan langsung menggeleng. "Aku udah nggak tahu kabar Alisha lagi semenjak pindah."
"Yang benar? Aku kira hubungan kalian udah kayak saudara. Tapi ternyata enggak?"
"Enggak." Rifan menjawab singkat sambil menatap keluar jendela. Kala itu dia mengobrol banyak dengan Gani. Temannya tersebut juga akan berkuliah di Oxford. Kabar itu tentu membuat Rifan semangat. Setidaknya dia tidak akan kesepian di negeri orang.
Setibanya di London, Rifan dan Gani harus berpisah. Karena Gani kuliah tidak dengan jalur beasiswa, dia tak langsung mendapatkan asrama. Ia harus menunggu beberapa tahun dahulu. Tidak seperti Rifan yang sudah bisa langsung tinggal di asrama. Itu juga merupakan keuntungan beasiswa jalur prestasi.
Kini Rifan sudah tiba di asrama. Di sana ada banyak mahasiswa baru sepertinya yang tampak berbenah kamar masing-masing. Rifan sendiri mendapat kamar bernomor 21. Ia sekarang sudah di depan pintu kamarnya.
Rifan segera membuka pintu. Namun pemandangan di dalam kamar langsung membuat matanya terbelalak. Ada sepasang kekasih yang sedang berciuman di ranjang. Akan tetapi pasangan itu langsung berhenti saat Rifan muncul.
"Sorry!" ucap Rifan yang hendak kembali keluar.
Pasangan asing itu tampak santai dan terkekeh. Si lelaki berkulit hitam itu berucap, "It's okay. Tunggu, apa kau teman sekamarku?"
Rifan berhenti melangkah. "Apa kau di kamar ini juga?" tanggapnya, dan tentu saja dengan bahasa Inggris yang fasih.
"Ya, Bro. Aku Mike, dan ini pacarku, Kelly! Senang bertemu denganmu. Aku dari California, USA." Mike menyapa dengan ramah. Dia dan Rifan bahkan saling bersalaman.
"Aku Rifan, dari--"
"Biar aku tebak! Filiphina kan?" potong Mike. Dari interaksinya, Rifan berpikir cowok ini orang yang seru.
"No, Bro. Indonesia," ralat Rifan.
"Aku tahu negara itu. Aku pernah ke sana bersama pamanku. Yang punya pancuran singa itu bukan?" tanggap Mike.
"No, Mike. Itu Singapura," sahut Rifan.
"Benarkah? Tapi aku yakin..."
"Lupakanlah! Aku tahu Indonesia tidak seterkenal itu. Lain kali aku akan mengajakmu ke sana," kata Rifan.
"Wow! Dengan senang hati," tanggap Mike.
"Maaf mengganggu pertemuan teman sekamar ini, tapi, Mike. Aku sepertinya harus pergi sekarang," sergah Kelly.
"Oke. Aku akan mengantarmu. Silahkan berbenah, Bro. Ranjangmu yang sebelah kiri," kata Mike sembari beranjak dari kamar bersama Kelly.
Rifan mendengus kasar. Dia meletakkan kopernya ke samping ranjang dan telentang. Rifan berniat ingin istirahat dahulu karena sudah melakukan perjalanan yang panjang.
Namun istirahat Rifan tak berlangsung lama. Karena suara berisik dari kamar sebelah harus membuatnya terbangun. Parahnya telinganya langsung disambut dengan suara desahan seksi wanita. Rifan bahkan bisa mendengar suara deritan ranjang yang bergerak menabrak dinding. Ia jadi bisa membayangkan apa yang terjadi di sebelah.
"Aku rasa teman kita di sebelah sedang kasmaran. Sudah beberapa hari ini aku mendengar dia begitu," celetuk Mike yang membuat Rifan tambah kaget. Ia tak tahu kapan teman sekamarnya itu datang. Mike terlihat sibuk bermain game dengan ponselnya.
Rifan menghembuskan nafas dari mulut. Satu hal yang dia sadari sekarang saat sudah berada di negeri orang, yaitu budaya yang berbeda. Pantas saja sang ibu menyinggung perihal kehamilan sebelum dirinya pergi. Ternyata budaya di London lebih bebas, dan Rifan melupakan poin itu saat dia memutuskan memilih kuliah di luar negeri.
"Oh ya, Rifan. Kalau kau mau begitu, tolong letakkan kaos kaki di depan gagang pintu. Aku juga kalau memakai kamar untuk privasi akan meletakkan kaos kaki di gagang pintu nanti. Sebagai teman sekamar, kita harus bisa memahami hal begitu. Kau tak mau kan aku mendadak masuk ke kamar saat kau asyik bercinta dengan pacarmu?" imbuh Mike.
"A-apa?" Rifan dibuat semakin kaget.
Dahi Mike berkerut sambil menatap Rifan. "Are you oke?"
"Aku tidak apa-apa. Aku hanya mengalami culture shock. Di negaraku kami tidak sesantai ini," ungkap Rifan.
"Benarkah? Aku tak menduga itu. Tapi aku yakin kau akan terbiasa. Apalagi banyak wanita cantik di London," goda Mike sambil terkekeh.
Entah kenapa Rifan malah mengingat Alisha. Apalagi kegiatan panas di sebelah masih terdengar. Ia tiba-tiba merindukan Alisha. Rifan berpikir, rasanya dia tidak akan bisa tidur bersama perempuan lain selain cewek itu. Ia merasa memiliki ikatan kuat pada Alisha, dimana Rifan merasa janggal jika harus bersama cewek lain. Membayangkannya saja dia tak bisa.
Ketika kamu memilih untuk hadir tanpa menyembunyikan perasaan atau bagian tertentu dari dirimu, hal itu dapat membantu menciptakan lingkungan di mana kamu merasa diterima apa adanya serta membantu menciptakan hubungan yang lebih dalam dan meningkatkan hubungan..🥰
Kau memanfaatkan waktu luangmu untuk mengambil kerja part time,
Selain mencari pengalaman, kamu juga bisa punya tambahan modal untuk merencanakan sebuah pertemuan kalian bisa lebih seru.
pejuang LDR seringkali butuh lebih banyak modal jika tidak dicermati, bisa membobol tabunganmu jika kamu tak hati-hati.
Andaikan pintu ajaib Doraemon benar-benar ada, kamu nggak akan berjuang dengan susah payah untuk menahan rindu.
Namun sayang kenyataanmya harga tiket perjalanan untuk bertemu dia yang justru nyata ada di hadapanmu...😂🤣
Karena sebaik-baik kita menyembunyikan sesuatu apalagi sesuatu itu adalah aib/keburukan.
Cepat atau lambat Tuhan akan selalu punya cara untuk mengungkapnya..🤫
Kata-kata itu mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa kuat atau berpengaruhnya seseorang, mereka tidak akan pernah bisa lepas dari konsekuensi tindakan mereka..😰
Bagi beberapa pria yang memiliki prinsip tentang moralitas dan agama sepertinya akan berat menerima kenyataan itu tentu ada perasaan kecewa../Panic/