Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keinginan Oma Putri
"Clara."Panggil Ny.Ratna setelah mereka selesai makan.
"Iya Ma?"
"Besok setelah makan siang kita akan pergi berbelanja."Ucap Ny.Ratna.
"Bukankah kemarin sudah?"
"Iya, kalau kemarin kan kamu hanya Mami beliin baju.Tapi besok kamu akan Mami belikan tas, perhiasan, sepatu dan lain-lain, tidak ada penolakan."Ucap Ny.Ratna tersenyum menatap Clara, Clara balas tersenyum tapi dengan terpaksa.
Kalaupun dia menolak pasti Ny.Ratna akan tetap kekeuh mengajak berbelanja dan membelikan ini itu.
...****************...
Setelah mengganti pakaiannya dengan piyama, Tama merebahkan dirinya di atas ranjang sambil memandangi langit-langit kamar.
Tama hanya diam memikirkan Vera, tak lama kemudian dia pun ketiduran.
Sementara itu
Setelah selesai makan malam, Ny.Ratna dan Clara menonton tv sebentar, setelah cukup mereka pun pergi ke kamar masing-masing.
Sesampainya di depan pintu kamar Tama, Clara berdiri mematung.
"Kamu kenapa Clara, masuklah.Kamar Tama juga kamar kamu."Ucap Ny.Ratna saat melihat Clara.
"I-iya Ma, selamat malam."
"Selamat malam."Ucap Ny.Ratna lalu masuk ke kamarnya.
Dengan ragu Clara membuka pintu kamar Tama lalu melangkah masuk, dengan langkah kaki yang pelan dan ragu Clara mendekati ranjang
Dia tidak berani tidur di ranjang Tama, tapi dia juga tidak mau tidur di lantai yang dingin itu.
Clara mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, dan pandangannya berhenti pada permadani yang berada di pojok kamar.
Clara berjalan ke pojok kamar sambil terus memandangi permadani itu, mengapa dia tidak tidur beralaskan dengan permadani, itu lebih baik dari pada tidur di lantai.
Clara dengan segera menggelar permadani itu, mematikan lampu kamar lalu merebahkan dirinya di atas permadani.
Tama tidak ada di sini, tapi entah kenapa Clara begitu takut untuk tidur di ranjangnya Tama.
Keesokan harinya
Tama yang sudah bangun, mandi dan berpakaian rapi itu pun membuka pintu kamarnya, bersamaan dengan itu pintu kamar yang ditempati Reza terbuka.
Mereka saling tatap sejenak sebelum Reza menutup pintu kamarnya lalu berjalan menghampiri Tama, Tama menutup pintu kamarnya.
"Setelah sarapan kita pulang, langsung menuju ke hotel bukan ke rumah."Ucap Tama.
"Baik Tuan."
Tama pergi ke ruang makan untuk sarapan, diikuti oleh Reza.
Sesampainya di ruang makan ternyata Oma Putri sudah ada di sana, Tama dan Reza segera menarik kursi lalu duduk.Mereka mulai makan dengan hening.
"Oma, aku sama Reza mau pulang."Ucap Tama setelah selesai sarapan.
"Menginaplah beberapa hari lagi, kalian baru datang kemarin lho.Masa hari ini sudah mau pulang."Ucap Oma Putri.
"Aku minta maaf Oma, nanti kapan-kapan aku pasti akan ke sini lagi."
"Ya ya baiklah, tapi kamu harus berjanji di kunjungan kamu selanjutnya kamu akan mengajak Clara juga ya."
Tama diam sesaat, sebelum akhirnya mengangguk pelan.
"Oh iya, bagaimana kabarnya Marvel?"Tanya Oma Putri.
"Dia baik-baik saja Oma."Jawab Tama.
"Anak itu benar-benar, dia tidak pernah menelepon Oma.Berkunjung ke sini 1 tahun sekali itu pun belum tentu, apa dia sudah lupa dengan Oma nya ini."Ucap Oma Putri kesal.
"Ya mungkin Marvel sibuk Oma, jadi tidak sempat menghubungi Oma."
"Apa, sibuk.Apa dia hanya bekerja saja selama 24 jam, usianya juga sudah 27 tahun.Apa dia tidak ingin menikah, dan memiliki anak?"
"Ya mana aku tahu Oma."Ucap Tama mengangkat kedua bahunya.
"Oh iya, kamu kan sudah menikah.Kapan kamu akan memberikan cicit untuk Oma, Oma sudah tidak sabar."Ucap Oma Putri tiba-tiba.
Reza yang sedari awal hanya diam mendengarkan percakapan Oma Putri dan Tama pun seketika menoleh ke arah Tama.
"Belum tahu Oma."Ucap Tama datar, lebih tepatnya dia tidak mau memiliki anak dengan Clara.
"Ah iya iya Oma paham, kalian masih ingin menghabiskan waktu berdua saja kan sebelum nanti disibukkan dengan mengurus anak."
Tama hanya diam, malas menanggapi.
"Dan kamu Reza, berapa umur kamu?"Tanya Oma Putri menoleh ke arah Reza.
"25 Oma."Jawab Reza tersenyum.
"Apa kamu sudah menikah?"
"Belum Oma."
"Kenapa?"
"Belum ada calonnya Oma."Jawab Reza.
"Astaga."Ucap Oma Putri tertawa, sementara Tama hanya memutar kedua bola matanya malas.
"Apa mau Oma saja yang mencarikan kamu calon?"
"Aahh Oma, bisa aja."Ucap Reza malu-malu.
"Kalau begitu aku pulang dulu Oma."Ucap Tama menyalami tangan Oma Putri, diikuti Reza.
"Hati-hati di jalan."Ucap Oma Putri, Tama hanya mengangguk.
Di perjalanan
Reza sedang fokus mengemudi, sementara Tama sibuk mengotak-atik tabletnya Reza.Mereka akan mengembalikan mobil yang sudah mereka sewa ini setelah itu ke bandara dengan menaiki taxi.
"Tuan."Panggil Reza.
"Hmmm."Jawab Tama tanpa mengalihkan pandangannya dari tablet.
"Anda jangan lupa ya dengan keinginan Oma tadi, segera wujudkan."
Tama menoleh ke arah Reza.
"Memangnya apa keinginannya Oma?"Tanya Tama.
"Cicit."Jawab Reza enteng dengan fokus memperhatikan jalan di depan.
"Dengar ini baik-baik ya Reza, anak saya tidak akan lahir dari rahim seorang ART rendahan seperti Clara.Dan ya, saya sama sekali tidak tertarik dengan ART itu, melihatnya saja saya tidak ingin!"Ucap Tama pelan penuh penekanan.
"Lalu, Anda ingin anak Anda lahir dari rahim siapa.Kalau mau numpang di saya, maaf Tuan saya tidak punya rahim."Ucap Reza santai.
"Berhentilah bicara omong kosong Reza, tentu saja nanti anak saya akan lahir dari rahim Vera, Vera Violeta, apa kamu paham.Diam dan jangan bicara lagi, atau kamu saya keluarkan dari bumi!!"Ucap Tama marah, Reza hanya diam dan lebih fokus melihat jalan di depan.
Tama yang kesal melemparkan tablet Reza ke arah belakang, dan beruntungnya Reza tabletnya jatuh di atas kursi mobil.
"Apa, mau marah?"Ucap Tama sewot, karena dia sempat melihat Reza melirik ke arah spion kecil untuk melihat tabletnya di kursi belakang.
"Enggak Tuan, nanti saja di rumah saya marahnya."
"Mau marah sama siapa kamu di rumah, saya kan tidak ikut pulang ke rumah kamu?"Tanya Tama.
"Mau marah sama diri saya sendiri Tuan."Jawab Reza.
"Sesampainya nanti di hotel kamu harus traktir semua pegawai termasuk saya, tapi saya mau makanan yang berbeda dengan makanan yang kamu belikan untuk pegawai."Ucap Tama.
"Iya Tuan."Ucap Reza menghela napas panjang.
...****************...
Ny.Ratna dan Clara sedang makan siang dengan hening.
"Clara, kamu tidak lupa kan kalau hari ini kita akan pergi berbelanja setelah makan siang?"Ucap Ny.Ratna setelah selesai makan siang.
"Iya Ma, tapi aku mau bantuin Bu Nur dulu beresin meja makan dan cuci piring."